Kolom Edi Sembiring: GMNI DUKUNG PENUH PERJUANGAN PETANI KARO HILIR — Sembako, Masker dan Sirih Mereka Hantarkan

Setelah melakukan aksi jalan kaki selama 45 hari dari Medan, 170 petani yang tergabung dalam Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) akhirnya tiba di Jakarta. Para petani difasilitasi tempat istirahat di Gedung YTKI (Yayasan Tenaga Kerja Indonesia) oleh Kementerian Ketenagakerjaan.

Gedung ini beralamat di Jl. Gatot Subroto, Kuningan (Jakarta).

Koordinator aksi jalan kaki (Sulaiman Sembiring) mengatakan, mereka jalan kaki dari Medan menuju Jakarta dengan tujuan ingin bertemu Presiden Joko Widodo untuk menuntut keadilan. Mereka berjalan kaki 1.812 kilometer untuk mengadu kepada bapak Presiden karena tanah yang mereka tempati telah digusur paksa oleh korporasi PTPN II.

“Sementara Pemkab Deli Serdang dan Pemprov Sumatera Utara membiarkan konflik ini berkepanjangan,” kata Sembiring kepada SORA SIRULO yang kali ini sudah sempat bertemu tatap muka kemarin [Sabtu 6/8].

Sulaiman juga menjelaskan bahwa petani yang sudah hidup di sana sejak 1951 telah mengantongi SK Landreform 1964. Mereka juga sudah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM). Namun, masih digusur juga.

Melihat peristiwa ini, Imanuel Cahyadi Karo-karo selaku Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan petani Simalingkar dan Mencirim atas tanah.

Imanuel Cahyadi Karo-karo menuntut agar Presiden Joko Widodo menemui petani yang sudah berjalan kaki dari Medan ke Jakarta dan turun langsung melihat kondisi lapangan serta menangkap oknum yang melakukan penggusuran paksa. Ia menambahkan bahwa  peristiwa ini  bertentangan dengan  UUD 45 dan UUPA No.5/ 1960 yang merupakan  agenda reforma agraria sejati.

“Penggusuran  ini adalah salah satu kegagalan Pemerintahan Jokowi di sektor agraria, walau sukses di infrastruktur,” tegas Imanuel Cahyadi Karo-karo.

Pada kesempatan ini, Ketua DPP GMNI Bidang Nelayan dan Buruh (Ari) menyampaikan bahwa selain mendukung perjuangan petani Simalingkar dan Mencirim, GMNI memberikan sedikit bantuan yakni 30 paket sembako berupa beras, minyak goreng, gula dan mie instan.

“Agar aksi tetap sesuai protokol kesehatan, GMNI juga memberikan 200 masker dan sanitizer untuk mencegah petani terserang Covid-19. Ini  adalah wujud dari rasa solidaritas terhadap sesama anak bangsa Indonesia yang masih belum mendapat keadilan di Tanah Air,” kata Ari.

Dalam kesempatan ini, Ari juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung perjuangan petani Simalingkar dan Mencirim serta mengingatkan pemerintahan Joko Widodo agar menjalankan reforma agraria sejati agar tidak terjadi gelombang aksi massa besar-besaran.

Agar semangat para pejuang Tani Karo Hilir terus menyala-nyala, Imanuel Cahyadi Karo-karo bersama Andi Junianto Barus juga membagikan belo (daun Sirih).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.