Kolom Boen Syafi’i: INDONESIA LULUH LANTAK HANYA MENUNGGU WAKTU

Jika melihat semvak terjang HTI selama ini, tampaknya Indonesia sudah sangat jelas menuju ke arah Libyanisasi. Ya, Libya negerinya Moammar Khadafi yang dulu sangat terkenal gemah ripah loh jinawi. Terkenal karena cadangan devisanya dan terkenal karena kekayaan kandungan minyak buminya. Namun, apa yang terjadi kini?

Saat ini, negeri itu harus meratapi nasib sebagai negara gagal, dengan tingkat kemiskinan tertinggi di dunia.

Perang tiada henti. Pemerkosaan menjadi pemandangan sehari- hari. Penculikan dan juga perampokan pun sudah dianggap wajar. Kehancuran Libya, Suriah, Afghanistan dan beberapa negara mayoritas Muslim lainnya tidak luput dari propaganda secara intens yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir cs.

Dulun sebelum negara-negara tersebut hancur, keberadaan Hizbut Tahrir juga dianggap remeh oleh pemerintah setempat. Ya, memang benar organisasi mereka resmi dilarang oleh otoritas setempat. namun “pengajian” yang menjurus cuci otak kepada jamaahnya tetap intens dilakukan, tanpa sedikitpun ada pelarangan.

Hal itu terjadi karena otoritas setempat ragu dalam bertindak, dan bagaikan memakan buah simalakama. Jika ditangkapi, maka mereka akan menuduh rezim telah berbuat dzalim, pro kapir dan wajib hukumnya untuk diperangi. Sedangkan jika dibiarkan, maka cepat atau lambat negerinya bakal porak poranda.

Pengungsi dari Timur Tengah ke Belanda

Akhirnya otoritas setempat memilih opsi yang pertama, yakni membiarkan namun tetap dengan pengawasan ketat. Berhasilkah? Ternyata tidak, opsi yang mereka pilih malah mempercepat kehancuran di negaranya. Ya, meskipun diawasi nyatanya program cuci otak yang diterapkan oleh Hizbut Tahrir cs ini tetap berhasil meraih massa dengan sangat signifikan jumlahnya.

Endingnya pun dapat ditebak, kini negara mayoritas Muslim tersebut hancur berkeping-keping, dan hanya meninggalkan bangunan yang kini cuma tinggal puing. Omong kosong jika Hizbut Tahrir berkuasa maka rakyat di wilayah kekuasaannya bakal damai sejahtera.

Buktinya, peperangan, kemiskinan, dan juga kehancuran peradaban di sebuah negara yang dulu pernah mereka hinggapi, kini terang benderang terlihat oleh mata.

Nah, mirip kan dengan Indonesia?

Sejatinya negeri ini sudah sangat mengarah ke sana. Hanya tinggal menunggu waktu saja negeri ini bakal hancur tak bersisa, jika pemimpinnya sama sikapnya seperti Prabu Brawijaya terakhir. Yang selalu plin plan saat menyikapi ancaman di depan mata dan selalu saja mentolelir kejahatan, dengan mengatasnamakan Tuhan.

Di mana saja pun, negeri yang berbasiskan ideologis agama, rata-rata hanya akan menjadi sampah peradaban dunia. Dan itu fakta.

“Semua agama kan sama Cak?”

Ho’oh Di Paidi, tapi cuma satu agama saja yang punya gerombolan jancuki, dan selalu ingin menguasai dunia dengan ideologis ontanisasinya.

“Agama apa itu Cak?”

Kedjawen..

“Anjayyyy …..”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.