Kolom Eko Kuntadhi: GEBRAKAN JOKOWI DI KABINET RESHUFFLE

Bekas Cawapres Sandiaga Uno, kini duduk sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabinet Jokowi. Capresnya sendiri (Prabowo Subianto) sudah lebih dulu menikmati kursi Menhan. Artinya, yang dulu bersaing. Kini bekerjasama. Begitulah alur politik.

Semua hanyalah permainan.

Selain Sandi, ada juga Budi Gunadi Sadikin. Tadinya duduk sebagai wakil Menteri BUMN. Kini diangkat sebagai Menkes. Dalam sejarah, baru kali ini Menkes dijabat bukan orang kesehatan.

Budi Gunadi adalah lulusan ITB jurusan Fisika. Karirnya banyak di dunia perbankan. Ia akrab dengan dunia bisnis. Kini menjabat Menkes, yang harus mengurusi kesehatan masyarakat. Sekali lagi, ini menunjukan cara berfikir Jokowi yang out of the box.

Saat ini dunia sedang menghadapi pandemi. Problem kesehatan langsung bersentuhan dengan masalah ekonomi. Jika menteri yang mengurus kesehatan melulu sibuk dengan dunia medis, ia akan gagal melihat masalah secara lebih luas.

Seorang Menteri Kesehatan bukan dokter. Bukan tenaga medis. Ia diwajibkan menjadi dirijen dari semua layanan kesehatan. Fungsi manajerial lebih dibutuhkan ketimbang teknis kedokteran. Untuk itulah seorang bankir diangkat menjadi Menkes.

Kalau soal Bu Risma yang diangkat sebagai Mensos menggantikan Juliari Batubara, isunya sudah lumayan beredar sejak dua minggu lalu. Kader PDIP, menggantikan kader PDIP. Wajar sih.

Yang agak menarik adalah naiknya Gus Yaqut, Ketua GP Ansor, anggota DPR dari PKB sebagai Menag. Kita tahu, suara Gus Yaqut sangat keras kalau bicara soal radikalisme. Ia selalu tampil di depan menyuarakan perlawanan pada para pengasong agama.

Dengan duduknya Gus Yaqut sebagai Menag kita bisa berharap banyak padanya. Setidaknya program Kemenag untuk melawan kecambah kelompok-kelompok radikal akan makin jelas. Sikap Menag tidak lagi abu-abu. Keberpihakan pada semua agama di Indonesia harus diwujudkan dalam kebijakan yang konkrit.

Gus Yaqut bukan lagi mewakili Ansor. Ia bukan hanya kader NU. Bukan juga politisi PKB. Tapi ia adalah menteri agama yang mewadahi semua agama di Indonesia. Menteri lain yang baru duduk adalah M. Lutfi.

Dulu Lutfi juga pernah duduk sebagai Mendag dan Ketua BKPM. Kini ia kembali ke jabatan lamanya sebagai Mendag. Sedangkan Menteri KKP dijabat oleh Wahyu Sakti Trenggono. Sebelumnya Wakil Menteri Pertahanan.

Kalau dilihat, komposisi Menteri yang sekarang tidak mengurangi jatah partai. Juliari kader PDIP yang Mensos digantikan Risma, juga kader PDIP. Sementara Edy Prabowo kader Gerindra yang dicokok KPK, digantikan Sandi.

Meski di Kementerian yang berbeda.

Begitupun Agus Suparmanto, Menteri Perdagangan yang merupakan rekomendasi PKB. Jatahnya dialihkan ke Gus Yaqut, meski beda posisi. Kita berharap gebrakan orang-orang baru ini lebih nyata dan konkrit. Setidaknya mereka bisa langsung tancap gas. Gak lagi meraba-raba. Apalagi tulalit.

Ketika Sandiaga Uno duduk sebagai Menteri, sudah jelas residu Pilpres gak bersisa lagi. Persaingan politik sudah selesai. Yang ada sekarang adalah gimana pemerintah bekerja untuk rakyat.

Kalau mau dibilang siapa yang harus dilawan sekarang, adalah gerombolan pengasong agama. Mereka inilah yang menjadi penghambat kemajuan bangsa. Residu Pilpres 2019 sudah selesai. Tapi residu pengasong agama makin mengganggu. Untuk itulah kita berharap pada Gus Yaqut.

Kita berdoa semoga suara Gus Yaqut tetap menggelegar apalagi saat berhadapan dengan gerombolan takfiri dan preman berjubah.

“Mas, posisi Rizieq masih sama kan? Tetap sebagai tahanan Polda?” tanya Kumkum tiba-tiba.

Au ah, gelap…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.