Kolom Muhammad Nurdin: JOKOWI DAN DURIAN (Sirulo TV)

Kemarin siang, rombongan kami pulang dari Bandung. Masuk lewat tol Pasir Koja. Jalanan cukup sepi. Mobil melesat hingga kecepatan 130 km/jam. Tidak terlalu buru-buru juga, cuma memanfaatkan kelengangan jalan. Dan semua berakhir di Karawang.

Mobil makin melambat seiring mulai terlihatnya proyek jalan tol layang Jakarta-Cikampek.

Sampai di pintu tol Cikarang Utama 2, mulai terjadi kemacetan. Traffic di map menunjukkan warna merah sampai beberapa kilometer ke depan. Akhirnya, kami memutuskan untuk keluar tol. Masuk ke Bekasi Timur dan berharap keajaiban terjadi.

Di Bekasi Timur lumayan ramai lancar. Hingga akhirnya, jalanan di Kalimalang menjadi padat merayap karena ada proyek terusan Becakayu.

Cukup lama kami bersitegang dengan jalanan sempit yang dilalui berjubel mobil juga motor. Hingga akhirnya, kami berhadapan dengan pintu Tol Becakayu.

Tolnya sepi. Mobil melesat sampai kecepatan 130 km/jam. Tak ada satupun di antara kami yang sudah naik tol ini.

Saya tidak bisa membayangkan jika tol layang Jakarta-Cikampek jadi. Becakayu tahap ke dua jadi. Tentu kita tidak akan bermacet-macetan lagi. Sebab, tidak ada yang suka kemacetan, selain penjual minuman dan tahu.

Untuk menebus jetlag yang kami alami, kami mengunjungi seorang teman di Mangga Besar. Ya. Menikmati durian Medan adalah jawabannya. Duriannya gak ada yang gagal. Semuanya enak. Semuanya manis.

Lalu, apa hubungannya antara Jokowi dan Durian? Sebenarnya tidak ada. Hanya, Jokowi itu seibarat durian medan. Dari tampangnya yang kurus dan “plango-plongo”, di kedalaman hatinya tersimpan kecintaannya yang besar untuk negeri ini.

Terima kasih banyak Pak Presiden Joko Widodo, yang telah berjuang keras membangun banyak hal untuk negeri ini. Terima kasih juga untuk uda Aldhi Syalihin. Semoga makin berkah jualannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.