HUBUNGAN TIONGKOK – RUSIA — Sebuah Paradigma Baru dalam Hubungan Internasional Abad 21

ANG SAN MEI. BEIJING (Tiongkok) — Hubungan Tiongkok dan Rusia semakin erat seiring dengan aksi kedua negara yang mengambil langkah-langkah berani dalam mengatasi berbagai tantangan global yang luar biasa, seperti pandemi Covid-19. Hubungan yang semakin erat ini terlihat dari sebuah pertemuan virtual [Rabu 15/12] antara Presiden Tiongkok (Xi Jinping) dan Presiden Rusia (Vladimir Putin).

Kedua pemimpin menilai hubungan ini sebagai “paradigma baru dalam hubungan internasional abad 21” dan bertekad meningkatkannya dalam semua aspek.

Model kerja sama pada abad ke-21

Dalam pertemuan ini, Xi menggarisbawahi perkembangan baik dalam hubungan bilateral dan kerja sama erat antara kedua negara di beragam bidang.

Dia sangat memuji dukungan Rusia untuk Tiongkok dalam memperjuangkan kepentingan nasional dan menolak upaya yang memecah belah hubungan kedua negara.

Xi mencatat bahwa tahun ini merupakan peringatan 20 tahun Traktat Tiongkok-Rusia tentang Negara Tetangga yang Baik dan Persahabatan. Kedua negara juga telah melanjutkan traktat ini selama lima tahun ke depan. Menurut Xi, perpanjangan traktat ini memiliki semangat dan makna baru.

Kedua negara akan saling mendukung isu-isu kepentingan nasional, serta mempertahankan martabat nasional dan kepentingan bersama, seperti yang disampaikan Xi.

Xi juga siap bekerja sama dengan Putin untuk menyusun garis-garis besar baru dalam kerja sama bilateral berdasarkan pencapaian yang dibuat kedua pihak pada tahun ini. Dengan demikian, hubungan ini ditingkatkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Rekor baru dalam volume perdagangan bilateral

Tentang perdagangan bilateral, Xi memuji kekuatan politik dan potensi besar dalam aktivitas perdagangan Tiongkok dan Rusia sepanjang tiga triwulan pertama pada 2021, dan, untuk pertama kali, angka perdagangan bilateral ini menembus $100 miliar.

Menurut Xi, sepanjang tahun 2021, perdagangan bilateral akan mencetak rekor baru.

Merujuk Tahun Inovasi Sains dan Teknologi Tiongkok-Rusia yang ditutup pada November lalu, Xi berkata bahwa serangkaian proyek strategis telah berjalan dengan lancar, sementara sinergi antara Belt and Road Initiative dan Eurasian Economic Union juga bertambah baik.

Mengupayakan pembangunan bersama berdasarkan kerja sama

Presiden Tiongkok juga mengajak kedua negara membagikan peluang pembangunan, serta mengangkat kerja sama bilateral di bidang energi dan penanganan Covid-19.

Menurut Xi, Tiongkok dan Rusia harus meningkatkan kerja sama di sektor energi baru dan mempererat kerja sama di bidang energi konvensional selain energi nuklir serta energi terbarukan.

Mengenai Inisiatif Pembangunan Global yang diajukan pada Sidang Umum Majelis PBB Ke-76, Xi berkata bahwa kepentingan publik harus dijawab dengan mengatasi tantangan pasar yang dihadapi dunia, khususnya oleh negara-negara berkembang dan negara maju. Inisiatif ini juga ingin meningkatkan pelaksanaan Agenda PBB 2030 tentang Pembangunan Berkelanjutan, seperti yang disampaikan Xi.

Dengan mengulas kerja sama Tiongkok dan Rusia dalam penanganan Covid-19, Xi menilai kerja sama erat tak hanya meningkatkan hubungan bilateral, namun juga berkontribusi terhadap pemberantasan pandemi di tingkat dunia.

Putin dijadwalkan menghadiri Olimpiade Musim Dingin 2022

Xi berkata, dia ingin bertemu dengan Putin dalam kunjungannya ke Beijing untuk menghadiri acara pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2022.

Dengan menyebutkan bahwa Tiongkok akan menggelar Olimpiade Musim Dingin yang “sederhana, aman, dan sukses”, Xi menilai, Tiongkok siap memanfaatkan kesempatan ini guna meningkatkan kegiatan pertukaran olahraga antara kedua negara.

Mengingat kunjungan Putin akan menjadi momen pertemuan tatap muka pertama antara kedua sosok pemimpin ini dalam dua tahun terakhir, Xi ingin bertukar pandangan secara mendalam tentang hubungan bilateral, serta isu-isu internasional dan regional penting.

Xi menantikan “pertemuan dalam rangka Olimpiade Musim Dingin” tersebut, dan siap bekerja sama dengan Putin demi mewujudkan “masa depan bersama”, serta membuka babak baru dalam hubungan Tiongkok-Rusia pada era pascapandemi.

Demokrasi—prinsip bersama bagi umat manusia

Ketika menjelaskan misi Tiongkok, Xi menilai misi ini tergolong “besar dan sederhana”, sebab Tiongkok ingin mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Tiongkok. “Prinsip mengutamakan rakyat merupakan filosofi mendasar dalam tata kelola,” jelas Xi.

Presiden Tiongkok ini menolak langkah hegemoni dan mentalitas Perang Dingin yang dibungkus atas nama “multilateralisme” dan “aturan”. Dia juga menilai, beberapa kekuatan ingin mencampuri hubungan internal Tiongkok dan Rusia dengan dalih “demokrasi” serta “hak asasi manusia”.

Xi mendorong kedua negara meningkatkan koordinasi dan kerja sama dalam hubungan internasional demi melindungi kepentingan nasional, serta berkontribusi terhadap tata kelola global.

Dengan mempertegas bahwa demokrasi adalah prinsip bersama bagi umat manusia, Xi berkata, hanya rakyat, bukan negara lain yang dapat menilai negaranya demokratis atau tidak.

Tiongkok siap meningkatkan kerja sama dengan Rusia dalam konteks ini, meluruskan persepsi tentang demokrasi, dan mempertahankan hak seluruh negara yang ingin mengupayakan demokrasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.