Kolom Andi Safiah: IMAN, ILMU PENGETAHUAN, DAN PADI

Yang bikin bangsa ini “kurang” cerdas semenjak merdeka adalah salah melakukan investasi. Bangsa ini lebih doyan berinvestasi pada agama dari pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasilnya jelas semakin banyak manusia Indonesia yang “beriman” dari pada “berilmu”.

Hasilnya kehidupan berbangsa dan bernegara kita penuh dengan salah paham,.

Bahkan untuk hal-hal yang sifatnya kecil, salah paham umumnya terjadi karena minimnya pengetahuan. Akhirnya penilaiaan selalu didasarkan pada sentiments dari pada arguments. Di negara-negara yang rakyatnya berilmu, jelas mendasarkan penilaiaan mereka dengan arguments. Diskusi tanpa marah-marah menjadi ciri khasnya.

Kita selalu dicap salah oleh alasan agama tanpa melewati proses diskursus (percakapan, red.) terlebih dahulu. Belum lagi penyakit “plintir-plintur” kalimat yang diproduksi oleh mesin propaganda sehingga selalu dikesankan kita sedang menghina agama atau Tuhan. Padahal, akal sehat manusia paham bahwa Tuhan dan agama adalah konsep yang lahir dari pikiran manusia.

Seorang guru manusia yang kebetulan bukan dari Indonesia memberi nasehat menarik. Jika negara ingin bertahan untuk beberapa tahun maka tanamlah padi. Jika negara ingin bertahan selamanya maka didiklah generasi dengan ilmu pengetahuan yang luas. Kuasai teknologi sehingga sanggup menjadi motor penggerak peradaban.

Kesimpulannya sederhana, untuk melahirkan bangsa yang cerdas tidak ada pilihan yang masuk akal selain menguasai ilmu pengetahuan dan teknology, karena mereka yang berilmu biasanya pikirannya sanggup menjangkau masa depan.

#Itusaja!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.