Kolom Asaaro Lahagu: CAHAYA AHOK DI PENJARA TERBUKTI TAK PADAM (Ia Tetap Bercahaya)

Asaaro LahaguDi penghujung tahun 2018 ini, saya teringat Ahok. Saya sendiri rindu gebrakannya. Rindu bagaimana ia memaki-maki para pejabat DKI Jakarta yang tidak bisa bekerja dan hanya makan gaji buta.

Saya rindu berita bagaimana ia memecat pejabat yang korup, memaki anggota DPR yang rakus dan menyemprot berbagai perusahaan yang tidak melunasi kewajibannya kepada DKI.

Harus diakui bahwa di tangan Ahok Jakarta berubah. Kinerja pegawai di semua kantor-kantor pelayanan berubah 180 derajat. Kebersihan sungai, jalan, taman terurus rapi berkat idenya menciptakan pasukan orange.

Selama menjadi gubernur, Ahok membangun banyak hal di Jakarta. Ia membangun jalan layang, transportasi massal sampai rusun murah, dan membangun kualitas sumber daya manusia Jakarta sampai ke batas maksimalnya.

tjahaja 5

Selain itu ia terus-menerus menegakkan sila Pancasila, keadilan sosial. Ia menggaji para penyapu jalan dan petugas sampah dengan gaji 4 jutaan, menggaji dengan UMR para penjaga kubur dan memberangkatkan penjaga mesjid naik haji.

Ia juga memindahkan rakyatnya dari tempat kumuh yang dikelola para preman ke rumah susun yang layak. Ia merancang berbagai kartu bagi keluarga miskin, memberikan kemudahan transportasi dan modal usaha bagi penghuni Rusun.

Prestasi terhebat Ahok adalah membuka pintu balaikota selebar-lebarnya supaya rakyat bisa langsung mengadukan masalahnya. Para pegawai DKI pun kebakaran jenggot dan was-was jika kantornya ikut dilaporkan rakyat.

Rakyat Jakartapun jatuh cinta kepadanya. Elektabilitas melejit. Dalam berbagai survei, Ahok tak terkalahkan. Ahok adalah harapan bagi birokrasi yang sudah hancur-lebur karena KKN.

Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2016, Ahok yang bekerja nyata membenahi Jakarta membuat oposisi benci setengah mati. Jika bertarung head to head lewat prestasi, Ahok tak mungkin dikalahkan.

Jalan satu-satunya lewat senjata SARA. Ras Ahok diungkit. Agamanya dicincang. Ia pun dipancing agar melakukan blunder kata-kata. Amarahnya yang menyenggol agama mayoritas ditunggu dari hari ke hari.

tjahaja 4

Benar saja. Terjadilah Peristiwa Al-Maidah. Ahokpun dihajar habis-habisan, dikuliti sampai ke tulang sumsumnya. Iapun akhirnya kalah. Tak puas Ahok kalah, para pembencinya menyeretnya ke penjara lewat kekuatan massa.

Sejumlah orang yang berbaju agama masih belum puas. Mereka ingin membunuh Ahok, menggantung Ahok dan menghilangkan namanya dari muka bumi. Sungguh kebencian biadab dalam sejarah republik ini.

Ketika Ahok masuk ke penjara, sebagian besar kaum oposisi menari dan berjoget. Anies, saat berhasil mengalahkan Ahok, ia untuk pertama kalinya menari ke awang-awang. Wakilnya Sandiaga Uno melakukan tarian bangau.

Lalu, wakil DPR dari PPP, Lulung, gila kegembiraan karena Tanah Abang bisa direbut kembali. FPI terbang ke langit ke tujuh. Nama Rizieq melambung ke anggkasa. Prabowo bahagia berbulan-bulan. Ahmad Dhani lupa daratan.

Banyak pihak mengira Ahok tamat di penjara. Namanya terkubur untuk selamanya karena ia menyandang label penista agama dan narapidana. Ahok pasti tenggelam di penjara dan kemungkinan mati dalam kestresan dan kefrustrasian.

tjahaja 2

Namun, ternyata penjara tidak membuat nama Ahok hilang dari peredaran. Nama harumnya tetap berdaya magis. Ia tak sedikit pun dilupakan. Sejak dipenjara 9 Mei 2017 sampai sekarang, nama Ahok masih sering disebut-sebut. Banyak orang yang kagum dan hormat kepadanya.

Berbeda dengan nama-nama yang sudah dipenjara. Nama mereka ikut tenggelam tak berbekas. Lihatlah nama Alfian Tanjung, Jonru, Buni Yani dan seterusnya. Nama mereka kini menjadi busuk. Sedangkan nama Ahok tak lengkang dimakan zaman.

Larisnya film A Man Called Ahok (masuk 10 film Indonesia terlaris 2018), menjadi bukti banyak orang Indonesia yang respek kepada Ahok. Mereka ingin mengetahui riwayat hidupnya lewat film tersebut.

Orang-orang tergerak untuk mengetahui latar belakang hidup Ahok. Mereka ingin tahu proses apa dan hal apa yang menempa seorang Ahok seperti sekarang. Mengapa Ahok saat menjadi anggota DPR, pejabat DKI selalu berprinsip teguh tak tergoyahkan?

https://www.youtube.com/watch?v=wKSWDMgZKrA

Mengapa Ahok selalu konsisten, patuh terhadap hukum sekalipun hukum itu tak adil kepadanya? Mengapa Ahok sangat tegas, tanpa kompromi, keras bahkan cenderung kasar, berani luar biasa terhadap para pejabat yang bermental korup di negeri ini? Mengapa Ahok yang berada di penjara masih memberi teladan dan motivasi luar biasa?

Jelas sosok dan karakter Ahok telah membawa inspirasi dan motivasi besar bagi banyak orang. Banyak pihak yang terinspirasi dari Ahok. Kaum muda yang tergabung dalam Partai Solidaritas Indonesia (PSI) lahir berkat inspirasi dari Ahok.

Hal di atas adalah contoh nyata cahaya Ahok di penjara tidak padam. Bahkan, ketika ia masih di dalam penjara, orang sudah antri menunggu keputusan langkahnya. Beberapa bulan sebelum ia bebas, ia sudah diperbincangkan. Apa langkah Ahok setelah bebas dari penjara?

Langkah Ahok setelah bebas dari penjara menjadi berita dan bahan diskusi di beberapa media. Isu bahwa ia akan bergabung dengan PDIP yang dihembus oleh mantan koleganya Djarot, menjadi bahan diskusi di Kompas TV.

Menjelang kebebasannya, ia juga sudah mendapat undangan sebagai pembicara di luar negeri. Menurut salah satu staf Ahok, Ima Mahdiah, Ahok sudah mendapat banyak undangan sebagai pembicara dari Singapura, Malaysia, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, Timor Leste, Australia, New Zealand, dan Amerika Serikat.

Negara-negara itu ingin tahu tentang pengalaman dan filosofi hidup pribadi Ahok, cara kerjanya dan cara kinerja birokrasi bermental korup di Jakarta. Mereka ingin tahu bagaimana Ahok menjalani hari-harinya di penjara dan justru menjadi penghibur bagi orang-orang yang mengunjunginya.

Banyak kesaksian tentang Ahok yang dipenjara. Mereka yang datang berkunjung ke Rutan Mako Brimob, Depok, itu banyak yang kecele, mengira akan melihat Ahok yang lusuh, stress berat, sehingga perlu diberi penghiburan dan semangat. Saat bertemu Ahok, yang terjadi justru sebaliknya, Ahok tampak semakin sehat, ceriah, dan justru mereka yang diberi semangat oleh Ahok.

Walaupun dipenjara, cahaya Ahok masih bersinar sesuai dengan namanya Basuki Tjahaja Purnama. Hal itu karena, selama ia belum dipenjara, ia telah menerangi kegelapan korupsi birokrasi Jakarta, menegakkan keadilan sosial dan menghabisi para penjual ayat agama.

Selamat atas kebebasannya 24 Januari 2019, Pak Ahok.

tjahaja 7

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.