Kolom Asaaro Lahagu: NGERI! JOKOWI HADAPI 6 PEMBUNUH DI PALU-DONGGALA

Saat ada gempa di Aceh-Nias 2005, hanya ada 2 pembunuh yang dihadapi SBY. Pertama, gempa itu sendiri dan ke dua, Tsunami. Dengan dukungan dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar, kedua pembunuh di Aceh-Nias bisa dihadapi oleh SBY dengan mudah.

Selain hanya ada 2 pembunuh yang dihadapi, SBY kala itu masih diuntungkan satu hal.

Saat terjadinya gempa, SBY sudah terpilih menjadi Presiden. Saat SBY meninjau korban gempa, ia tidak dilarang-larang oleh kubu oposisi semacam Fadli Zon untuk tidak memakai fasilitas negara. Jadi, SBY kala itu benar-banar bisa fokus menangani korban gempa.

Lalu, bagaimana dengan gempa di Palu dan Donggala? Gempa itu benar-benar menguji kesabaran, keuletan, ketegaran dan kegesitan Jokowi. Hanya beberapa minggu setelah gempa di Lombok, sudah disusul gempa di Palu-Donggala yang lebih parah. Padahal saat gempa di Lombok, Jokowi sudah menghabiskan banyak energi, tidur 3 jam di tenda dan diserang oleh banyak kenyinyiran.

Kini, Jokowi harus menguras lebih banyak energinya lagi untuk menangani gempa Palu. Kalau di Aceh-Nias, hanya ada 2 pembunuh yang dihadapi SBY kala ia menjadi Presiden, sedangkan pada gempa di Palu, Jokowi menghadapi 6 pembunuh sadis.

Foto: Kompas.com – 02/10/2018, 09:06 WIB

Pertama gempa dengan 7,4 skala Richter. Ini pembunuh nomor satu yang tak mengenal ampun. Bangunan-bangunan yang tidak kuat, hancur. Andaikan bangunan di Palu-Donggala tahan gempa sampai 9 skala Richter, mungkin hotel 8 lantai tidak ambruk.

Faktanya, gempa sebesar 7,4 Skala Richter, sudah cukup meluluhlantakkan bangunan dan memakan banyak korban jiwa. Dari data yang ada, kurang lebih sudah ada 1.000 orang yang ditemukan meninggal. Ke depan, pembunuh nomor satu ini akan terus-menerus dihadapi Jokowi karena Indonesia termasuk yang rawan gempa.

Ke dua, Tsunami. Ini pembunuh nomor 2 yang sedikit bisa dihindari jika sedikit ada kewaspadaan. Dikabarkan sebelum Tsunami melanda, di sekitar pantai ada sekitar 1.000 orang yang sedang mempersiapkan festival Nomini. Saat ada Tsunami ke 1.000 orang ini tersapu habis. Masih belum ada data berapa banyak orang yang meninggal saat tsunami menerjang di tempat lain.

Ke tiga, Lumpur. Ini pembunuh nomor 3 yang jarang terjadi saat ada gempa. Kampung Petobo di daerah Sigi, hilang akibat lumpur yang menyembur dari dalam bumi. Dan dalam sekejap menenggelamkan 1 perkampungan. Menurut perkiraan, ada 700 orang terkubur hidup-hidup. Saat ada gempa, ada sekitar 200 orang siswa SMA yang sedang berkemah, ikut juga terkubur saat lumpur tiba-tiba menyembur dan menimbun mereka.

Ke empat, penjarahan. Di saat keadaan darurat, beredar banyak video penjarahan. Dalam video yang beredar, yang dijarah bukan hanya bahan makanan, air bersih dan BBM, tetapi juga alat-alat elektronik yang lain dijarah. Penjarahan ini menjadi pembunuh nomor 4. Mereka akan membuat teror dan kepanikan. Saling berebut, saling menjarah di tengah bencana, bisa menimbulkan kekacauan yang mengerikan. Belum lagi isu hoax yang mengatakan bahwa pemerintah mengijinkan penjarahan.

Ke lima, provokator. Pembunuh nomor 5 adalah provokator. Mereka sengaja mengacaukan situasi dengan memancing orang-orang berbuat biadab. Dikabarkan bahwa para provokator yang telah ditangkap, terungkap berasal dari luar Palu. Mereka datang ke Palu dengan tujuan tertentu. Di tahun politik, sekecil apapun celah, akan digunakan untuk menjatuhkan lawan.

Ke enam, kaum nyinyir. Saya sebut para kaum nyinyir ini sebagai pembunuh nomor 6. Mereka telah membunuh logika, membunuh nalar, membunuh rasa kemanusiaan. Bayangkan, ada yang mengatakan bencana di Palu karena salahnya Jokowi. Bencana di Palu karena ada ustad, ulama atau tokoh lawan Jokowi yang menurut mereka dikriminalisasi.

Saat Presiden Jokowi temu korban gempa Palu. Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikcom

Tiga pembunuh pertama disebabkan oleh alam. Peringatan bahwa ada gempa dan bencana Tsunami dari badan terkait masih cenderung diabaikan oleh masyarakat. Bahkan ada video ketika ada seseorang berteri-teriak ada Tsunami, tidak diindahkan oleh warga yang masih ada berkerumun di jalan. Bisa saja kata Tsunami tidak dimengerti oleh sebagian warga.

Terkait dengan pembunuh nomor 1 sampai 3, manusia hanya bisa membaca tanda-tanda alamnya. Namun, bukan berarti tidak bisa menghadapinya. Ingatlah Jepang, negeri penuh bencana. Negara ini mampu meminimalisir kerugian akibat gempa. Simulasi menghadapi gempa, bangunan tahan gempa, alat pendeteksi Tsunami terbukti bisa memperkecil kerugian.

Pembunuh nomor 4 sampai 6 memang cukup berbahaya. Di saat ada gempa, selalu saja ada warga yang mengambil kesempatan. Moralitas sebagai umat beragama, ternyata begitu labil saat alam mengamuk. Lebih ngerinya, bencana alam itu dimanfaatkan untuk menyerang Jokowi.

Jadi, di Palu-Donggala sekarang, Jokowi harus menghadapi 6 pembunuh. Jokowipun terlihat bergerak cepat. Ia terjun langsung ke daerah gempa. Gayanya seperti biasa. Cepat tanggap, terus berkoordinasi dan memberi perintah langsung kepada para pembantunya. Gerak cepatnya ini langsung mendapat pujian dari SBY.

Foto: OKEZONE NEWS

Dengan pakaian loreng, Jokowi meninjau lokasi korban gempa di Palu [Minggu 30/9]. Pakaian loreng Jokowi memang sedikit berbeda. Namun publik melihat bahwa ada pesan Jokowi di balik baju lorengnya. Sebagai Panglima Tertinggi TNI, Jokowi ingin menunjukkan kedekatannya dengan TNI dalam membantu rakyat.

Jokowi paham, untuk menangani masalah gempa bumi di Palu, TNI-lah yang menjadi andalan Jokowi. Lewat baju lorengnya, Jokowi ingin memompa semangat kepada prajurit dalam melakukan tugas OMSP (Operasi Militer Selain Perang) dalam penanganan bencana alam di Palu dan Donggala.

Tugas penanganan gempa di Palu-Donggala memang sangat berat. Ketiga pembunuh dari alam ditambah 3 pembunuh dari sesama manusia, bisa menghabisi Jokowi. Namun ada satu keyakinan publik kepada Jokowi. Selain ia pekerja keras, ia juga tetap berserah kepada Yang Di Atas. Semoga bencana di Palu-Donggala bisa ditangani Jokowi dengan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.