Kolom Boen Syafi’i: HALUSINASI KOK TINGGI AMAT?

Setelah candi Borobudur diklaim buatan Sulaiman, setelah candi Boko diklaim dibangun istrinya Sulaiman, setelah Gajah Mada diislamkan dengan nama Arab Gaj Ahmada, dan kini terbit lagi bahwa Nabinya umat Islam dikatakan Si Hidayat, pernah mampir ke Nusantara. Sebelum ke Madinah. Duh Gusti, cocokologi model apalagi ini?

Mbok yo kalau halusinasi itu jangan ketinggian. Ntar kalau ketabrak pesawat njur piye, jal?

Iya, saya maklum bahwa Nusantara ini memang terlalu “seksi” untuk tidak dicocokologikan. Wong alamnya indah seperti surga imajinasi Bangsa Arab. Wong penduduknya (yang masih memegang teguh Budaya Nusantara) karakternya ramah, baik hati, suka menolong, pengertian, dan rajin menabung.

Tapi ya, tidak sekenthir inilah. Masak cocokologi kok sampai kebacut (kelewatan)?

Belum puaskah cerita hoax yang menyebut si Subakir, seorang utusan dari kekhalifahan Ottoman Turki yang konon katanya membersihkan Tanah Jawa yang saat itu masih berupa hutan belantara dan belum dihuni manusia dari bangsa siluman, lelembut, genderuwo (termasuk si penulis)?

“Eh, kenapa cerita itu hoax?”

Ya tentu hoax, sangat sangat hoax. Wong kekhalifahan Ottoman Turki saja berdiri pada Abad 12 M dan Subakir sendiri datang ke sini pada Abad ke 14 M. Kok bisa bisanya dikatakan Tanah Jawa saat itu tidak berpenghuni manusia?

Lha, terus Kerajaan Tarumanegara yang berdiri pada Abad ke 4 M dan candi megah nan artistik Borobudur pada abad ke 8 M itu yang membangun siapa? Gundala Putra Petir dan Sailor Moon kah?

Ah semakin beragama itu mbok yo jangan malah menjadi kenthir. Masak peradaban kita dibangun atas dasar kebohongan. Apalagi memaksakan keyakinan dengan meninggalkan “otak” dengan mencocokologikan sesuatu yang justru terasa aneh dan janggal jika dinalar.

Agama itu harusnya tidak bertentangan dengan kemanusiaan, sains, histori dan logika. Jika agama cuma menyuruh untuk yaqueen saja tanpa boleh menggunakan akal dan logika, maka apa bedanya umat tersebut dengan kerbau yang dicocok hidungnya?

Adakah orang gila yang diyakini sebagai orang suci, diciumi tangannya, diperebutkan puntung rokoknya dan bahkan sampai air kencingnnya pula? Jawabnya ada. Di mana? Ya di dalam agama.

Baper? Saya gak nyuruh anda membaca tulisan saya, lho. Tapi, kalau gak sengaja kebaca, maka saya cuma bisa ikut prihatin, sambil berkata: “Kuapoookkk..”

Maturnuwun ???

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.