Gagal Berarti Pejuang (1)

Oleh: Joni Hendra Tarigan (Pengalengan, Jabar)

 

 

joni hendra tariganbelajarBelajar adalah bagian yang takkan pernah berhenti kita lakukan dalam memaknai  kehidupan ini. Ketika kita dilahirkan, kita belajar memahami alam  yang jauh berbeda dengan alam ketika kita di kandungan.  Hasil belajar kita ketika perubahan itu adalah menangis. Tangisan pertama kita itu bukanlah ungkapan kesedihan, bukan pula kebahagiaan. Itu adalah tangisan pertanda kita mulai belajar menjalani kehidupan.

Detik, menit, hari dan bahkan   sudah berulangkali kita menerima ucapan selamat ulang tahun.  Kita bertumbuh, memahami sekitar. Hasil belajar tidak lagi hanya tangisan, tetapi juga lewat suara yang bagi orang dewasa tidak jelas apa artinya. Kemudian semakin bertumbuh, suara tawa jadi pertanda lagi kita ternyata tetap belajar dan belajar.


[one_fourth]
Tangisan yang dulu, kini sudah berarti ungkapan sakit
[/one_fourth]

Dulu, yang hanya  terbaring dan berguling, kemudian mulai merangkak, duduk dan kemudian mulai belajar lagi untuk lebih. Mulailah kita belajar berdiri dan terjatuh. Tangisan yang dulu, kini sudah berarti ungkapan sakit yang kita alami karena terduduk saat kita mencoba berdiri. Pada dasarnya, manusia akan berusaha menjalani hidupnya. Jatuh berkali-kali akhirnya bisa berdiri tegak, dan menjadi sosok yang berhati-hati untuk bertengger di kedua kakinya.

Pelajaran itu terus berlanjut.  Kaki mulai bergerak, keinginan manusia untuk mencapai tujuannya membuat ia harus melangkah. Pelajarannya adalah bagaiman melangkahkan kaki. Baru berdiri dan tertatih-tatih untuk memulai langkah.

Tidak ada seorang manusia pun yang tidak pernah terjatuh dalam pelajaran ini. Jatuh dan bangun.

BERSAMBUNG


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.