Kolom Asaaro Lahagu: MENGERIKAN! PRABOWO AKAN JATUHKAN JOKOWI SEPERTI AHOK

Ada 2 tujuan Prabowo membongkar keterlibatan Zulkifi Hasan saat menjatuhkan Ahok. Pertama, ia kembali memancing amarah pembenci Ahok, agar amarah tersebut terulang kembali kepada Jokowi. Ke dua, Prabowo ingin menyampaikan pesan kepada Jokowi bahwa nasib anda akan sama seperti Ahok. Dengan kata lain, Prabowo akan meng-ahok-an Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang.

Publik dalam negeri maupun luar negeri sangat paham bahwa cara penjatuhan Ahok pada Pilgub DKI 2017 lalu itu, 100% SARA. Strategi SARA-lah yang membuat Ahok kalah telak dari Anies Baswedan. Masyarakat Jakarta yang mayoritas bodoh, sangat gampang dihasut dan diprovokasi dengan isu SARA. Tak heran jika Pilgub DKI 2017 lalu itu adalah Pilgub paling mengerikan dalam sejarah Republik Indonesia.

Situasi kala itu sangat menakutkan. Caci maki, hasutan, teriakan bunuh, gantung, sampai masuk neraka bagi siapa pemilih Ahok serta mayatnya tidak disolatkan menjadi menu kampanye sehari-hari. Ahok dan Djarot di mana-mana ditolak dan diancam dibunuh. Sampai-sampai ada seorang Ustad yang berani memberi hadiah Rp 1 miliar bagi siapa saja yang bisa membunuh Ahok. Sangat mengerikan.

Politik SARA itulah yang dirancang Zulkifi Hasan bersama Prabowo. Prabowo dan pendukungnya paham bahwa Jokowi mustahil dikalahkan dalam kondisi fair. Survei membuktikan bahwa elektablitas Jokowi jauh lebih unggul dibanding Prabowo. Jelas jika diadu soal etos kerja dan jejak rekam yang bersih dari korupsi, Jokowi mustahil dikalahkan. Hanyalah politik SARA yang bisa menjatuhkan Jokowi.

Dengan mengungkap strategi menjatuhkan Ahok, maka pesan Prabowo sangat jelas. Ia yang sudah frustrasi menjatuhkan elektabilitas Jokowi lewat strategi ikan asin, tempe, cabe-bawang, dan segala hal yang berbau ekonomi, ternyata tidak mempan. Jokowi dengan tangkas menangkis isu-isu ekonomi yang dilempar oleh Prabowo.

Publik mulai paham sekarang, bahwa isu ekonomi yang diangkat oleh Sandiaga adalah hanya pengalihan isu atau hanya kamuflase. Isu ekonomi dipakai hanya untuk meninabobokan Kubu Jokowi. Padahal di balik itu, isu SARA sedang dirancang untuk kembali digunakan pada Pilpres 2019 mendatang.

Pernyataan tim sukses Prabowo bahwa Buni Yani, penyebar isu SARA di DKI, akan dimasukkan ke dalam tim sukses adalah sinyal penggunakan isu SARA. Status facebook Buni Yani terakhir yang tersebar di media, secara terang-terangan menggunakan isu agama untuk menjatuhkan Jokowi.

Pada dasarnya modal besar Kubu Prabowo untuk menjatuhkan Jokowi adalah isu SARA. Isu ini dipandang masih sangat ampuh untuk menjatuhkan Jokowi. Jika melihat strategi Zulkifi Hasan saat menjatuhkan Ahok, sebagaimana telah diungkap oleh Prabowo, maka jelas strategi yang sama akan dipakai kembali untuk menjatuhkan Jokowi.

Pertanyaannya adalah apa saja strategi Zulkifi Hasan yang telah dipakai saat menjatuhkan Ahok dan akan kembali digunakan oleh kubu Prabowo?

Pertama, Prabowo all-out merangkul semua elemen Islam yang tertekan menurut Yusril Izra Mahendra. Buktinya, Prabowo sudah merangkul FPI. Prabowo juga sudah secara langsung datang ke Arab Saudi hanya untuk bertemu dengan Rizieq. Prabowo juga sudah mengantongi dukungan GNPF Ulama dan semua pihak-pihak yang selama ini berseberangan dengan Jokowi. Mereka akan bersatu dan menggempur celah pertahanan Jokowi secara frontal. Isu SARA akan dilempar kembali kepada Jokowi.

Ke dua, politisasi masjid akan kembali digaungkan. Politisasi masjid dengan kampanye pembusukan: Isu-isu PKI, utang, dan kriminaliasi ulama akan kembali dilakukan lebih hebat dan lebih spektakuler. Para relawan Prabowo yang terkenal lebih militan yang kebanyakan dari PKS akan kembali menggunakan strategi politisasi Masjid ala Eep Syaifullah yang terbukti sukses menjungkalkan Ahok. Politisasi Masjid adalah jalan yang sangat murah namun hasilnya gilang-gemilang.

Ke tiga, turun ke RT. Strategi turun ke RT sangat ampuh di DKI. Dan strategi ini akan diulangi di seluruh Indonesia.

“Di rumah dinas, beliau beri strategi. Sekarang tidak perlu rapat akbar, tokoh-tokoh turun ke RT. Habis itu kita kembali ke DPP langsung kita (instruksikan) turun ke RT. Nggak usah rapat besar karena kita termasuk nggak punya duit waktu itu,” kata Prabowo saat membongkar strategi Zulkifi Hasan.

Nantinya saat turun ke RT, akan diulang-ulangi tuduhan bahwa memilih Capres ulama adalah memecah belah. Dan taktik itu sudah dimulai digaungkan oleh GNPF.

Ke empat, memakai strategi Donald Trump yang menghantui dan menakut-nakuti masyarakat. Lontaran Indonesia bubar pada tahun 2030 adalah contohnya. Isu Indonesia bubar di tangan Jokowi jika menjadi presiden kembali akan dicoba dibuktikan dengan demo yang mulai bergejolak seperti di Riau. Pernyataan Fadli Zon bahwa Indonesia akan kacau jika Jokowi Presiden adalah contoh pernyataan yang menakutkan. Isu bahwa presiden sipil tidak mampu mengatasi keadaan akan dibesar-besarkan. Sementara dewa penolong dari militer, satu-satunya jalan keluar.

Ke lima, memancing terus-menerus Jokowi dengan fitnah, nyinyir, dan kritikan super pedas agar terpancing meresponnya dengan kata-kata blunder atau makian. Mereka akan menunggu dan menunggu Jokowi salah ucap, salah kata, salah respon dan sedapat mungkin dicoba di-ahok-kan. Dengan kata lain sedapat mungkin dicari alasan demo nonstop. Segenap cyber army Kubu Prabowo: Fahri, Fadli, Eggy Sudjana, dan seterusnya akan merancang strategi untuk memancing amarah Jokowi.

Ke enam, mengkampanyekan hastag 2019 Prabowo presiden. Tagar ini akan menjadi tagar ganti presiden 2019 yang ditolak di mana-mana. Ke depan hastag 2019 Prabowo Presiden, akan lebih masif, terstruktur dan sistematis menyerang hastag Jokowi lagi. Hastag itu akan dikampanyekan di Masjid dengan beragam cara. Hipnotisisasi tagar 2019 Prabowo Presiden, akan mengacaukan nalar orang-orang bodoh dan dungu.

Pertanyaannya adalah apakah strategi yang sama akan berhasil dua kali? Dalam sejarah perang kuno hingga perang modern, jika sebuah strategi sudah pernah dilakukan, sudah dibaca dan dipahami lawan, maka strategi tersebut sangat besar kemungkinan gagal. Lawan jelas sudah mempunyai cara jitu untuk mengantisipasinya. Jika strategi SARA yang akan kembali dipakai Prabowo, maka sangat mungkin strategi tersebut justru menenggelamkan lebih dalam Prabowo.

Jelas Jokowi bukan Ahok dan Ahok bukan Jokowi. Sementara Prabowo tetaplah Prabowo, Capres gagal yang akan terus gagal. Begitulah kura-kura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.