Ketika Plastik Tas Mesti Dibayar





plastik 3

SRIA VAN MUNSTER-GTG. AMSTERDAM. Tidaklah bisa dipungkiri bahwa sesungguhnya plastik adalah salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan hidup secara menyeluruh. Jika kita perhatikan di sekitar rumah, dapur kita saja jelas dan pasti banyak sekali alat-alat dapur yang kita gunakan bahannya dari plastik.

Salah satu penggunaan plastik yang sangat perlu dikurangi adalah kantung-kantung platik.  Perhatikan bahwa kita tak perlu membawa tas belanja ke pasar atau ke super market, karena memang akan disediakan kantung palstik pada setiap pembelian yang kita lakukan.

Setelah hari United Nations Climate Change Conference di Paris tahun 2015 lalu, pemerintah Belanda telah menetapkan bahwa sejak tanggal 1 Januari 2016 akan berlaku pembayaran terhadap kantung plastik yang dibutuhkan pembeli.

plastik 1Mengapa pembeli mesti bayar?

Jawabannya simpel, karena setiap manusia di bumi ini harus ikut bertanggungjawab akan kelestarian lingkungan dan alam. Penerapan biaya untuk semua kantung plastik sesungguhnya di Belanda tidak muncul begitu saja. Hal ini telah lama dilakukan oleh banyak supermarket ternama. Dan, sudah menjadi kebiasaan bahwa kantung tersebut akan digunakan kembali jika mau berbelanja atau keperluan lainnya.

Menurut pengamatan Sora Sirulo, aksi penerapan pembayar amat sukses. Ini terlihat sejak di hari pertama aturan ini berlaku. Kini jarang sekali kita melihat para pejalan kaki yang menggunakan kantung-kantung plastik terutama yang kecil. Kalaupun ada orang yang menggunakan tas plastik dari sebuah super market maka itulah bukan kantung yang baru, tetapi yang usang, telah beberapa kali digunakan.

Sebagai pengganti tas-tas plastik ini banyak supermarket kini menjual/ manawarkan tas-tas yang terbuat dari jute, itu pun jika pembeli butuh. Atau diberi gratis kepada pembeli jika berbelanja hingga sekian euro.

Apakah penerapan ini akan berhasil di Indonesia? Masih perlu kita ikuti perkembangannya.

Dari apa yang dilaporkan di media sosial, ternyata di 2 hari pertama para penjual di Idonesia langsung memasukkan barang ke kantong plastik tanpa bertanya lebih plastik 2dahulu, atau tetap memberikannya gratis seperti yang diinformasikan. Bila cara seprti ibni dibiarkan terus,  jelas tidak akan berhasil mencapai ujuannya.

Apakah reklame atau iklan peraturan ini juga mempengaruhi?

Silakan pembaca bandingkan sendiri. Jika kita bandingkan iklan di atas dengan iklan di kann ini, jelas maknanya berbeda. Di Belanda benar- benar memotivasi agar membawa tas sendiri, di Indonesia mengajak diet. Siapa yang mesti diet?




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.