Kolom Acha Wahyudhi: JIWA

Bukan aja kamu, termasuk aku duluuu… membayangkan dan mempercayai bahwa manusia itu terdiri dari elemen berbeda yaitu, raga/ jasad dan nyawa atau jiwa. Agar terdengar lebih epik lagi, ada juga yang menambahkan elemen Ruh tuhan, seperti Hercules misalnya, manusia super anak Zeus, hasil hubungan Zeus dengan wanita Bumi.

Jadi dapat dikatakan ruh tuhan ada di dalam tubuh Hercules.

Ide tentang unsur tuhan yang ada dalam setiap manusia ini diadopsi oleh banyak budaya dan kepercayaan. Sementara di sisi lain belum ada satu pun penelitian ilmiah yang dapat membuktikan keberadaan jiwa/ nyawa dan atau ruh.

Kita adalah kita yang terlihat dan nyata. Kita yang bisa berjalan, bekerja, berbicara, merasakan emosi: percaya, apatis, marah, murka, benci, rindu, swebel, seneng, jueles, cinta, bisa merasakan gemesssh sampai ngebeeet bingiiitz. Jadi, dapat disimpulkan, bahwa apa yang kita sebut jiwa/ nyawa atau ruh hanyalah bagian dari RAGA, yang nyata adanya.

Sebagaimana halnya organisme hidup lain, manusia pun mempunyai masa harapan hidup yang panjangnya tergantung telomer di ujung DNA kita. Material yang biasanya dikategorikan sebagai mahluk hidup seperti tumbuhan, bakteri, virus, dan nyamuk itu juga hidup dan kemudian mati.

Mahluk tersebut juga sama istimewanya seperti manusia, namun mengapa saat mahluk-mahluk hidup selain manusia itu mati, hampir tidak ada yang mempertanyakan ke mana nyawa pohon toge, atau jiwa nyamuk itu pergi? Apakah mereka pun berkumpul di Alam Barzah menunggu hari kiamat nanti?

Seorang manusia bisa saja mati dengan tenang dalam dekapan kekasih hati yang namanya tercantum di akte nikah. Atau kena serangan jantung mendadak saat sedang asyik indehoy dengan cem-ceman.. ups .. saat expired date tiba sesuai dengan suratan telomernya.

Atau saat tidak berhati-hati, bisa saja mati dalam kecelakaan. Terinfeksi mikro organisme patogen, atau terkena penyakit degeneratif karena pola hidup yang tidak tepat. Sehingga menyebabkan sel kita mengalami kerusakan sebelum waktunya akibat pengaruh radikal bebas yang memapar tubuh kita.

Sebaliknya manusia yang menjaga tubuh dengan baik, memakan makanan super dan olahraga teratur, sangat mungkin DNA manusia tesebut akan mengalami mutasi positif, seperti memanjangnya telomer atau usia harapan hidup. Nyawa, jiwa dan atau ruh pada dasarnya adalah hasil dari otak super manusia bekerja, yang bisa disebut sebagai Consciousness atau kesadaran.

Output proses berpikir ini seringkali disebut juga dengan istilah spiritualitas. Output setiap manusia relatif berbeda, tergantung input apa yang dimasukkan ke dalam otak manusia tersebut.

Bangsa Viking mempercayai Odin, Thor, Loki dan Freya sebagai tuhan-tuhan yang menguasai dan menentukan hidup mereka seperti apa yang diyakini dan diajarkan orang tua dan masyarakat di sekeliling mereka. Sepenuh iman mereka percaya, dan rela mempertaruhkan bahkan mempersembahkan nyawa demi tuhan-tuhan tersebut.

Sementara di belahan Bumi yang lain, masyarakat penyembah batu mentertawakan dan melecehkan ritual dan kesia-siaan yang bangsa Viking lakukan. Yaaa.. tapi memang lucu sih mereka itu, bagaimana engga diketawain coba…?

Penyembah Odin. Diminta menunjukkan cintanya. Selain mengorbankan ternak, mereka juga diminta mempersembahkan hadiah bagi tuhan dengan menyembelih manusia kesayangannya seperti anak atau keluarganya. Para petarung Viking berharap mati sebagai syuhada dalam medan perang, dengan harapan mereka bisa dijemput Valkyrie (Bidadari dalam mitologi Nordic) langsung menuju Varhalla (Surga).

Nah, yang bikin ngakak tuh, setelah sampai di Varhalla, mereka akan bertarung kembali sampai mati, kemudian hidup lagi, begitu seterusnya sepanjang hari. Lantas di sore hari mereka akan minum arak dan bercengkrama bersama Odin, Thor dkk. Susah payah masuk Varhalla hanya untuk cape, bertarung, mati, hidup lagi.

Di mana enaknya sih? Menjalani hidup itu sebenernya simpel, beneer ga sih? Namun, mengapa manusia seneng bikin ruwet sendiri dengan segala macam dogma dan menjalankan aturan tak bernalar?

Dalam hal mencintai juga begitu, manusia itu pada dasarnya mempunyai instink mudah mencintai manusia lain yang nyata ada di sekelilingnya, menyayangi tumbuhan atau bisa dengan imutnya jatuh cinta pada binatang kesayangannya. Namun mayoritas manusia malah memilih berpikir rumit bahkan berhalusinasi mencintai sosok-sosok ghoib, yang sangat mungkin tidak pernah ada.

Lebih aneh lagi bila menyembah sosok berkarakter kejam, seneng ngancem, ga adil, pecinta perang walau ngakunya sih pengasih dan penyayang. Jadi, daripada mencintai sosok ghoib ga jelas dan malah ngeblock akunku, lebih baik kamutu mencintaiku.

Walau aku sadar sesadar-sadarnya, aku punya sedikit kekurangan di antara sejuta kelebihanku, dan jelas galak suka menyalak… Namun, mencintaiku itu jauh lebih mudah. Karena aku nyata, aku bisa bikin kue yang katamu enak, kamu bisa lihat mataku berkedip-kedip saat kelilipan atau pas ke’geer’an.

Gigi putih kekuning-kuninganku terlihat lucu ketika kunyengir atau tertawa terbahak-bahak kesenengan. Dan yang terpenting aku bukan manusia yang hanya berani ngancem-ngancem, karena aku type straight yang bisa langsung njewer kupingmu, dan sangat mampu nyelepet, nendang dan ngemplang kamu saat matamu jelalatan!

Mbuh.. Topik tulisan ini sebenernya apa sih campur aduk, dedwel duwele, niatnya sih tentang Valentine.. tapi koq malah jadi ngajakin perang?

Sentul, 14 Februari 2021 Dari Cinta… Untuk kang Nunu Ori, bukan yang kawe!

Note: harusnya yang jadi pemeran wanita mendampingi Kang Nunu di film Lake House ini aku, berhubung saat itu aku sakit tipes dan muntaber, diganti deh sama Sandra Bullock! Naseeb!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.