Kerja Bakti IMKA UMA di Gunung Meriah

 

DENHAS MAHA. KUTABULUH. Mengisi liburan akhir semester, Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA) ARIH ERSADA, Universitas Medan Area, mengadakan kegiatan bakti sosial dengan thema “Pesikap kuta Kemulihen” [Senin 6/2]. Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Gunung Meriah (Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo) ini bekerja sama dengan Karang Taruna melakukan gotong royong membersihkan seluruh desa dan membangun plank-plank nama jalan serta gapura selamat datang di Desa Gunung Meriah.

Nestha Fithalis Bangun selaku panitia pelaksana mengatakan kegiatan ini dilakukan dalam rangka liburan akhir semester perkuliahan.

“Setidaknya ada sesuatu yang bisa kita perbuat untuk kampung halaman kita,” kata Ketua Imka Arih Ersada UMA (Meilisa Br Tarigan) yang turut hadir di dalam kegiatan tersebut.

Meilisa mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan ini akan berkelanjutan ke depannya ke setiap desa dari anggota IMKA di sela waktu liburan.

“Selain berbuat untuk kampung halaman, waktu liburan dapat digunakan untuk hal-hal yang berguna bagi masyarakat walau sekecil apapun. Sekalian pula mengenalkan desa satu dengan desa yang lainnya bagi setiap anggota IMKA Arih Ersada UMA,” kata Meilisa kepada Sora sirulo.




M. Sembiring selaku Kepala Pemerintahan Desa Gunung Meriah menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa/i Karo dari kampus Universitas Medan Area ini. Menurut, belum pernah ada mahasiswa Karo yang melakukan hal-hal demikian di Desa Gunung Meriah. Dia berharap ke depannya mahasiswa/i Karo Universitas Medan Area mau berkunjung kembali dan dapat berdiskusi bertukar informasi dengan Karang Taruna untuk membangun desa agar lebih baik lagi.

“Selain itu, kiranya IMKA Universitas Medan Area juga mau mengenalkan salah satu potensi wisata yang ada di daerah kami yaitu air terjun yang indah bernama Mbulayan. Agar suatu saat kelak menjadi salah satu tujuan wisata unggulan milik Kabupaten Karo,” harapnya.

One thought on “Kerja Bakti IMKA UMA di Gunung Meriah

  1. Kegiatan mahasiswa IMKA dari Universitas Medan Area dalam memanfaatkan atau ‘mengisi liburan akhir semester’, beramai-ramai turun kedesa, bikin kerja bakti di desa Gunung Meriah (Karo) adalah salah satu contoh gemilang yang patut dapat penghargaan dari masyarakat, Indonesia dan Karo khususnya. Kepala pemerintahan desa Gunung Meriah M Sembiring sangat menghargai kegiatan ini. Kegiatan ini juga sesuai dengan cita-cita presiden untuk membangun negeri ini ‘dari pinggir’ atau dari daerah seperti yang sudah sering juga dikumandangkan selama ini.

    Semboyan di Sumut yang sudah terkenal dalam berbagai bahasa ‘pesikap kuta kemulihenta’ (Karo) yang artinya perbaiki dan bangun kampung halaman kita, sangat sesuai dengan pembangunan ‘dari pinggir’ itu. IMKA Arih Ersada bersama Karang Taruna bergotong royong membersihkan desa, bangun plank nama jalan dan gapura Selamat Datang di Desa Gungung Meriah.
    Dari kegiatan ini terlihat cita-cita anak-anak muda mahasiwa IMKA mengembangkan turisme di daerah Karo dan desa Gunung Meriah khususnya.
    Selanjutnya dan yang paling penting tentunya menunjukkan dan membangun atraksi yang nyata yang bisa dijadikan daya tarik khusus bagi turis nasional dan kemudian juga internasional.

    Salah satu kelebihan daerah ini ialah alamnya yang indah dan sejuk. Kelebihan inilah ditambah dengan kegiatan lainnya, bidang seni, budaya dan kultur, produksi barang-barang spesifik daerah Karo atau Gunung Meriah khususnya. ‘Seni’ lainnya yang tak kalah pentingnya ialah ‘seni promosi’, langkah-langkah mempromosikan dan mempopulerkan daerah Karo sebagai lokasi turis yang bagus dan indah dan ‘dijamin’ bisa bikin senang dan nyaman bagi para turis, punya kesan indah dan menyenangkan kalau kembali ketempat masing-masing.

    Bandingkan kalau kita sendiri turis ke suatu tempat atau daerah, apa yang membikin kita tertarik kesana. Pertama dan terutama ialah karena namanya sudah dikenal, karena dibantu ‘seni promosi’ itu. Semua bisa bikin trobosan dalam hal promosi ini, juga pemimpin daerahnya, mulai dari bupati terus kebawah.

    Mahasiswa Karo sudah banyak sekali bikin berbagai kegiatan selama ini, dari segi seni, kultur, budaya bahkan diseluruh Indonesia dimana ada mahasiwa Karo dan organisasinya.

    Akademisi Karo juga sudah banyak bikin karia dan jasa cemerlang dalam tingkat nasional, bahkan juga internasional, banyak yang membanggakan bagi Karo dan kulturnya. Dan tentu dengan harapan besar juga tak bisa ditinggalkan akademisi Karo pastilah juga bisa membantu dan mengangkat publik Karo/daerahnya dari segi keahlian dalam bidangnya masing-masing demi usaha kebangkitan ‘dari pinggir’ ini, satu pemikiran yang sangat tepat dan sangat sesuai dengan harapan dan perencanaan pembangunan dari presiden RI Jokowi.

    Sekarang pemerintah RI sedang sibuk menggiatkan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), menirukan kegiatan yang sudah berhasil bagus dan cepat di luar negeri seperti China dan India, dua negeri yang kaya tenaga kerja dan murah! Tenaga kerja yang berlimpah dan murah inilah dasar utama yang bikin KEK berhasil di kedua negara ini.

    Itu juga sebabnya banya fabrik-fabrik AS hijrah ke China sehingga bikin pengangguran besar-besaran di AS dan yang bikin Trump marah dan bikin tegang hubungan kedua negara, situasi mana telah berakibat menjurus ke situasi perubahan dunia yang sangat ‘menarik’. Trump jadi anti-neoliberalisme, China jadi ‘pro-neoliberalisme’ atau setidaknya begitulah diharapkan oleh neolib itu sendiri atas China, supaya China jadi pendukung neolib. Ini memang terlihat dari sikap China atas free trade movement, berkebalikan dengan sikap Trump sendiri. Momok dan ancamam over-produksiya memaksa China untuk ikut free-trade neoliberal.

    KEK dapat fasilitas tertentu dari pemerintah RI, dibikin disatu daerah/tempat tertentu yang dianggap bisa mengangkat fungsi perekonomian yang punya arti tinggi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat setempat, dalam berbagai bidang yang dianggap cocok didaerah itu, seperti buka industri, atau ivestasi dibidang lainnya. Di Sumut sudah dibuka KEK Sei Mangke dibidang ivestasi industri (nasib Sei Mangke masih belum jelas, diragukan bisa jadi ‘proyek mangkrak’ seperti puluhan proyek mangkrak warisan SBY yang telah menyerap habis sekitar Rp140 T).

    KEK pariwisata Mandalika Resort Lombok Selatan terlihat akan berhasil, bisa menarik turis mancanegara dengan mengandalkan pantainya yang masih bersih, air laut yang bening, pasirnya lembut, dan juga keramah-tamahan penduduk Lombok dan sikap bersahabatnya yang sangat tinggi. Belakangan ada berita juga bahwa investor dari Korsel akan membangun hotel turis di daerah KEK Mandalika itu.

    Bagi Karo, mengingat syarat-syarat keberhasilan KEK di China dan India, tidak mungkin dari segi industri, tetapi tentu mugkin dari segi turisme dan mengembangkan industri turis sebagai sektor dan faktor peningkatan ekonomi, tentu lebih meyakinkan.

    Syarat alam sudah tersedia seperti di Mandalika juga, bahkan lebih ‘menggunung’ dibandingkan dengan Mandalika. Di Mandalika sangat diharapkan turis manca-negara yang senang panas matahari, pantai indah dan pasir dengan airnya yang bening dan angin sepoi-sepoi bahasa he he . . Sedangkan turis nasional lebih ‘menggunung’, senang alam sejuk dan pegunungan, nyaman dan penduduk yang ramah tamah. Itu semua ada di Karo dan Gunung Meriah.
    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.