Kolom Asaaro Lahagu: 2 STRATEGI JITU SUDAH DIGAUNGKAN (2 Taktik Lagi, Pak Jokowi!)

Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu

Merebak di group-group WA bahwa setiap Selasa malam, ada kampanye politik di Masjid yang dibungkus dengan doa. Menjelang Pilpres 17 April, latihan doa setiap hari Selasa malam semakin intens. Dipilihnya hari Selama malam, karena esoknya hari Rabu, hari pencoblosan 17 April.

Pada hari Selasa malam 16 April 2019, gerakan doa, gerakan pengajian di Masjid akan habis-habisan digalakkan.

Kotbah-kotbah yang membakar semangat akan dikobarkan. Esoknya subuh, semua wajib berdoa bersama. Dibarengi dengan sarapan gratis bersama. Sesudahnya secara bersama bergerak membahana ke TPS-TPS.

Pakaian pun sudah diatur, yaitu serba putih. “Putihkan TPS”, begitulah seruan strategi ini. Pakaian putih, pakaian jubah koko akan menjadi penanda orang yang memakainya dan siapa kubu yang didukungnya. Jika tidak berpakaian putih, maka mudahlah mengenalnya, mudahlah mengintimidasinya, kalau bisa mudah menghalanginya dan menakut-nakutinya.

Tidak cukup dengan putihkan TPS, tetapi satu hari sebelumnya, tim yang dihunjuk sudah mendirikan dapur-dapur umum untuk logistik para ‘Mujahiddin’. Ini adalah pertarungan besar, perang badar, hidup mati, pertarungan agama dalam bingkai politik.

Pembentukan tim dapur umum selain memperkuat kebersamaan kubu pendukung, juga menakut-nakuti calon pemilih kubu lain. Ini perhelatan kami, ini pesta kami, ini hajatan kami, ngapain lu datang. Kira-kira begitu.

Semua harus turun, tak ada satupun yang absen. Tak ada satu pun yang Golput. Hari penentuan, hari hidup mati, 17 April 2019. Inilah new strategy perang badar. Dan Paslon 02 wajib menang.

Sesudah mencoblos, maka semua TPS-TPS harus dikawal sampai perhitungan suara. Harus divideokan, difoto, disebarluaskan jika ada kecurangan. Perhitungan harus benar, harus sesuai dengan harapan. KPU juga tidak boleh curang. Kalau curang maka akan dibuat perhitungan, didemo siang malam sampai komputernya diaudit secara forensik. Alamak.

Semua pendukung harus siap dengan handphone di tangan. Handphone adalah senjata baru, lebih canggih dari senjata nuklir. Apapun yang diminta untuk disebarkan, sebarkan dengan segera, sebanyak-banyaknya. Handphone juga harus digunakan sebagai alat kampanye mutakhir. Gunakanlah Handphone untuk memperkenalkan calon Presiden hasil Ijtima Ulama.

Melalui Handphone, lawan semua isu, semua serangan kepada Paslon hasil Ijtima Ulama. Sekaligus gunakan Handhone, gunakan pulsa gratis, gunakan pulsa yang dibagi untuk menyerang habis-habisan paslon 01. Serang terus, tak henti-henti, terus-menerus, 24 jam sehari.

Lalu nantinya jam satu siang 17 April 2019, mulailah tatapi televisi, tatapi media mainstream, tatapi handphone untuk melihat hasil quick-count. Siap sedia menyongsong kemenangan yang sudah di depan mata. Siaplah menari bangau. Keyakinan menang karena ikut didoakan malaikat, sudah di depan mata.

https://www.youtube.com/watch?v=lDrhOVeXz7E

Kalimat-kalimat di atas cuplikan strategi kubu sebelah menjelang dan pada hari pencoblosan Pilpres 17 April 2019 mendatang. Ngeri.

Membaca strategi badar itu, Kubu Jakowi mengambil langkah jitu. Jokowi mengeluarkan seruan hebat. Melalui tulisan tangan, merebak seruan Jokowi di grup-grup WA. Isinya:

“Gunakanlah hak pilih kita pada tanggal 17 April 2019. Jangan lupa pilih yang bajunya putih. Karena putih adalah kita. Kita semua ke TPS berbondong-bondong berbaju putih. Joko Widodo.”

Mantap. Saya setuju. Di sana putih, di sini putih. Semua putih. Kalau bisa laki-laki Muslim yang memilih Jokowi semua berbaju koko. Pelihara janggut juga. Pakai sorban di kepala. Ini bisa membuyarkan strategi Prabowo yang ingin memutihkan TPS. Semua sekalian putih.

Soal politik elektoral, saya lihat lihat video iklan Jokowi yang Islami sudah mantap. Publik sudah tahu bahwa Jokowi itu adalah seorang nasionalis. PDIP juga nasionalis. Dari dulu begitu.

Nah, untuk melawan fitnah anti Islam, anti ulama, maka video iklan Jokowi yang Islami sudah jitu. Berbeda benar dengan kubu sebelah yang merasa nasionalis, padahal didukung Ormas garis keras anti NKRI.

Supaya lebih lengkap, ada dua lagi strategi yang perlu diambil oleh Kubu Jokowi.

Pertama, soal dapur umum di TPS. Saya minta dibuat juga dapur umum di TPS bagi pendukung Jokowi. Dirikan tenda di TPS.

Ke dua, Selasa malam, di seluruh Masjid pendukung Jokowi dilakukan doa bersama. Esoknya subuh, sarapan gratis bersama. Lalu semua pendukung Jokowi berbondong-bondong membahana ke TPS. Putihkan juga TPS. Dan kita lihat siapa yang bingung.

Jadi tinggal dua strategi lagi yakni dapur umum dan doa Selasa malam dan Rabu subuh di Masjid. Jika kedua strategi ini dilakukan maka kebingungan di kubu sebelah akan bertambah. Jika mereka merubah strategi maka sudah terlambat.

“Tirulah strategi mereka dan lawan balik dengan strategi yang sama,” Itulah seni perang ala Sun Tsu.

Hasil-hasil survei yang gapnya ada di angka 20% sudah memukul psikologis Kubu Prabowo. Mereka sudah panik. Tinggal kepanikan itu dibumbui dengan putihkan TPS, dirikan dapur umum, doa Selasa Malam, salat subuh pagi Rabu 17 April, maka lengkap sudah. Kemenangan Jokowi tak terbendung. Begitulah kura-kura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.