Kolom Arif A. Aji: KALAU SUDAH KATA ARAB — Dilarang Berpikir (Harus Nurut)

Lagi dan lagi isu baru yang sama dan itu-itu juga silih berganti. Isu usang yang selalu membenamkan otak dan kesadaran bangsa ini ke jamban. Isu lama dibuka lagi setelah isu yang kemarin sudah tenggelam. Isu Palestina yang dulu sempat terbenam diterbitkan lagi. Mirisnya, masih ada bangsa ini yang mau terombang-ambing dengan permainan isu publik seperti ini. Kalau aku punya analisa liar yang ada dalam benakku, yaitu beberapa pertanyaan yang aku tujukan pada semua responden yang terbawa bawa isu ini.

Apalagi yang mengaitkan konflik politik negara negara Arab ini dengan agama. Apa ada yang bisa menjawab?

1. Perang Palestina saat ini, kalau ada yang bilang kaum muslimin dijajah kaum Israel. Bukankah dulu muslim hijrah ke Tanah Israel dimana Kaum atau Umat Israel sudah punya sistem negara dan keyakinan sendiri?

Berarti kaum muslim kan pendatang. Dimana logikanya pendatang bisa dijajah oleh tuan rumah ?

2. Kalau ini tentang agama. Kenapa Negara Arab Saudi di mana Islam lahir malah diam saja dan tak berbuat apa apa?

3. Kalau ini tentang kemanusiaan, kenapa buktinya Bangsa Palestina sendiri tidak mencari solusi yang mengedepankan nasib manusianya, masih saja memakai jalan perang yang mengorbankan nyawa Bangsa Palestina sendiri?

4. Sekali lagi, kalau ada yang berkata mereka Bangsa Arab yang berkonflik dan berperang jihad agama, dengan hanya melihat perang Israel Palestina, tapi kok diam saja bahkan bungkam terhadap penghancuran Arab Saudi pada Yaman yang benar-benar satu agama?

5. Apa salah bila aku katakan jika Perang Gaza ini murni perang politik, dan yang berkata perang agama, berarti orang itu otaknya sudah tercuci untuk nyungsep selamanya?

6. Untuk Bangsa Indonesia yang beragama di sini, yang ribut membela sesama seagama tapi sok paling hebat dengan teriak-teriak Bela Palestina karena seagama, apa tidak malu dengan semua itu? (Malah menutup mata pada saudara seagamanya sendiri di bangsa ini yang lebih butuh bantuan dalam hidup mereka?

7. Juga mana teriakan bela-belaan seperti itu ketika nasib Negara Yaman dibombardir oleh Arab Saudi yang membunuh banyak orang bahkan anak-anak kecil tak berdosa?

8. Apakah salah bila aku katakan orang-orang yang sok bilang bantu Palestina, tapi hanya bisa koar-koar saja, tak berbuat apa apa. Malah buat gaduh bangsa sendiri yang banyak menghadapi krisis, dengan sebutan pengecut sejati, bahkan penghianat pada cita-cita bangsa dan negaranya sendiri?

Bahasa sederhananya, mereka yang mau perang, biarkan saja mereka perang. Kok goblok banget kita malah mau diajak bunuh-bunuhan dalam perang mereka. Mau yang mana yang benar atau salah, ngapain kita ikut sibuk apalagi atas nama agama?

La wong bangsa dimana jadi awal mula agama itu saja malah diam saja. Dan menonton sesama saudara Bangsa Arab mereka saling bunuh. La wong tetangga sekitar yang seagama lebih butuh bantuan malah sama sekali tidak dihiraukan.

Mari mencoba berkaca. Kita ini hanya Arab pesek yang bermodal stempel. Tubuh dan otak kita sesungguhnya bukan buatan Arab. Kenapa kita mau saja dihasut mereka untuk ikut-ikutan, sedang mereka hanya nongkrong diam saja.

Bodoh boleh lalu bisa belajar. Tapi sinting jangan, yang nantinya malah jadi manusia psikopat yang pakai sorban dan jubah.

“Beragamalah bila memang membutuhkan. Tapi bodoh jangan. Apalagi sinting itu keterlaluan. Yang malah menjadi penyakit menular yang meracuni dan merusak bangsa dan negara sendiri.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.