Kolom Asaaro Lahagu: JOKOWI TAK GOYAH, BAHAR DIPENJARA, FADLI ZON SEMAKIN GILA (Sirulo TV)

Asaaro LahaguReuni 212 terbukti gagal total. Elektabilitas Prabowo bukannya naik tetapi malah turun. Prabowo memang pantas marah besar. Berita reuni 212 itu sepi dan sunyi. Kalaupun diberitakan hanya seupil. Jumlahnyapun secuil hanya 40 ribu orang.

Framing yang dibangun Prabowo bahwa reuni 212 sebagai kekuatan spektakulernya terbukti kedoknya. Peserta reuni itu adalah pendukung murni Prabowo dari PKS dan Ormas terlarang HTI. Wajar tak ada peningkatan elektabilitas Prabowo.

Kubu Prabowo kini mati kutu. Reuni 212 yang menelan biaya besar itu gagal total. Tinggal utang loud speaker yang tersisa dan aksi menghibur diri secara lebai.

Kubu Prabowo dihibur secara semu oleh survei Median dengan hasil menang di sosial media. Padahal pemilik survei ini berafiliasi dengan PKS dan pendukung gelap Prabowo. Survei hiburan lainnya adalah survei internal yang tentu diotaki PKS. Lagi-lagi hasil survei ini untuk meninabobokan Prabowo yang tidak bisa memimpin solat dan aksi Sandiaga keluar masuk pasar tempe-petai dengan elektabilitas di atas 40%.

Jika elektabilitas Prabowo pasca reuni 212 turun menurut survei Denny JA, sebaliknya elektabilitas Jokowi-Ma’aruf naik 1%. Ini membuktikan bahwa Jokowi tak goyah meskipun digoyang oleh reuni 212 itu. Jokowi terlihat tetap teguh dengan garis filosofinya.

Ketika Jokowi difitnah keji sebagai PKI dan anti ulama, ia dengan sabar tetap menepis, menyangkal dan menjelaskan kebenaran itu kepada masyarakat. Di setiap kesempatan, Jokowi tekun dan rajin memberi tahu dengan logis bahwa ia bukan PKI. Saat DN Aidit memberontak, ia masih 5 tahun.

Jokowi - iriana

“Mungkinkah ada PKI Balita? Itu ngawur,” kata Jokowi.

Soal anti ulama, Jokowi juga tetap tekun menjelaskannya. Menurutnya, jika ia anti ulama, ia tak mungkin merealisasi Hari Santri. Jokowi tak mungkin mengambil bosnya ulama sebagai Cawapresnya dan hampir tiap hari ketemu dengan ulama jika ia anti ulama.

Sikap dan ketegaran Jokowi itu terbukti ampuh. Ia yang digoyang dengan isu fitnah terbukti tak goyah. Justru yang ampes dan amblas si Habib Bahar Smith.

Sosok yang mengaku-ngaku habib dan ulama ini ternyata mempunyai sifat setan. Video viralnya yang menghina Jokowi secara membabi-buta membuat nalar yang waras muntah. Berhadapan dengan setan memang tidak gampang. Habib Bahar yang mempunyai sifat setan berlindung di balik kedok agama. Ia menghina Jokowi dengan dalil-dalil agama berlandaskan interpretasi seenak jidatnya.

Jelas Bahar bersorak girang ketika ia tenar karena berani menghina Jokowi. Iapun secara lantang rela busuk di penjara ketimbang minta maaf kepada Jokowi. Aparat serba salah. Situasi gaduh dan akan terus digoreng oleh oposisi jika penghinaan terhadap Presiden Jokowi dijadikan alasan untuk memenjarakan Bahar.

Untungnya, aparat menemukan pelanggaran hukum lain dalam dakwah Bahar. Di sana ada hasutan dan penghinaan terhadap etnis dan suku lain. Atas dasar ini, Bahar dijadikan sebagai tersangka. Inipun masih digoreng dan ditumis oposisi sebagai bentuk kriminalisasi ulama.

Sifat setan Bahar rupanya terkuak lebar ketika video brutalnya menganiaya kedua anak di bawah umur tersebar luas. Bahar tak bisa lagi menggunakan dalil agama untuk membela aksi brutalnya. Bahar jelas telah melanggar hukum. Ia secara terang telah berbuat kriminal.

habib bahar bin smith 3

Polisipun bertindak profesional. Bahar diperiksa, diinterogasi dan akhirnya ditahan dalam penjara. Ke depan, dengan bukti yang ada, Bahar akan menghabiskan waktunya di penjara. Kalau ia mau, bolehlah ia membusukkan diri di penjara mulai dari bagian mulutnya.

Bagi manusia yang bernalar sehat, tindakan brutal Bahar harus dikutuk. Tindakan Bahar itu jelas-jelas melanggar hukum. Penahanan Baharpun harus didukung oleh siapapun. Pun proses hukumnya harus diselesaikan sampai tuntas.

Rupanya penahanan Bahar itu tidak benar menurut Fadli Zon. Nalar Fadli Zon terbalik. Lewat cuitannya di Twitter, Zon mengatakan, penahanan Bahar adalah aksi kriminalisasi ulama.

Pembelaan tak waras alias gila Fadli Zon ini semakin gila ketika ia menambahkan bahwa penahanan pelaku kriminal seperti Bahar adalah pembungkaman demokrasi. Ungkapan Zon ini sudah benar-benar gila, tak waras.

Fadli Zon sejak termakan isu bohong Ratna terlihat semakin tak waras. Apalagi beberapa hal berikut ini membuat nalar Fadli Zon semakin gila alias tak waras.

Pertama, program kerja Fadli Zon di DPR untuk menjatuhkan Jokowi gagal terus. Zon jelas semakin stress melihat Jokowi tak goyah oleh aksi reuni 212. Malah elektabilitas Jokowi naik 1%. Sebaliknya, elektabilitas junjungannya Prabowo justru turun. Ini membuat Fadli Zon semakin gila.

Ke dua, isu fitnah Jokowi PKI dan anti ulama mampu dijelaskan Jokowi dengan tegar. Malah Jokowi dengan cerdik menjelaskan ia adalah korban fitnah. Apalagi adanya pengakuan La Nyala, menambah pemahaman masyarakat bahwa isu PKI adalah program kerja oposisi. Kegagalan ini semakin membuat Zon gila. Terlebih kasus Habib Bahar gagal digoreng sebagai isu kriminalisasi ulama. Malah Bahar terlihat jelas berbuat kejahatan penganiayaan.

Ke tiga, Fadli Zon semakin gila melihat strategi kubunya mengalihkan perhatian Jokowi dengan membuat Posko Prabowo-Sandi di Solo gagal. Posko pemenangan Prabowo sepi. Hebatnya, di setiap desa di wilayah Magelang saat ini, ramai-ramai mendirikan Posko Jokowi-Ma’ruf. Kegagalan ini jelas membuat nalar Fadli Zon semakin tak waras.

Ke empat, Fadli Zon dipastikan akan nyinyir jika mengomentari pembukaan tol Jakarta–Surabaya yang sudah tersambung. Jokowi akan segera membuka dan meresmikan tol spektakuler itu Kamis 20 Desember 2018. Tentu peresmian ini bukti nyata kerja keras Jokowi.

Lalu, apa kira-kira komentar Fadli Zon melihat video dan foto Jokowi saat meresmikan toll Jakarta-Surabaya nantinya? “Peresmian toll itu adalah pengkriminalisasian toll,” kata Fadli Zon. Semakin gila.

https://www.youtube.com/watch?v=KqIdoqp_js0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.