Kolom Asaaro Lahagu: ANALISA KENAPA JOKOWI MENANG 5 – 1 DEBAT KE 2

Dalam debat tadi malam, ada 6 segmen yang dilakukan. Dari 6 segmen itu, Jokowi memenangi 5 diantaranya. Sementara Prabowo hanya memenangi 1 segmen. Dengan kata lain Jokowi mendominasi semua segmen. Mengapa Jokowi memenangi banyak segmen? Bagaimana rinciannya?

Mari kita ulas hal itu dengan hati riang gembira dan bahagia selamanya sambil minum teh lemon, penghancur lemak.

Pada segmen pertama, Jokowi unggul secara data pencapaian. Mengapa? Karena Jokowi benar-benar menguasai lapangan dan mampu membeberkan banyak data pencapaian dengan lugas dan tanpa emosi.

Lalu, bagaimana dengan Prabowo? Pada segmen pertama ini, Prabowo menyampaikan visi-misinya terkait topik yang diperdebatkan dengan penuh semangat, imajinatif, teoritif. Dengan kata lain, mengambang. Ia terlihat jelas hanya beretorika, berteori tanpa program nyata yang jelas dan terukur bila ia menjadi presiden. Saat menyerang Jokowi, Prabowo juga terlihat nihil data.

Pada segmen ke dua, saat debat mengenai infrastruktur, Jokowi banyak bicara angka. Hebatnya Jokowi mampu menghafal di luar kepala data pencapaiannya. Ketika Prabowo menyerang Jokowi dengan contoh LRT Palembang dan Bandara Kertajati, Jokowi dapat dengan mudah menangkisnya.

Terlihat Jokowi sudah menyiapkan jawaban atas pertanyaan Prabowo. Pada segemen ke dua ini, lini pertahanan catenacio Jokowi benar-benar sulit ditembus oleh Prabowo.

Di sisi lain, pada segmen ke dua ini, Prabowo masih seperti pada segmen pertama, lebih banyak orasi, berteori. Ia lebih banyak memakai kata ‘akan’ atau mempunyai ‘strategi lain’ yang berputar-putar pada kata keadilan, kemakmuran dan keberpihakan kepada rakyat banyak.

Pada segmen ke tiga, menjadi segmen yang panas dan ganas. Mengapa? Karena kedua belah-pihak sudah saling membuka aib masing-masing. Hal yang paling seru adalah ketika Jokowi skat mat Prabowo terkait redistribusi lahan. Sebenarnya Prabowo sudah berada pada posisi baik saat ia menyerang Jokowi soal lahan yang masih belum banyak dibagikan kepada rakyat.

Akan tetapi Jokowi cerdas. Ia menyerang inkonsistensi Prabowo yang ternyata selama ini menguasai lahan 340 ribu hektar. Luas lahan itu termasuk sangat besar. Saat Jokowi menyerang Prabowo soal kepemilikan lahan itu, raut muka Prabowo terlihat kaget, lalu matanya berkunang-kunang. Di sini Prabowo menguasai lahan, sementara Jokowi menguasai data.

Pada segmen ke empat, Jokowi lagi-lagi unggul atas Prabowo. Keunggulan Jokowi ini disumbang oleh pengakuan dan pujian Prabowo atas pencapaian Jokowi. Ketika MC memberi waktu kepada Prabowo untuk bertanya kepada Jokowi, Prabowo tidak punya ide untuk menyerang. Prabowo berkali-kali mengatakan cukup dan setuju kepada Jokowi.

Pada segmen ke lima, kembali Jokowi unggul karena Prabowo pada segmen ini melakukan blunder besar. Ketika Jokowi menanyakan soal unicorn, Prabowo bukan hanya tidak tahu apa itu unicorn, tetapi juga khawatir soal duit yang bisa lari keluar. Ketidahuan Prabowo dan kekhawatirannya soal e-commerce berefek negatif kepada kaum milenial yang selama ini sangat menggandrungi e-commerce.

Pada segmen ke enam, Prabowo dianggap memenangi segmen ini karena bantahannya soal kepemilikan lahan yang hanya HGU. Prabowo mampu menangkis serangan Jokowi dengan jujur. Kejujuran Prabowo ini dimaknai sebagai poin menang Prabowo. Selain itu pada debat tadi malam, Prabowo menjadi dirinya sendiri dan bukan the new Prabowo.

Kesimpulannya, Jokowi memenangi debat ke-2 ini karena lebih memahami permasalahan yang didebatkan. Selain itu, Jokowi telah mengerjakan apa yang didebatkan dan sekarang on the track dengan programmnya. Sementara Prabowo lebih banyak orasi tanpa terlihat program nyata yang akan ia kerjakan bila terpilih menjadi Presiden.

Tentu hal yang perlu disayangkan adalah hasil kerja BPN Prabowo yang tidak bisa memberika materi data kepada Prabowo. Atau tidak mempersiapkan Prabowo memahami topik tentang industry 4.0. Akibatnya, Prabowo terlihat tidak menguasai masalah. Ia miskin konsep, terutama hal-hal yang terkait dengan program-program yang lebih fokus.

Prabowo selalu mengulang-ngulang soal keadilan demi kemakmuran rakyat. Artinya, Jokowi lebih membumi sedangkan Prabowo lebih melangit. Sebagai contoh, Prabowo bicara kemandirian namun tidak menjelaskan tentang apa yang dilakukan untuk mendukung ke arah terwujudnya kemandirian tersebut.

Prabowo bicara soal swasembada pangan, tetapi tidak mengurai tentang bagaimana cara mencapainya. Belum lagi soal swasembada air. Entah apa maksud Prabowo soal swasembada air itu. Saya sendiri tidak mengerti. Orang kampung di sana berlebihan air.

Jika dibandingkan dengan Prabowo, Jokowi lebih mampu memaparkan visi dengan menjelaskan capaian dan langkah yang lebih konkrit dan realistis. Bicara soal infrastruktur dasar yang dirasakan rakyat di pedesaan berupa jalan, irigasi dan infrastruktur dasar lainnya, menambah keunggulan Jokowi.

Maka sangat masuk akal dalam debat semalam Jokowi unggul dari pada Prabowo. Pun tidak berlebihan jika Prabowo ada enam kali memuji dan mengakui keberhasilan Jokowi dalam debat. Oleh karena itu, bisa dikatakan Jokowi, sekali lagi, sangat layak menjadi Presiden lagi. Jadi, Jokowi lagi. Begitulah kura-kura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.