Kolom Andi Safiah: HU-MAN-ITY

Sebelum Ilmu Pengetahuan berkembang dengan kecepatan yang fantastis, dulu kala umat manusia percaya bumi adalah pusat dari alam semesta. Ini meruakan sebuah kepercayaan yang bertahan ribuan tahun lamanya. Hngga muncul seorang anak manusia bernama Copernicus yang berani mengajukan sebuah pertanyaan sederhana.

Dari pertanyaan sederhana tersebut keyakinan manusia mulai goyah.

Daii seorang Copernicus kita bisa belajar bahwa “berani” mempertanyakan sesuatu yang kita anggap tabu, suci, sakral adalah awal dari semua jenis pencerahan. Saat ini, kita mengenal Copernicus sebagai Bapak pendobrak kejumutan berpikir manusia pada zamannya. Dengan dikoreksinya posisi planet Bumi pada tempat yang semestinya, maka kita bisa bertemu dengan beragam penemuan progresif.

Hingga lahirnya produk teknologi seperti super komputer dan internet. Di tangan kita saat ini, lewat ponsel pintar, kita bisa menjelajah dunia. Pengetahuan dengan bebas tanpa harus takut ditangkap oleh polisi moral utusan dewa mabok yang bermental maniak kekuasaan.

Pembungkaman sudah bukan zamannya lagi. Manusia kini bisa bebas menjelajah dan menjadi apapun yang dia mau. Ini bisa terjadi karena pikiran-pikiran kolektif di masa lalu bisa bertemu dalam satu frame besar “Hu-Man-ity”.

#Itusaja!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.