Sambut HUT RI 71, Pemerintah Diharapkan Gandeng LVRI, FKPPI dan PPM Jaga Asset Perjuangan di Karo

 

Kadet
AKADEMI MILITER DI BERASTAGI. Jajaran LVRI Cabang Tanah Karo, FKPPI Kab Karo, PPM Karo dan Muspika Berastagi berfoto di depan Monumen Kadet Berastagi Bukit Kubu Hotel Berastagi.

B. KurniaB. KUNIA PP. BERASTAGI. Dalam rangka menyambut Hut RI ke 71, LVRI Cabang Tanah Karo, FKKPPI Kabupaten Karo dan PPM Kabupaten Karo menggelar napak tilas perjuangan di beberapa bangunan monumental yang ada di Kabanjahe dan Berastagi. Ketiga elemen ini berharap agar pemerintah memberikan jaminan kepada bangunan bersejarah tersebut agar dapat tetap berdiri tegak, tanpa ada satu pihak pun yang mengganggunya.

“Hotel Bukit Kubu Berastagi masih berdiri tegak. Ini bangunan dan monumen Kadet Berastagi Akademi Militer Perjuangan. Ini merupakan tempat yang telah menorehkan sejarah perjuangan bagi bangsa Indonesia. Di sinilah, Akademi Militer pertama di Indonesia pernah berlangsung,” kata tokoh LVRI Kabupaten Karo B. Tarigan Tambun didampingi rekan, ditambah Ketua FKPPI Karo Alex Sukatendel dan Leroy Ginting, Ketua PPM Kabupaten Karo Esra Barus dan DanProv PPM Martin Pelawi serta Penasehat FKPPI Indra Sembiring kepada sejumlah wartawan di Hotel Bukit Kubu, Berastagi [Jumat 12/8].

Lebih lanjut menurut Tarigan, perlu kerjasama antar organisasi LVRI, FKPPI, PPM, TNI/ Polri, dan Pemerintah untuk merawat bangunan bersejarah tersebut agar tidak rusak dimakan usia.

Pada kesempatan ini, Alex Sukatendel mengajak seluruh pihak terkait untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan dalam menjaga amanah perjuangan Pepabri dan LVRI, serta TNI dan Polri menjaga NKRI dalam Pancasila dan UUD 1945.

“Ke depan, kita akan membangun komunikasi dengan pihak-pihak terkait, agar kadet 2bersama-sama melestarikan bangunan bersejarah yang selama ini telah terjaga. Kita juga mengapresiasi pihak Bukit Kubu yang sudah merawat dan menjaganya, hendaknya hal ini terus dipertahakan,” tambah Alex Sukatendel.

Monumen Kadet Berastagi Akademi Militer Perjuangan yang berada di Bukit Kubu Hotel Berastagi sendiri adalah salah satu dari dua tempat lain di Sumatera (Parapat dan Bukit Tinggi) yang menjadi lokasi sekolah militer pertama pasca kemerdekaan. Dari catatan di Buku Kadet Berastagi yang diterbitkan Ikatan Kadet Berastagi – Medan dan yang tertulis di monumen, tercatat sekitar 161 orang Kadet (termasuk topografi) yang menjadi peserta dari sekolah Akademi Militer Perjuangan (20/12/1945 – 15/05/1946).

Kala itu, pembukaannya dilakukan oleh Kapt. Achmad Tahir di Lapangan Merdeka Berastagi, dihadiri Gubernur Sumatera Mr. TM Hasan. Sedangkan penutupannya, juga dipimpin oleh Kol. Achmad Tahir selaku Komandan Divisi IV Tentara Republik Indonesia Komandemen Sumatera yang dihadiri Mayjen Suhardjo Hardjowardojo.

Di dalam pembangunan Monumen Kadet Berastagi Akademi Militer Perjuangan, peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Letjen (Purn) Achmad Taher selaku Menteri Pariwisata dan Telekomunikasi [15/5/1985].

Keberadaan sekolah ini diakui sebagai sekolah perwira Berastagi melalui Surat Keputusan KSAD No.522/KSAD/KPTS52-56 [21/3/1956].

Selain di Kadet Berastagi, dalam napak tilas kemarin LVRI Cabang Tanah Karo, FKKPPI Kabupaten Karo dan PPM Kabupaten Karo juga berkunjung ke Tugu Pertempuran antara pasukan Inggris dan Sekutu melawan Barisan Pemuda Indonesia Berastagi (Jl. Jamin Ginting, Simpang Lau Gumba Berastagi) serta di Tugu Perjuangan Kota Berastagi dan Taman Makam Pahlawan Kabanjahe.




Saat di Makam Pahlawan Kabanjahe, diadakan pula acara tabur bunga. Di sini, tokoh LVRI Karo H.M Ganti Surbakti meminta agar Pemkab Karo melibatkan sepenuhnya LVRI, FKPPI dan PPM Karo dalam merawat dan mengelola makam pahlawan ini.

“Harusnya ada tempat khusus bagi para pejuang, tidak bercampur, itu baru namanya Makan Pahlawan. Di luar itu ada lagi Taman Bahagia, bagi yang umum. Ini saya lihat digabung, aturannya kan tidak seperti itu. Selain itu, dalam perawatan dan pembenahannya, agar tidak terjadi disorientasi, harusnya melibatkan LVRI, FKPPI dan PPM di Kabupaten Karo,” terangnya.

Hadirnya Makam Pahlawan di Kabanjahe sendiri, sebagaimana diungkapkan oleh Surbakti merupakan tolak ukur dari besarnya perang mempertahankan kemerdekaan dalam Agresi Militer II tahun 1949 di Karo.

“Tercatat, hanya ada dua kota yang hadir untuk bangunan serupa, yakni di Kabanjahe dan Surabaya,” sambung Pejuang Kemerdekaan RI Tanah Karo ini.

Pantauan wartawan di lapangan, acara gotongroyong dan napak tilas ini mendapat sambutan hangat dari pihak TNI/ Polri dan unsur organisasi kemasyarakatan.

Tampak pula hadir Ketua LVRI Karo Benda Tarigan, Ketua PPM Tanah Karo Esra Barus, Ketua FKPPI Tanah Karo Alex Sukatendel, Wanhat, Indra Sembiring, Danramil Berastagi, Mayor Muchtar, Kapolsek Berastagi Kompol Agus Sitepu serta masing-masing jajaran anggota.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.