Kok Pembatakan Pemersatu?

Kelompok Musik Tradisional Karo di Belanda sedang mempersiapkan pertunjukannya untuk pembukaan Pameran Sumatra di Museum Etnologi Leiden (Nederland). Dari kiri ke kanan Rosbina Tarigan (pengusaha toko makanan Indonesia di Groningen), Roga Tarigan (Univeristas Groningen), Mangara Silalahi (WWF), Longgena Ginting (Kepala Greenpeace Indonesia), Juara R. Ginting (Universitas Leiden). Sendiri di depan, Nelly br Sembiring (pengusaha restauran Indonesia di Leiden)

Oleh: Iwa Brahmana (Medan)

 

Saya seorang perantau, sekarang sudah kembali ke Medan. Sejak awal saya merantau, saya selalu ucap KBB (Karo Bukan Batak) kepada siapapun teman saya. Tentunya dengan penjelasan yang santun, sistematis, jelas memahami serta bergaya seperti memperkenalkan diri sendiri. Ketika mereka bertanya mengapa KBB, saya jawab.


Tidak ada masalah dengan suku-suku lain kecuali Suku Batak. Ya, intinya mereka keberatan dan menganggap ini adalah pemecah belah. Wat de pak! Itu-itu saja alasannya. Tapi, ya sudah, saya jelaskan dengan mengutip beberapa bukti dan, ya, tetap saja ngeyel.

Yang saya mau katakan adalah, siapa bilang KBB perpecahan? Lalu, mengapa pembatakan adalah persatuan? Siapa bilang KBB diskriminasi? Bukankah pembatakan adalah bentuk intimidasi identitas? Siapa bilang KBB adalah unjuk supremasi? Bukankah pembatakan adalah unjuk pencaplokan? Siapa bilang KBB merusak identitas? Apakah pembatakan mempenjelas identitas?

Yang tidak sama jangan dipaksakan, karena itulah esensi toleransi dan tetap rukun, justru keberagaman karakter dan filosofi yang diperjelas akan menambah wawasan Nusantara bahkan wawasan sosial dunia. Sikap yang menerima keberagaman yang seperti itu justru akan melahirkan generasi-generasi yang lebih bijaksana dan berdinamika di dalam memandang keberagaman sebagai suatu anugerah, namun semakin memiliki sikap empati yang tinggi.

Jadi, apa yang salah dengan kami adalah Suku Karo bukan sub Suku Batak? Mari kita saling memperkenalkan diri dan budaya, agar kita semakin bersaudara di dalam perbedaan dan berdialog dalam kesamaan.

Justru KBB mendukung cita-cita BHINEKA TUNGGAL IKA. Justru KBB mengajarkan BHINEKA TUNGGAL IKA. Salahnya di mana? Atau, jangan-jangan kalian anti BHINEKA TUNGGAL IKA?

Bujur





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.