Kolom Andi Safiah: Ego, Agama, dan Pentung Kepala

Mengapa mereka yang beragama sedikit lebih sensitif dari pada mereka yang tidak beragama? Jawabannya, karena agama sama dengan Egi, eh Ego maksud saya. Semakin besar Ego-nya semakin bersemangat dia beragama.

Beda dengan mereka yang sudah tidak begitu ambil pusing atau bahkan membuang elemen agama dalam hidupnya macam Hawking.

Mereka akan terlihat jauh lebih rileks karena ruang kosong yang begitu banyak dalam pikirannya digunakan untuk belajar bisnis atau belajar ilmu-ilmu terapan yang berbasis scientific. Urusan dunia menjadi fokus utama mereka. Mereka sadar dan tidak banyak berharap pada kehidupan setelah mati, karena paham bahwa tidak ada tempat bagi komputer rusak setelah mati.

Mati bagi mereka adalah mati saja, tidak perlu diperdebatkan. Apalagi diiming-imingi dengan kehidupan yang lebih baik dari pada di dunia.

Coba anda mikir sedikit, manusia seperti Bill Gates yang kayanya tidak bisa anda bayangkan. Ketika beliau mati diiming-imingi sorga, tentu saja reaksinya akan langsung ngakak sambil guling-guling. Mengapa? Karena faktanya dengan kekayaan yang beliau miliki beliau bisa melakukan apa saja yang pernah dibayangkan oleh manusia Goa.

Tapi yang dilakukan oleh Beliau justru membantu sebanyak-banyaknya umat manusia agar tidak mampus disikapi sama penyakit Malaria. Bahkan Tuhan sekalipun tidak sanggup menyamai rekor save life yang beliau lakukan.

Intinya begini, kalau anda ingin membesarkan ego anda silahkan, tapi jangan sambil main pentung kepala orang.

#Itusaja!




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.