Kolom Boen Syafi’i: INDONESIA PELAN-PELAN MENUJU ENDONESTAN — Cadarisasi untuk ASN?

Wow, tampaknya program pengkhilfahan Indonesia sudah dimulai di Lombok Tengah. Negeri yang terkenal majemuk, toleran, dan sangat menjunjung tinggi nilai adat serta kearifan budaya lokalnya ini kini sudah kehilangan jati dirinya.

Parah, benar-benar parah ….

Bayangan tentang negeri yang porak poranda, yang laki-lakinya disuruh jadi monster pembunuh, dan para perempuannya diperkosa, disiksa, serta kehilangan haknya karena tiadanya emansipasi wanita, kian lama kian di depan mata.

Belum lagi banyaknya manusia perahu, yang mencari suaka di negeri yang kata mereka tapir itu semakin menjadi kenyataan saja.

Apakah ke depannya nasib bangsaku ini sama seperti Libya, Suriah, Afghanistan, Yaman nantinya? Apakah negeri ini harus melewati fase seperti itu, agar tau bahwa kebodohan dan kefanatikan tentang agama dari rakyatnya bisa menyebabkan kehancuran parah masa depan para anak cucunya?

Mirisnya lagi, pemerintah yang digadang-gadang bisa mengatasi masalah intoleransi ini malah terkesan melempem, seperti kerupuk yang kesiram kuah soto. Celakanya, hanya dengan selembar materai Rp 6 ribu mereka bisa bebas dan menebar provokasi lagi.

Belum lagi, pemuda-pemuda terdidik, akademis malah ikut ikutan mengsle otaknya, dengan keracunan dogma di otaknya. Celaka benar-benar celaka.

Selama pemerintah, DPR, dan penegak hukum tidak tegas di dalam menindak pelaku radikal intoleran, maka mulai sekarang suruhlah anak-anak anda untuk rajin menabung. Siapa tau, tabungan itu kelak akan berguna di saat negeri ini porak poranda,

Indonesia sepertinya hanya tinggal menunggu waktu saja menjadi Endonestan. Sejarah mencatat, di manapun negeri yang berideologiskan agama, maka kemiskinan dan saling bunuh akan senantiasa mewarnai perjalanan mereka. Tidak ada satupun negeri yang berbasiskan agama bisa maju apalagi menjadi negeri yang adidaya di dunia.

2 penari Suku Karo.

Dan, itu Fakta.

“Ngeri yo Cak, kondisi negeri kita saat ini.”

Ho’oh Di Paidi, lebih ngeri lagi jika Yu Waginem senyum-senyum kepada kita dan lalu berteriak: “Kasbonmu kapan dilunasi, tjoeekkk?!”

“Ho’oh, horoorr banget kalau itu, Cak.”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.