Kolom Boen Syafi’i: KENAPA PEREMPUAN SASARAN KESALAHAN?

Kasus si Hana Hanifah di Medan itu hanyalah riak kecil dari banyaknya prostitusi artis di negeri ini. Sudah menjadi rahasia umum ada sebagian artis yang rela ditiduri oleh “si pencari artis” hanya agar namanya beken dan menjadi bintang besar ke depannya. Yang artis laki-laki rela ditiduri oleh tante girang ataupun manusia seperti Bang Ipul.

Sedang yang perempuan rela digagahi oleh oom-oom yang punya jaringan mengorbitkan artis anyaran.

Namun kita tidak sedang membahas prostitusi di kalangan artis. Karena saya bukanlah germo maupun mucikari, melainkan seseorang yang tugasnya cuma jaga vila aja. Saya hanya mimpirtinyikin, kinipi hiris pirimpiin ying silili disilihkin?

Kenapa? Kenapa tidak laki laki yang disalahkan atas semua ulah pencabulan? Kenapa harus menunjuk jari kepada mereka kaum perempuan dengan menuduh pakaian yang dikenakan bisa membuat ngatjeng manuknya?

Yang ngatjeng manuknya, yang ngeres pikirannya, yang punya inisiatif jadi garangan pun juga dia. Lantas, kenapa yang dituduh merusak akhlak justru perempuannya? Kan dibil njirin ini niminyi?

Terus agar manuknya gak ngatjengan, lalu diperintahkan lah agar tubuh si perempuan ditutupi mulai dari rambut hingga jempol kaki yang mirip kukusan lemper. Hmmm, apakah adil hal semacam ini?

Kenapa tidak memerintahkan manuknya kaum laki-laki untuk dikebiri saja, agar tidak lagi nafsu ke kaum perempuan? Perempuan bukanlah objek seksual. Karena sangat jarang, perempuan menawarkan “apem”nya kalau garangan tidak menawar ataupun merayu mereka.

Jadi, di sini, yang salah adalah otak kotor dari si laki laki alias garangan. Coba pikirannya positif saat melihat perempuan yang pakai bikini. Pasti tidak akan timbul niat pencabulan. Ya, meskipun agak ngatjeng-ngatjeng dikit, sih, wajar.

Apapun pakaian yang dikenakan oleh kaum perempuan, bukan urusan kita untuk menghakimi mereka? Karena mereka berhak berekspresi dan itu sah-sah saja. Apalagi katanya perempuan yang berpakaian ala lemper, kelak di sorga bakal jadi ratunya para bidadari?

Lah? Yang bidadari aja tiap hari disuruh nglayanin ribuan Kadrun. Apalagi ratunya. Bisa-bisa tuh onderdil jadi mirip seperti sumur lapindo aja dah. Owos Owos..

Ya Salaammm..

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.