Sirulo TV: Hari Raja Belanda (Koningsdag) 2016 di Leiderdorp

Laporan ITA APULINA TARIGAN dari Leiderdorp (Belanda)

 

 

koningsdag
Penulis (kanan) saat kukunya dicat oleh seorang anak Belanda.

Koningsdag adalah Hari Raja yang setiap tahun diperingati oleh warga Belanda dengan bersukacita. Biasanya perayaan ini dilaksanakan berhari-hari dengan berbagai macam kegiatan. Tepat hari ini [Rabu 27/4] adalah mulainya perayaan. Rumah-rumah warga dipasang bendera Belanda dan bendera Oranye. Banyak orang berseliweran dengan warna oranye.

Hari ini kami berkunjung ke wilayah kota tradisional Leiderdorp, pusat perayaan Koningsdag. Kota tua ini adalah warisan budaya kota Leiderdorp, ditandai dengan banyaknya bangunan tua yang tahun berdirinya sekitar Abad 14.

koningsdag 3Kegiatan hari ini adalah pasar murah yang khusus diadakan untuk anak-anak. Banyak anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mereka menggelar barang dagangan, yaitu barang bekas mereka sendiri. Seperti: mainan, baju, sepatu, buku, perhiasan dan ada juga yang menjual makanan dan jasa.

Saya sempat mencoba jasa seorang anak kecil untuk mencat kuku saya dengan kuteks berwarna perak. Sebelum dia mencat kuku, saya ditawarkan sepotong permen. Untuk mencat 10 jari, gadis kecil itu menetapkan tarif 20 sen. Saya kunyah permennya, si gadis kecil mulai mencat kuku dan di seberang jalan seorang lelaki kecil mulai mengamen memainkan biola.

Setelah kuku selesai, perjalanan diteruskan. Masih gadis kecil lagi dengan muka dicat bergambar harimau oranye berteriak-teriak mengiklankan dagangannya. “2 buku 1 Euro, 2 buku 1 Euro bisa dibeli di sana,” teriaknya penuh semangat sambil menunjuk lapaknya.

Orang-orang dewasa yang berlalulalang tersenyum melihat kegigihan si gadis harimau. Tak jauh dari situ, seorang anak lelaki malu-malu menjualkan panekoek (pancake, cimpa tuang) buatannya yang terakhir. Meja kecilnya berisi 1 buah hotdog, 1 panekoek dan gula.




Saya beli panekoek dengan harga 50 sen. Lalu, ayahnya datang membantunya membungkus dengan aluminium foil. Enak juga. Sambil menikmati panekoek, saya memperhatikan anak lelaki lain yang dikerubungi pembeli. Ternyata dia berjualan kembang gula, gula sabut kata orang Karo. Adegan yang paling menarik adalah ketika pembeli cilik dan penjual cilik tawar menawar. Penuh persahabatan tetapi tetap logis.

Tradisi pasar murah anak-anak ini ternyata sudah lama sekali berjalan di Belanda. Kegiatan ini sangat dihargai sekali oleh masyarakat Belanda, karena sejak dini anak-anak sudah diajarkan menghargai uang dan menjaga barang-barang mereka. Sayangnya, pasar murah anak-anak ini sudah mulai disusupi orang dewasa yang turut mencari untung. Namanya orang dewasa, jelas sekali dagangannya kebutuhan orang dewasa, bukan anak-anak.









Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.