Kolom Boen Syafi’i: KADO AKHIR TAHUN DARI JOKOWI

Akhirnya langkah memutar yang dilakukan Jokowi itu membuahkan hasil. Di dalam politik memang tidak ada rumus pasti seperti 1+1=2, karena 1+1 bisa jadi hasilnya 5, 7, bahkan seribu. Semua serba “take and give”. Lu punya apa? Saya punya ini. Fix, kita barter.

Barter yang saling menguntungkan.

Jika politikusnya licik, maka orientasi barter hanya demi memperkaya dirinya serta golongannya saja. Namun hal tersebut tampaknya tidak berlaku bagi Jokowi.

Barternya Jokowi ini lebih luas lagi. Lebih futuristik, karena semua demi Indonesia yang lebih baik lagi. Ya, siapa sangka Prabowo yang dulunya sangat membenci Jokowi, justru diangkat yang dibenci menjadi menteri.

Dipulihkan namanya dari sejarah penuh dosa yang pernah dilakukannya pada masa Orba. Terimakasih? Tentu, siapa yang tidak terharu di saat orang yang dibencinya setengah mati justru mengulurkan tangannya.

Di kala si pembenci terkapar tak berdaya, hasilnya, Bang Jago Rizieq masuk bui. Sambil menunggu gerombolannya yang juga ikut antri diperiksa Mabes Polri. FPI dan kelima Ormas radikalis intoleran lainnya kini sedang meregang nyawa, setelah Presiden meneken perintah tentang pembubaran mereka.

TNI dan Polri semakin rajin membersihkan diri dari anasir jahat, oknum yang terpapar radikalisme di dalamnya. Lewat Panglima gagah beraninya. Plus ditambah lagi, lahan di Mega Mendung Bogor yang selama ini dikuasai Rizieq dan jadi zona nyamannya. Seminggu ke depan akan diambil alih lagi oleh Negara.

Semua itu tidak bisa tercapai tanpa konsolidasi yang kuat. Dan mungkin saja tidak bisa tercapai, jika Prabowo masih dibiarkan terkapar sendirian oleh Jokowi. Rugi sedikit tapi untung banyak, mungkin itulah yang ada di benak Jokowi yang kebetulan backgroundnya dulu adalah seorang pengusaha.

Untung bagi siapa? Untung besar bagi Indonesia dan kebhinekaannya. Inilah kado Natal dan Tahun Baru terindah yang diberikan oleh Jokowi kepada kita rakyat Indonesia. Lewat tangan dinginnya, para begundal agama dan negara perlahan mulai dikikis habis, melalui para komandan perangnya.

Indonesia kini bersiap menyongsong masa depan yang lebih baik lagi. Tanpa perlu merasa kuatir ancaman dari gerombolan penyuka perang yang berjubah agama. Jokowi memang tidak sempurna, namun apa yang telah diberikannya kepada negara sungguh telah melebihi ekspektasi.

Untuk izieq, tolong kalau tidur di dalam sel selalu tengkurap wae yo. Kalau terlentang, bisa horor nih ceritanya.. Ya Salaaammm.

Salam Jemblem..

One thought on “Kolom Boen Syafi’i: KADO AKHIR TAHUN DARI JOKOWI

  1. UNTUNG RUGI

    Dua kata ini akan selalu ‘hidup’ dalam hati & logika manusia, karena ini memang keharusan untuk survival itu. Sebagian bilang itulah pemikiran ‘bisnis’ terutama bagi pebisnis. Seperti juga Jokowi ex pebisnis itu, tentu pakai filsafat bisnis ‘untung rugi’ kapan saja, termasuk dalam perpolitikan.
    Jadi teringat juga presiden Trump selalu dicap bikin politik/pilihan dari segi ‘bisnis’. Bagi Trump terutama dari segi ‘survival’ menghindari nasib buruk Kennedy misalnya. Sering tidak dimengerti oleh orang banyak apa maksudnya, karena ambil jalan berliku untuk mencapai tujuan politik nasionalisnya yang sangat teguh: “America First”. Kalau diterjemahkan kedalam politik nasionalis Jokowi: Mengutamakan NKRI.

    Semua partai diajak kerja sama, bahkan dari partai lawan (ex lawan) seperti Prabowo-Sandi, dan juga semua partai-partai lain yang mau kerja sama. Sedikitpun tidak terlihat kepentingan Jokowi pribadi, tetapi sangat jelas terlihat kepentingan nasional itu.

    Siapakah yang menentang KEPENTINGAN NASIONAL RI?

    Dalam POLARISASI negeri AS terlihat jelas siapa yang menentang ‘America First’, yaitu yang disebut oleh Trump The Global Power Structure atau Deep State atau NWO. Dulu di era Soekarno, kekuatan ini disebut Imperialis atau neokolonialis. NWO, yang menurut Trump berpusat di AS dan punya ciri terkenal yang bikin tidak ada yang bisa ngelawan. Antara lain ialah sumber duitnya yang TIDAK TERBATAS dan moral bejatnya yang juga TIDAK TERBATAS. Ini misalnya terlihat dari perampokan SDA dan pembunuhannya di Indonesia 1965 atau di Katangga Konggo 1961, atau di Kamodja tahun 1975, dimana seperempat penduduk Kambodja dibunuh.
    Dua sifat utama yang tidak terbatas ini (duit + moral bejat) bikin mereka selalu menang. Ini bisa terjadi terutama juga karena selama ini TIDAK ADA MANUSIA yang mengerti RAHASIA kekuasaan besar ini. Tetapi datangnya INTERNET telah membawa PENCERAHAN dan menuntut keadilan, terutama setelah nasionalis Trump pegang kekuasaan di Gedung Putih setelah menang pilpres 2016.

    Pendiri ISIS ialah Obama dan co-foundernya ialah Clinton, kata Trump, memang betul. Coba pikirkan bagaimana AS Obama (pasukannya) bisa ambil SDA Syria/Irak kalau tidak diciptakan dulu musuh disana sebagai alasan datang ke negeri kaya minyak itu? Sama halnya bagaimana mau masuk ambil minyak Libya kalau tidak diciptakan alasannya? Sama halnya bagaimana mau ikut dapat untung besar dari candu Afganistan kalau tentara AS tidak dikirim kesana? Ciptakan dulu ‘musuhnya’ Taliban! Atau dulu dibilang ‘divide et impera’. Jadi sudah jelas siapa yang bikin ‘divide et impera’ di Indonesia. Siapa yang menciptakan HTI, FPI Rizieq! Itulah NWO atau yang Trump sebut THE GLOBAL POWER STRUCTURE itu.

    Ingat juga bahwa NWO = Communism. Jadi FPI Rizieq, HTI dst punya majikan yang sama itu-itu juga sama dengan yang memusuhi nasionalis Trump. Atau dengan perkataan lain, majikan FPI Rizieg jelas adalah orang komunis internasional. Rizieq tidak tahu . . . atau pura-pura tidak tahu. Menciptakan komunis dan anti-komunis adalah taktik divide et impera yang sudah lama dan paling terkenal. Ingat blok Barat dan blok Timur!

    Jokowi berhasil bikin kerja sama dengan semua kekuatan politik dalam negeri untuk bisa melawan kekuatan divide et impera yang sudah lama bercokol ini. Presiden Jokowi sudah melihat gelagat musuh kemanusiaan ini. Beliau sudah melihat dan mempelajari untung & ruginya.

    Sekarang sudah terlihat pergeseran kemenangan ke pihak nasionalis Jokowi walaupun musuh semakin terang-terangan menunjukkan perlawanannya seperti campur tangan langsung dan terang-terangan dua kedutaan asing yang baru saja terjadi. Ini terutama terlihat langsung setelah Jokowi mengumumkan keinginannya untuk menghentikan export biji nikel yang juga langsung dapat protes keras dari UE. Duit dan untung besar bagi perusahaaan baja UE akan hilang dari situ. Ini mengingatkan kita akan nasib Soekarno yang menasionalisasi perusahaan asing di Indonesia ketika itu. Soekarno dijatuhkan. Duit lagi, duit lagi + moral bejat tidak terbatas. Karena itu tetap harus waspada, serta pertinggi kewaspadaan, terutama waspada terhadap moral bejatnya itu.

    Maju terus pak presiden, satukan semua kekuatan demi NKRI.
    Mari semua dukung presiden Jokowi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.