Kolom Andi Safiah: LOGIKA JANJI POLITIK

Logika janji politik itu sebenarnya simple. Para kandidat berjanji pada pemilih mereka, bukan pada mereka yang tidak memilih mereka. Jika ada pemilih yang menagih janji pada mereka yang tidak pernah dia pilih, inilah yang sering saya sebut Salto.

Yang punya hak untuk menagih janji secara konstitusional adalah mereka yang memilih.

Contoh warga Jakarta yang tergabung dalam barisan 58%. Merekalah yang seharusnya bersuara paling keras atas kinerja buruk dari gubernur yang mereka pilih. Bukan mereka yang 42%, karena yang 42% sudah berusaha untuk menyakinkan pilihan mereka jauh lebih baik dan memang akhirnya terbukti.

Inilah perbedaan mendasar antara Ahok yang bisa bekerja dan Anies yang omong-omong saja tetap terpantau kosong.

Yang lebih goblok lagi diantara dua pemilih di atas adalah mereka yang menuntut agar Presiden membereskan persoalan Jakarta. Woi, Jakarta itu daerah istimewa. Gubernurlah yang bertanggungjawab untuk membereskan berbagai problem yang membelit Jakarta.

Sampai di sini mungkin ada yang mau Salto mempertontonkan kebodohannya secara terbuka atau hendak kaing-kaing karena memang kemampuan berpikirnya terbatas oleh kebencian yang terlalu off side.

Saya persilahkan dengan hormat.

#Itusaja!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.