Kolom Asaaro Lahagu: Ahok Disidang Ke-14, DPR Ngamuk, Jokowi Vlog Kambing: Mbeeek

Sidang Ahok ke-14 hari ini adalah sidang kisah hidup nyata Ahok. Benarkah Ahok terlahir sebagai penista Agama? Apakah Ahok sejak anak-anak sudah menghina agama Islam? Apakah Ahok yang pernah menjadi Bupati di Belitung Timur merupakah musuh besar agama Islam? Apakah Ahok sepanjang hidupnya berkali-kali menista agama? Jawabannya ternyata tidak.



Dari kesaksian supir keluarga Ahok, Suyanto, diketahui bagaimana hidup nyata Ahok sebenarnya. Ahok memperkerjakan Suyanto yang muslim sebagai supir keluarganya sejak tahun 2003. Menurut Suyanto, Ahok pernah mengingatkannya untuk melakukan Sholat Jumat. Ahok yang tinggal di sekitar perkampungan, kerap membantu pembangunan Masjid. Dan, yang lebih hebat lagi, Ahok menurut Suyanto, pernah menaikkan haji 4 orang.

Fajrun, saksi fakta Ahok lain menyebut Ahok sebagai sosok yang tidak membeda-bedakan siapapun. Fajrun, teman Ahok semasa SD itu menyebut Ahok sebagai sosok yang berjiwa sosial tinggi. Saat ada Idul Fitri, Ahok bersilaturahmi ke rumah orang Muslim. Dan begitu sebaliknya. Saat Natal, orang-orang Muslim bersilaturahmi ke rumah Ahok termasuk Fajrun.

Ketika ada pemilihan Bupati Belitung Timur, Fajrun mengaku memilih Ahok. Padahal kakaknya sendiri, Abdul Fatah, maju dalam kontestasi Pilkada Belitung Timur itu. Fajrun mengakui bahwa dia memilih Ahok karena perhatian Ahok terhadap Muslim. Ahok kata Fajrun adalah sosok yang bisa memberantas korupsi karena Ahok sendiri anti korupsi.

Kesaksian Juhri, mantan Ketua Panitia Pengawasan Pemilu Bangka Belitung 2007 mengatakan, setiap kali ada Pilkada dan ada calon nonmuslim mencalonkan diri, maka ada selebaran yang menyerukan untuk memilih pemimpin yang seiman. Herannya jika tidak ada calon dari non muslim maka selebaran masif untuk memilih pemimpin yang seiman, tidak ada.

Dari saksi-saksi fakta Suyanto, Fajrun dan Juhri, terlihat bahwa Ahok sejak di Belitung, tidak memiliki riwayat memusuhi agama Islam. Malahan Ahok dikenal banyak membantu pembangunan Masjid dan menaikkan haji 4 orang. Ahok juga sudah dikenal masyarakat sebagai sosok yang anti korupsi. Tak heran kalau Ahok pernah terpilih sebagai Bupati Belitung Timur yang mayoritas muslim.

Bahkan Ahok hampir memenangkan Pilgub Babel jika ia tidak diserang dengan SARA. Sejak di Belitung, Ahok sudah dijadikan sebagai korban SARA ketika ia mau mencalonkan diri menjadi kandidat kepala daerah dengan argumen Surat Al-Maidah ayat 51. Itu berarti dari kesaksian Suyanto, Fajrun dan Juhri, di Belitung ada oknum-oknum tertentu yang mempolitisir agama demi ambisi pribadi.

Jika kemudian saat melakukan kunjungan kerja 27 September di Kepulauan Pramuka, Ahok menyinggung Surat Al-Maidah ayat 51, itu karena muncul lagi oknum-oknum politikus busuk yang menggunakan tameng agama untuk menjegal Ahok. Jadi, surat Al-Maidah ayat 51 sengaja digunakan oleh oknum-oknum politikus busuk itu untuk kembali menjegal Ahok, sama seperti di Belitung. Ahok pun mengingatkan masyarakat agar jangan mau dibodohi oleh oknum-oknum politikus busuk dengan memakai pembenaran Surat Al-Maidah ayat 51 itu.

Sementara Ahok sudah menjalani sidang ke-14, dalam beberapa hari ini, publik menyaksikan para anggota DPR Senayan mengalami kepanikan. Ketika bantahan-bantahan mereka yang terlibat korupsi proyek jumbo e-KTP, sama sekali tidak dipercaya oleh masyarakat, maka DPR semakin panik, marah dan mengamuk kepada KPK. Apalagi KPK sudah mulai menebar ancaman bahwa sebentar lagi ada tersangka baru terkait proyek e-KTP itu. Itu jelas sangat menakutkan anggota DPR.

Sekarang KPK benar-benar dijadikan musuh bersama oleh DPR. Para anggota DPR Senayan kini melantunkan suara koor sumbang untuk merevisi UU KPK. Tujuannya agar KPK di bumi Indonesia benar-benar tersunat dan terkebiri. Tidak puas sampai di situ, para anggota DPR kembali bersuara nyaring untuk menginvestigasi proyek e-KTP itu lewat hak angket. Nah, ini yang lucu nan gila. Para anggota DPR akan memeriksa dirinya sendiri. Jeruk makan jeruk, siapa yang percaya?

Jika hak angket terealisasi, maka anak dan nenek-nenek di Kampung pun sudah paham kesimpulan akhirnya. DPR  akan berkesimpulan bahwa tidak ada pelanggaran hukum dari proyek e-KTP itu. Bisa jadi DPR malah menghantam KPK dengan tuduhan bahwa KPK justru yang offside atau cari gara-gara dan membuat fitnah. Bukankah BPK yang disebut ‘ngaco’ oleh Ahok sudah sudah menyebut DPR dan pemerintah era SBY bersih tak bernoda terkait proyek e-KTP itu?

Seakan nafsu para anggota DPR masih belum tersalurkan, kini Fahri Hamzah mulai berkoak-koak dan berteriak nyaring agar Ketua KPK Agus mengundurkan diri dari Ketua KPK. Alasannya, karena Agus juga dituduh ikut terlibat. Padahal publik paham bahwa jika Agus ikut berdosa atas proyek e-KTP itu, ia pasti tidak lolos menjadi Ketua KPK. Agus juga akan mencoba menjegal investigasi kasus e-KTP itu  agar tidak sampai di pengadilan. Namun, Agus berani karena memang ia tidak terlibat.

Nafsu membara anggota DPR untuk merevisi UU KPK, membentuk hak angket akan gagal dan menguap jika Presiden Jokowi tidak menyetujuinya. Dari pernyataannya terkait proyek e-KTP itu, Jokowi jelas mendukung KPK untuk memproses siapa saja yang ikut terlibat dalam proyek itu termasuk Ketua DPR dan 2 anggota menterinya. Jokowi sangat marah, bagaimana mungkin duit Rp. 5,9 Triliun itu dikorupsi secara ramai-ramai. Hasilnya, KTP dalam bentuk kertas berubah menjadi plastik. Ini keterlaluan.




Saat ini para anggota DPR yang mengamuk sekaligus panik ketakutan karena akan ditelanjangi total oleh KPK, mencoba merayu Jokowi agar berpihak kepada mereka. Namun, rayuan itu jelas tidak digubris Jokowi. Bukankah para anggota DPR itu ada yang ngotot membentuk Pansus Ahokgate karena Jokowi mengaktifkan Ahok menjadi gubernur? Pakde Jokowi pasti tersenyum-senyum menyaksikan tingkah dan perilaku anggota dewan yang gemar korup itu.

Sebagai respon rayuan DPR agar Jokowi menyetujui hak angket e-KTP itu, Jokowi meng-upload video blog (Vlog) tentang kambingnya yang sekarang sudah berjumlah 10 ekor. Suara-suara anak kambing yang baru lahir itu bersuara Mbeeeek mbeeek seolah mengejek para anggota DPR yang rakus korupsi.

Bahkan Jokowi ikut menyentil DPR dengan moment kelahiran anak kambingnya. Menurut Jokowi, lewat kelahiran anak kambing itu, maka ada lahirlah sebuah pembaharuan, amanah, dan berkah yang bermakna optimisme. Selama merekam Vlog, suara Jokowi diiringi oleh suara kambing-kambing peliharaannya: mbeeek….mbeeek….mbeeeek, jangan korupsi bro. Mbeeek…mbeeek.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.