Karena kita tidak memiliki yang namanya standard kebenaran universal, maka tidak heran jika yang terjadi dalam dinamika publik bangsa ini adalah kekacauaan nalar. Seorang yang katanya terpelajar sekalipun bisa tampil “lucu” di hadapan publik.
Contohnya seperti Anies Wisedan.
Sementara yang coba melakukan segala upaya untuk menyumbangkan pikiran, tenaga dan hidupnya dipermainkan oleh propaganda kelas sampah, yang dimainkan oleh kelompok gagal move on dan gagal paham aliran moronik.
Karena apapun yang coba dikerjakan, akan selalu berakhir sampah di hadapan kesadaran sampah.
Contohnya seperti Ahok dan Jokowi.