Hutan Negara Dirambah, Warga Kuta Bangun Protes Penggarap Hutan Deleng Cengkeh

Bernard Pangaribuan 3B. KURNIA PARGAULAN P. KABANJAHE. Puluhan hektar hutan negara di Deleng Cengkeh (perbatasan Kecamatan Tigabinanga dengan Kecamatan Laubaleng) gundul akibat  dirambah. Bahkan hutan negara yang dirambah dari Desa Lau Peradep (Kecamatan Laubaleng) ini, sudah diolah bertanam coklat, jagung, dll.

Warga Desa Kutabangun (Kecamatan Tigabinanga)  merasa sangat keberatan atas perambahan ini. Sejak perambahan itu, debit air yang digunakan warga  untuk kebutuhan hidup sehari-harinya menjadi berkurang. Belakangan ini, aroma air itu pun berbau pestisidakarena sebagian warga yang bercocoktanam di lahan itu menggunakan pestisida untuk menyemprot tanamannya dan sekaligus menyuci pompa di mata air tersebut.

Jika hal ini terus dibiarkan secara berkelanjutan, mata air yang digunakan warga Desa Kutabangun terancam kekeringan dan dapat mengancam ribuan jiwa.


[one_fourth]demi nyawa warga[/one_fourth]

“Dinas Kehutanan Karo sudah sepantasnya mengambil sikap tindakan tegas demi kepastian hukum dan demi nyawa warga. Bila perlu, menyeret penggarap ke meja hijau karena telah merusak lingkungan,” demikian dikatakan oleh Raja Sem Ginting selaku BPD didampingi oleh Sikar Karo-karo Pjs Kades, Damri Ginting Sekdes, Bumi Putra Tarigan KAUR Desa, Nadi Ginting, Benar Tarigan dan Pindo Sembiring selaku tokoh masyarakat kepada wartawan di Kantor Dinas Kehutanan Karo Jl. Jamin Ginting (Kabanjahe) [Selasa 22/9].

Lebih lanjut dikatakan oleh Raja Sem Ginting, hutan negara dirambah warga pada tahun 1997 lalu hingga kini yang terkesan pembiaran pihak Pemkab Karo.

“Wargapun sudah ada bercocoktanam di lahan itu. Setelah hutan dirambah puluhan hektar, maka debit air yang dipasok dari hutan untuk kebutuhan warga Desa Kutabagun sudah jauh berkurang dan terancam kekeringan. Warga pun resah selama ini,” katanya.

“Banyak botol bekas pestisida ditemukan di aliran  mata air itu. Ini sangat mengancam 2.415 jiwa warga Desa Kutabangun,” tambah mereka lagi kepada wartawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.