Estafet Kepemimpinan Partai

Oleh: Daud S. Sitepu (Papua)

 

daud s sitepu 4
Anak-anak sedang bercengkerama di Desa Manuk Mulia (Kecamatan Tigapanah, Karo Gugung). Foto: Juara R. Ginting

daud  sitepuAlam demokrasi harusnya seperti alam semesta ini bebas dan terbuka bagi siapa saja boleh hidup di dalamnya.

Demikian juga harusnya dalam pemilihan Ketua Umum dan pejabat partai harulah ada keterbukaan. Calon-calon penerus partai juga hendaknya disediakan dengan keterbukaan bukan mono terus seperti jaman Pak Harto dimana hanya satu calon terus menerus dengan alasan tidak ada yang lain yang layak untuk pemersatu.

Jika tidak ada lagi pemersatu dan tidak ada pemimpin yang layak, dapat dipastikan maka partaipun akan bubar.

Apalah artinya partai tanpa adanya kaderisasi dan estafet kepemimpinan? Bukankah dengan diberi kepercayaan dalam memimpin akan tumbuh kemampuan dan pengalaman dalam kepemimpinan?

Kita bisa melihat fakta estapet kepemimpinan. Di banyak negara dimana banyak pergantian pemimpin secara estafet di dalam partai-partainya, tampak banyak memberi kemajuan dan terbukanya pikiran-pikiran baru sesuai jaman terkini yang membutuhkan karakter pemimpin pada jamannya masing-masing.

Berilah kesempatan kepada yang lain jika ingin umur panjang dari partai itu. Jika tidak demikian, lihat saja kelak apa yang terjadi.

Kita sudah lihat beberapa partai di negara kita sedang dalam masalah karena tidak terjadi keterbukaan untuk estafet kepemimpinan. Gagal hanya karena rakusnya mejadi Ketua Umum dan ingin menjabat selama-lamanya.

Alasannya aneh pula; tidak ada yang bisa menggantikan.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.