Penganyam Keranjang Karo




rikwan sinulinggaRIKWAN SINULINGGA. BERASTAGI. Keranjang bambu yang cukup familiar di kalangan orang Karo sejak jaman dulu, bisa dikatakan ini adalah keranjang anyaman bambu tradisional Karo. Biasanya digunakan untuk kemasan jeruk atau tomat dari Dataran Tinggi Karo. Namun, seiring perkembangan jaman, saat ini sudah jarang sekali orang Karo yang membuat keranjang anyaman bambu ini.

Tidak semua orang bisa membuat keranjang ini.

Beberapa waktu lalu, tim Sora Sirulo mengunjungi beberapa tempat pembuatan keranjang ini. Temuan menarik dari kunjungan tim Sora Sirulo ini, ternyata sudah jarang sekali pembuatnya adalah orang Karo. Rata-rata mereka dari kalangan perantau, khususnya Suku Jawa, Suku Batak, Suku Simalungun, Suku Nias dan lainnya).

keranjang 4Pengalaman hari ini [Rabu 17/2] juga demikian halnya saat mengunjungi lokasi pembuatan keranjang di Desa Suka Julu (Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo). Pak Wahyudin sudah lebih 30 tahun menekuni usaha pembuatan keranjang anyaman bambu ini. Melihat fasihnya dia berbahasa Karo, kita bisa pikir dia adalah dari Suku Karo. Ternyata dia berasal dari Suku Jawa yang memperistrikan seorang putri Karo.

Setiap hari Pak Wahyudin merangkai anyaman bambu menjadi keranjang, rata-rata 10 sampai dengan 15 keranjang setiap harinya. Harga jual per keranjang sekitar Rp 18.000 sampai dengan Rp 20.000.

Saat ini, Pak Wahyudin sudah menurunkan kebolehannya dalam pembuatan keranjang kepada dua putranya yang sehari-harinya bisa menghasilkan 15 sampai dengan 20 keranjang setiap harinya.

keranjang 5
Pak Wayudi (tengah) dan istri (kiri) saat berbincang-bincang dengan tim Sora Sirulo.

“Lumayan untuk biaya kehidupan sehari-hari di samping bertani kopi dan sekaligus beternak ayam serta kambing secara kecil-kecilan,” kata Pak Wahyudin.

“Sekarang, bahan bakunya sudah agak sulit didapatkan dan harganya juga sudah semakin tinggi,” tambah pak Wahyudin sambil menambahkan bahwa bahan baku keranjang ini adalah bambu.

Dalam pembicaraan dengan Pak Wahyudin lebih lanjut, dia menjelaskan, untuk mendapatkan bambu tidak bisa hanya mengharapkan dari hutan-kutan desa sekitar. Sudah harus keluar dari desa ini.

“Bahkan, saat musim panen jeruk, pembuat keranjang harus membeli dari luar Taneh Karo,”  kata Pak Wahyudin dengan bahasa Karo yang sangat fasih.

Untuk saat ini, harga yang dipatok untuk bambu di Dataran Tinggi Karo berada pada kisaran Rp 1.500 sampai dengan Rp 2.000/ keranjang.

keranjang 6
Penulis berpose seolah sedang menganyam keranjang.

“Satu bambu yang cukup besar kadang kita beli Rp 7.000an/ batang bisa menjadi 4 atau 5 keranjang. Lumayan bisa kita jual ke pemakai langsung dengan harga Rp 18 ribu sampai dengan Rp. 20 ribu. Akan tetapi, karena sudah banyak, yah, mau tidak mau harus ke agen/ gudang penjualan. Itu biasanya hanya di beli Rp 15.000/ keranjang,” papar Pak Wahyudin.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.