Kolom Andi Safiah: SENDIRI MENGHARUNGI KEBEBASAN

Indonesia adalah bangsa paling toleran di muka bumi ini. Lihat saja bendera ISIS dibiarkan beredar dalam ruang-ruang publik. Padahal semua juga tahu kalau ISIS adalah organisasi terrorist paling brutal setelah Al Qaidah rontok.

Namun, karena manusia Indonesia pikirannya selalu positif, maka apapun itu dibiarkan.

Tapi, di satu sisi, jika bicara agama, Indonesia menjadi bangsa yang langsung salto. 2 kenyataan ini membuat para pakar, terutama pakar alam ghoib senang dan sumringah, karena dari sanalah mereka bisa meraup keuntungan secara instan.




Lewat ceramah-ceramah yang nyaring bunyinya, tapi kosong isinya mereka menjual ‘obat’ sakit jiwa yang dibutuhkan oleh banyak manusia. Dan, memang terbukti, “sakit jiwa” yang diidab oleh bangsa ini sumbernya dari agama.

Mereka rebutan membuat tafsir terbaik menurut agama yang sama. Nah, kalau jeli kita bisa bertanya bagaimana mungkin agama yang sama tapi memiliki tafsir yang berbeda antara satu penjual ‘obat’ dengan penjual “obat’ lainnya?




Berarti ada yang keliru dalam ‘obat’ yang ditawarkan. Namun, karena bumbu lewat “retorika langit” akhirnya obat itu mau atau tidak tetap dikonsumsi untuk memenuhi hasrat orang banyak, karena memang agama hanya bisa disebut sebagai agama jika dia banyak (bergerombol).

Sementara dalam alam liar, hanya domba dan bebek yang bergerombol, elang, singa, jaguar, ular, tidak suka bergerombol dalam menantang realitas.

Jadi, ingat, selama masih mayoritas kebodohanpun akan bersifat mayoritas, dan berjalan sendirian bukanlah kesalahan apalagi penyakit.

Justru dengan berlari sendirian kamu bisa menjangkau luasnya alam semesta dengan bebas.

#Itusaja!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.