GEJOLAK HARGA SAWIT DI LANGKAT (SUMUT)

MARIETTA KACARIBU. LANGKAT — Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya melimpah. Salah satu sumber daya yang dimiliki negara ini adalah kesuburan tanahnya dengan pertanian andalannya antara lain adalah kelapa sawit. Namo Sialang (Kecamatan Batangserangan, Langkat) adalah sebuah desa di Langkat dengan penduduk mayoritas Suku Karo dan Suku Jawa menjadikan pertanian kelapa sawit sebagai mata pencaharian utama. Namun, di tengah gejolak harga kelapa sawit, warga harus dapat bertahan.

Salah satu cara yang dilakukan ialah dengan menekan biaya pengeluaran rumah tangga.

Berdasarkan pantauan SORA SIRULO, harga sawit di daerah ini berada pada kisaran Rp. 900 – 950/ kg (harga pada agen kelapa sawit). Hal ini berbanding terbalik dengan harga kelapa sawit beberapa waktu sebelumnyau yaitu Rp. 1.100 – Rp. 1.250/ kg. Ada anggapan berkembang di tengah-tengah masyarakat, bahwasanya harga kelapa sawit akan terus mengalami penurunan. Anggapan atau dugaan ini terkait dengan peristiwa beberapa tahun lalu dimana harga sawit menurun terus hingga berada pada level terendah, yaitu Rp. 500/ kg.

Harga yang sudah begitu rendah ditambah lagi adanya dugaan harga kelapa sawit masih akan terus menurun sangat merisaukan masyarakat. Di samping itu, harga upah panen cukup besar yaitu Rp. 200-250/ kg. Para petani juga kerab mengalami kehilangan tandan sawit akibat maraknya pencurian tandan kelapa sawit.

Warga berharap agar pemerintah secepatnya memperbaiki kondisi harga kelapa sawit agar tidak semakin bergejolak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.