Kolom Boen Syafi’i: KEPENTINGAN NEGARA DI ATAS KEPENTINGAN APAPUN — Termasuk Agama

Pernah dengar slogan ini?: “Kepentingan agama harus di atas kepentingan negara.” Ya, doktrin seperti itu biasanya ada di liqo alias pertemuan gerombolan HTI dan manusia yang sudah keracunan alias mabuk agama. Kalau sipil yang mempunyai doktrin semacam itu paling efeknya melakukan bom bunuh diri, ngebom rumah ibadah milik agama lainnya. Atau minimal nyobek paspor lama dan jadi gelandangan di Suriah sana.

Lha, kalau prajurit, apalagi yang Paspampres, apa gak tambah besar resikonya?

Masih ingat tragedi penembakan Presiden Anwar Sadat hingga tewas dari jarak dekat oleh pengawalnya sendiri, tahun 1981 di Mesir, dan menimbulkan kekacauan besar? Apa yang menjadi motif si penembak? Si penembak yakin Anwar Sadat telah berbuat dzalim kepada agamanya.

Wow, mirip-mirip seperti omongan Rizieq pas ngerayain Maulid kemarin, kan?

Itulah resiko yang sangat fatal yang ditanggung negara, jika membiarkan prajuritnya terasuki dogma sesat. Kepentingan agama harus di atas kepentingan negara. Satu saja sangat berbahaya, apalagi hingga ratusan orang jumlahnya.

Jadi, siapa bilang doktrin kepentingan agama di atas kepentingan negara itu tidak berbahaya? Justru Suriah, Libya, Afghanistan, hancur lebur karena di otak masyarakatnya tertanam doktrin semacam itu.

Maka sebelum terlambat, institusi semacam TNI, Polri, BUMN, dan lain sebagainya, wajib berbenah diri dan membersihkan nama kesatuan dari anasir jahat perusak persatuan dan kesatuan negara, yang berkedok atas nama Tuhan dan agama.

Musuh sudah ada di depan mata. Provokator yang bertitel cucu nabi itu pun sudah terang benderang menantang Indonesia yang Berbhineka Tunggal Ika. Tunggu apalagi? Apa menunggu negeri ini hancur dahulu, dan menyisakan tangisan pilu bagi anak cucu?

Habisi, jangan menduakan sumpah, terhadap Bumi Pertiwi.

Kepentingan agama dan negara harus seimbang itu bagi mereka yang sipil saja. Hal itu tidak berlaku bagi prajurit bangsa.

“Aku yo prajurit lho, Cak.”

Wih keren, prajurit kesatuan mana Di Paidi?

“Prajurit Mojopahit, kalau pas lagi karnaval Agustusan, Cak”

Weladalah???

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.