ARISTON GINTING. MEDAN. Di suatu hari di awal tahun 2015, sekelompok orang Karo berkunjung ke salah satu rumah makan BPK di kawasan Jl. Jamin
Ginting. Mereka memesan makanan sesuai selera. Tak lupa mereka memesan minum yang cukup khas yaitu lau pola (nira manis). Waktu itu, harga lau pola sekitar Rp. 5.000 per botol aqua.
Beberapa minggu yang lalu, sekelompok orang Karo lainnya mengunjungi rumah makan yang sama dan, lagi-lagi, memesan minuman lau pola (nira manis). Salah seorang diantara kelompok itu yang memang sudah langganan dan dikenal baik oleh pemilik rumah makan itu mencoba bercanda dengan mengatakan: “Wah, sudah naik harga BPK dari biasanya.”
Pemilik rumah makan menjawab: “Bukan harga BPK yang naik, tapi harga niranya.”
“ Sekaang sedang musim kemarau, kata penyadap nira,” tambah pemilik rumah makan.
Sekelompok pelanggan itu pun tertawa ketika pemilik rumah makan berkata: “Dulu memang Rp. 5.000 per botol, tapi sekarang sudah menjadi Rp. 8.000 per botolnya.”
Hari ini [Rabu 8/7], reporterndu memeasan nira manis di sebuah rumah makan Simpang Pemda (Tanjungsari), Medan. Alangkah terkejutnya, ternyata harga per botolnya sudah mencapai Rp. 10.000.
Sora Sirulo belum begitu memahami apa penyebab kenaikan drastic dari harga nira manis ini.