Kolom Eko Kuntadhi: GANJIL-GENAP YANG GANJIL

Jakarta hari ini mulai lagi diberlakukan ganjil genap. Yups, di tengah wabah yang masih mengancam, kebijakan itu diterapkan lagi. Kebijakan ganjil genap tujuan utamanya untuk memgurangi jumlah kendaraan di jalan. Jadi kendaraan berplat nomor ganjil, hanya boleh beroperasi di tanggal ganjil. Juga sebaliknya.

Dengan begitu, hanya separuh mobil pribadi yang berjalan setiap hari.

Mereka yang tadinya ke kantor memakai mobil pribadi, diarahkan untuk beralih ke kendaraan umum.

Begitulah pola kebijakan ganjil genap diterapkan. Dan kita tahu, kendaraan unum di Jakarta itu lumayan berjejal penumpangnya. Ya, bus Transjakarta, KRL, Bus kota, Metromini, Mikrolet, dll.

Ganjil-genap tidak membuat orang beraktifitas di rumah. Ganjil genap hanya memindahkan moda transportasi, dari mobil pribadi ke kendaraan umum. Artinya, ketika kebijakan itu ditetapkan, mau tidak mau kendaraan umum bertambah penumpangnya. Padat. Uwel-uwelan.

Pagi tadi, ketika ganjil genap diterapkan lagi, penumpang KRL meningkat 6%.

Di tengah pendemi kayak gini, Upin-Ipin juga tahu, naik kendaraan pribadi resiko tertular Covid19 jauh lebih kecil ketimbang naik kendaraan umum.

Tapi itulah Jakarta.

Ingat kan, saat awal-awal pendemi. Jakarta membatasi jumlah bus TJ. Alasannya agar orang gak ke kantor.

Apa yang terjadi? Justru antrian mengular. Orang tetap beraktifitas untuk ekonominya. Dan ketika jumlah armada dibatasi, justru resiko penularan makin tinggi.

Kini logika yang sama mau ditetapkan dengan ganjil genap.

Entahlah, apakah memang Jakarta mendorong agar virus ini bisa dirasakan semua warganya. Agar penularannya semakin cepat. Mungkin nuga sebagai persujudan keadilan sosial : semua harus tertular.

Saya khawatir kebijakan ini sebetulnya cuma efek kejut lagi. Seperti yang disampaikan Anies Baswedan saat Pemda DKI mengurangi armada TJ.

Kalau soal efek kejut, sejak awal kita semua juga sudah terkejut. Kok, ada kebijakan yang diambil, justru selalu menjerumuskan masyarakatnya.

Kebijakannya emang ganjil genap. Tapi Gubernurnya cuma ganjil doang. Gak ada genap-genapnya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.