Kolom Asaaro Lahagu: Ahok Telah Sibak Semak, Jokowi Tinggal Pukul Ular Beludak

Seorang teman meng-inbox saya dengan sebuah pertanyaan. Ahok sudah di penjara, lalu apa jasa terbesarnya? Sambil seruput kopi dengan tahu isi, meniru Denny Siregar, saya mulai mengingat kembali sosok Ahok yang fenomenal itu. Sepak terjangnya saat Gubernur DKI Jakarta, kembali berkelebat di pelupuk mata saya.

Apa jasa terbesar Ahok bagi Republik ini? Ahok telah membangun mental birokrat Jakarta dari mental priyayi menjadi mental pelayan. Ia berhasil memberantas pungli di kantor-kantor kelurahan, kecamatan, wali kota hingga balai kota. Gaji para PNS di Jakartapun berkali-kali lipat besarnya di banding PNS luar Jakarta. Lalu, apakah itu jasa terbesar Ahok? Bukan.

Ahok berhasil membuat APBD DKI Jakarta transparan. Taufik dan Lulung tak bisa lagi memainkan APBD DKI yang super lezat nan menggiurkan itu. Ahok berhasil membangun e-budgtting yang tidak bisa lagi diutak-atik oleh bawahan gubernur atau para kepala dinas. E-budgeting itu sudah terkoneksi dengan KPK dan BPK. Tak ada lagi anggaran siluman 12 Triliun, anggaran USB alias UPS,  atau anggaran  ‘pemahaman nenek lu’ oleh DPRD. Apakah itu jasa terbesar Ahok? Bukan.

Ahok berhasil membentuk berbagai pasukan yang sukses merubah wajah Jakarta.




Ada pasukan orange (pasukan siaga banjir), pasukan ungu (melawan pikun), pasukan biru (menjaga tata air), pasukan hijau (menjaga keindahan taman), pasukan kuning (mewujudkan sarana dan prasarana), pasukan merah (meronovasi rumah). Sungai-sungai di Jakarta, got dan jalan serta trotoar menjadi bersih. Apakah itu jasa terbesar Ahok? Bukan.

Ahok berhasil membangun Masjid di balai kota, di Daan Mogot, membangun puluhan ribu unit rusun, merelokasi penghuni  liar di bantaran sungai, membersihkan waduk-waduk, menggusur bisnis lendir di Kalijodo, membangun ratusan taman indah, memaksa para pengusaha ikut membangun DKI dari dana CSR mereka, meningkatkan pendapatan Pemprov DKI dari area parkir, iklan dan membuat para preman liar tak berkutik.

Apakah itu jasa terbesar Ahok? Bukan.

Ahok berhasil membuktikan BPK ngaco dan kini para pejabatnya terbelit kasus suap jual beli penilaian WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Pun Ahok  berhasil membuat anggota DPR Senayan ketakutan dan ‘terkencing-kencing di celana’ ketika ia menantang dan menyebut mereka kampungan dan akhirnya tak berani memanggilnya terkait kasus lahan Sumber Waras. Bahkan Ahok sukses membuat logika Ratna Sarumpaet terbukti dungu saat ia menuduh Ahok telah membeli KPK, Polri dan TNI. Apakah itu jasa terbesar Ahok? Bukan.

Jasa terbesar Ahok adalah menyelamatkan NKRI dari kehancuran. Rupanya sejak tahun 1998, atau 19 tahun yang lalu, gurita misi para kaum penghancur Pancasila (anggotanya sudah mencapai 12 juta jiwa), penegak negara khilafah telah diam-diam merancang negara khilafah lengkap dengan dasar negara dan undang-undangnya. Satu langkah lagi negara khilafah mirip ISIS siap diproklamasikan. Pada saat itu NKRI tamat untuk selama-lamanya. Kehancuran pun terjadi, aksi pemenggalan kepala akan menjadi menu setiap hari di negeri ini. Tetapi Indonesia selamat berkat pengorbanan Ahok.

Ahok telah berani menyibak semak yang dipenuhi oleh ular-ular beludak. Ketika Ahok fight dan melawan mereka yang menyalahgunakan Surat Al-Maidah, ular-ular beludak pun menyerbunya. Ahok dipatok dengan ganas. Ahok pun dipenjara. Namun, pada saat bersamaan, Ahok berhasil membuat ular-ular beludak itu keluar dari semak. Ular-ular beludak inilah yang hendak mengganti Pancasila, menghancurkan NKRI.

Ada mantan menteri, kini Komisaris sebuah BUMN ketahuan mendukung negara khilafah dan kini sedang bertobat mati-matian dan kembali mendukung NKRI. Ada mantan Ketua MPR, ketua sebuah ormas besar Islam, disebut Bapak Reformasi ketahuan ikut menampung uang korupsi dan sekarang ikut menyerang KPK sambil memproklamasikan dirinya suci. Ada sosok yang menyebut dirinya Imam besar Umat Islam Indonesia, anti Pancasila dan terlibat chatting pornografi, kini kabur ke luar negeri.

Ada oknum-oknum yang memfitnah Presiden Jokowi sebagai antek PKI. Ketika dibawa ke pengadilan, tak ada bukti dan orang yang bersangkutan dihukum tiga tahun penjara. Pun ada ustad yang menuduh istana sebagai basis rapat-rapat PKI. Kini ustad yang bersangkutan telah ditetapkan tersangka bersama  dengan sosok yang lain pelaku makar. Kini mereka berjuang mati-matian melepas diri dengan jargon telah dikriminalisasi.

Beberapa hari yang lalu ada pengusaha kaya, pemilik beberapa media, ketua sebuah partai gurem, yang sebelumnya sesumbar mengancam Jaksa dan sangat yakin bahwa suatu saat akan menjadi pemimpin Indonesia, kini bersilat lidah. Saat diperiksa di Bareskrim Polri, mulai berkeringat dingin dan kini sibuk membantah bahwa dia tidak mengancam Jaksa.

Jasa terbesar Ahok adalah berhasil menguak ke permukaan siapa-siapa pengkhianat NKRI, siapa-siapa mereka yang sok suci namun korup. Ahok berhasil menyibak pengkhianat keluar dari sarang sebelum waktunya mereka-mereka yang ingin mendirikan negara Khilafah dan menghancurkan NKRI.




Mungkin kalau tidak ada Ahok, kita semua terlena dan lupa bahwa mereka telah menyusup ke pemerintahan, BUMN, pengacara, anggota DPR, aparat, hakim, jaksa, masuk ke universitas, dan mungkin dalam waktu 3-5 tahun lagi mereka sudah tak bisa dikendalikan lagi. Kini umur perjuangan mereka telah 19 tahun. Mungkin saat perjuangan mereka matang pada umur 23-25 tahun, mereka sudah dewasa dan siap mengambil alih negeri ini.

Mereka telah siap mengambil-alih negara ini, namun keburu digagalkan oleh Ahok. Ahok berhasil memunculkan mereka di permukaan sebelum waktunya. Dan kini wadah para pengkhianat itu atau organisasi politik mereka akan segera dibubarkan, dikuliti dan kalau tidak bertobat akan digebuk. Jokowi sudah berulangkali menyatakan untuk menggebuk mereka yang anti Pancasila alias pengkhianat NKRI.

Jadi, ketika Ahok berani menyibak semak, ular-ular beludak pun keluar. Jokowi sekarang sudah paham kepala ular beludak yang mana yang harus diremuk dan digebuk. Publik pun hanya menunggu dan menunggu kapan Jokowi memukul dan meremuk kepala ular-ular beludak itu tanpa ampun.

 




One thought on “Kolom Asaaro Lahagu: Ahok Telah Sibak Semak, Jokowi Tinggal Pukul Ular Beludak

  1. Semua perselisihan, semua pertengkaran . . . dalam era keterbukaan , , ,
    dengan partisipasi publik yang luas . . . KONTRADIKSI ADALAH TENAGA PENGGERAK PERUBAHANA DAN PERKEMBANGAN.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.