Kolom Arif A. Aji: BUDI DAYA BIRAHI

Keadaan memang yang mengharuskan orang itu memilih jalan hidupnya. Semua orang berhak menentukan jalan hidupnya sendiri walau tidak jarang dipersalahkan. Demikian juga dengan orang-orang yang sudah sampai pada taraf kemakmuran hidup. Dengan kapasitasnya dia bisa menggunakan kemakmurannya untuk kenikmatan hidupnya. Walaupun harus menutup nalar atau bahkan membunuh rasa empati sekalipun.

Dengan bisa membuat istana sendiri dan merasa jadi raja, walaupun tak lagi hidup beresensi.

Ketika agama yang disebarkan dahulu sudah menguasai sebagian dunia, apalagi dengan ibadah agama itu bisa mempertahankan kekayaan/ kemakmuran dimana agama itu berasal, sudah pasti masyarakatnya tidak perlu khawatir. Kemakmuran negara itu sudah ditanggung oleh agama itu sendiri.

Lalu, bagaimana mentalitas dari masyarakatnya?

Sudah pasti hidup baik Sultan. Hidup mereka terhanyut dalam kemewahan. Mereka cenderung berpesta pora dalam kehidupan demi memuaskan hasrat dan syahwatnya. Tentang berpikir ilmu pengetahuan, bisa jadi mereka tidak memiliki waktu untuk itu.

Mereka selalu sibuk mempertahankan kekayaan dan kemewahan mereka, supaya bisa terus terpenuhi hasrat juga syahwat atau birahi mereka. Yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana bisa hidup sebagai Raja dan bisa terpenuhi apapun yang diinginkan.

Bukan tentang “otak kotor”, tapi lebih pada jiwa-jiwa yang sudah terbelenggu oleh ego sentris dan hanya mengejar kepuasan. Yang ada hanya angan- angan menuju kepuasan, yang akan terus berkembang. Agama membawa kemakmuran sebuah negara yang bisa menjamin kemewahan warga negaranya.

Walaupun semua itu berasal dari ketulusan dan keikhlasan para pemeluknya. Agama yang menjadikan sebuah negara dengan banyak raja di dalamnya. Yang selalu bermewah-mewah dengan harta dan juga wanita. Walaupun itu datang dari kerja keras dan keringat bahkan darah para pemeluknya.

Pemeluk agamanya tiap hari membudidayakan angan-angan akan sorga. Sedangkan orang-orang yang di negara di mana agama itu berasal membudidayakan ego dan syahwat atau nafsu birahi sebagai sorga mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.