Kampung Karo Penuh Lumpur di Deliserdang

Yanti SariYANTI SARI. SUNGGAL. Kata sejarawan Tengku Lukman Sinar yang sebelum mangkat adalah Sultan Serdang pula, Perang Sunggal adalah perang terpanjang di Indonesia (23 tahun) melawan penjajahan Belanda. Perang Karo yang diklaim sebagai Perang Batak ini (bahkan dinyatakan pula sebagai perangnya Sisingamangaraja XII) bukannya dihargai, malahan Kecamatan Sunggal saja tak mendapat perhatian serius dari Bupati Deliserdang.

Pemkab Deliserdang sibuk ngurusin BPK (Babi Panggang Karo) di Jalinsum Lubuk Pakam tapi melupakan kesejahteraan kampung-kampung Karo di wilayah adminitrasi Kabupaten Deliserdang yang sejak pre kolonial sudah ada sebagai kampung dari Suku Karo.

Seperti halnya Desa Sei Beras Sekata yang terletak di Kecamatan Sunggal (Kabupaten Beras sekataDeliserdang) ini, jalan menuju desa ini bagai kubangan kerbau. Jalan yang disebut Pasar 8 dan Pasar 9 ini akan banjir bila datang hujan. Kenderaan roda dua akan mengalami mogok bila melintasinya saat banjir karena businya basah. Adapun kenderaan umum biasanya mau bergerak ke dan dari Sei Beras Sekata bila sudah penuh penumpang. Angkutan Desa hanya ada dari Pancurbatu.

“Kalau tidak penuh penumpang kita rugi bensin dan pengganti sparepart karena jalannya terlalu parah seingga menyebabkan seringnya kerusakan,” kata seorang pengemudi angkutan desa.

Memang dari desa ini banyak jalan keluar. Lewat Tanjung Anom bisa ke Medan melalui Pasar Melati atau ke Pancurbatu lewat jembatan Tuntungan. Bisa juga ke Binjai lewat Sei Mencirim. Akan tetapi, semuanya jalannya parah. Terlebih-lebih jembatannya pun terancam putus.

Bila jalan yang terlihat pada foto tidak rusak, maka waktu tempuh antara Sei Beras Sekatan ke Pasar Melati (Medan) hanya 10 menit.




Pengendara sepeda motor harus berhati-hati melintas di jalan-jalan ini di pagi hari atau sore. Saat pagi dan sore jalan ini biasanya padat pengendara sehingga kadang tiba-tiba saja lubang menganga di depan tanpa terlihat sebelumnya dari kejauhan. Sudah banyak kecelakaan terjadi akibat pengendara dihadapkan dengan lubang yang dalam secara tiba-tiba.

Warga Desa Sei Beras Sekata sangat mengharapkan perhatian dari Bupati Deliserdang Ashari Tambunan agar jalan ke desa mereka diperbaiki.

“Mungkin bupati lupa bahwa kampung ini adalah daerah irigasi alias persawahan dan merupakan salah satu lumbung padi Kabupaten Deliserdang,” kata seorang warga yang kebetulan melintas.








One thought on “Kampung Karo Penuh Lumpur di Deliserdang

  1. Babi saja kandangnya sdh bagus sekarang ni.ini jalan sprti kolam ikan.parah x
    ini aja urusi bkn sibuk ngurus usaha org.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.