Kolom Asaaro Lahagu: RATNA TERBUKTI BOHONG, PRABOWO-FADLI SON BUNUH DIRI

Berita soal penganiayaan Ratna Sarumpaet terbongkar sudah. Kejanggalan atas bonyoknya Ratna menjadi terang-benderang. Gerombolan pembuat hoax malu terkencing-kencing. Publik marah, jengkel dan muak melihat ulah Ratna, Prabowo, Fadli Zon dan gerombolannya atas kasus itu. Ternyata kasus bonyoknya Ratna Sarumpaet karenar penganiayaan bohong besar.

Skenario bohong ala Ratna dengan cepat dibuktikan polisi. Berita bahwa pasca dianiaya, Ratna berobat di rumah Sakit di Cimahi, Bandung, bohong.

Polisi dengan tekun menelusuri jejak perawatan Ratna di berbagai rumah sakit di Bandung. Ternyata bohong. Hasil pengecekan 23 Rumah Sakit di Jabar, tidak terdapat pasien atas nama Ratna Sarumpaet.

Pun alibi Ratna bahwa ia mau ke Jakarta naik pesawat dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, juga bohong. Penerbangan dari Bandung-Jakarta hanya sekali sehari pada siang hari. Penerbangan malam hari tidak ada. Bohong.

Hasil koordinasi pihak terkait Bandara Husein (Taxi, Avsec, Supir Rental, porter, tukang parkir) tidak mengetahui peristiwa pengeroyokan terhadap Ratna Sarumpaet. Pun tidak terdapat manifest kedatangan-keberangkatan penumpang atas nama Ratna Sarumpaet pada tanggal 21 September 2018.

Alasan bahwa Ratna mengikuti konferensi pers di sebuah hotel bersama 2 warga negara asing, juga bohong. Berdasarkan agenda kegiatan masyarakat Polda Jabar, tidak ada konferensi negara asing di Jabar pada tanggal 21 September 2018. Bohong.

Seperti perkiraan semula, bahwa dibantu dengan netizen, polisi dengan cepat membongkar alibi Ratna, generasi tua yang masih doyan berbohong. Hasil penyelidikan Polda Metro Jaya membeberkan fakta bahwa sejak tanggal 20 Sampai dengan 24 September 2018 nomor HP Ratna Sarumpaet aktif di Jakarta dan bukan di Bandung.

Hasil penyelidikan polisi selanjutnya menyimpulkan bahwa pada tanggal 21 sampai 24 Ratna Sarumpaet dirawat di Rumah Sakit Bina Estetika Menteng, Jakarta Pusat. Bukti perawatan itu tercatat dalam buku register rawat inap RS. Medika Estetika. Ratna Sarumpaet masuk hari Jumat, tanggal 21 September 2018 pukul 17.00 WIB.

Di Rumah Sakit Medika, Ratna dioperasi plastik. Berdasarkan rekaman CCTV, Ratna Sarumpaet keluar RS Bina Medika pada hari Senin tanggal 24 September 2018 pukul 21.28 WIB menggunakan taxi Blue Bird. Ruang rawat inap Ratna Sarumpaet di Ruang 8.1 Lantai 3 RS Khusus Bedah Bina Estetika.

Lalu, mengapa Ratna menyebar berita bohong bahwa dirinya dianiaya? Ini sangat jelas berkaitan dengan tahun politik. Apalagi Ratna termasuk juru bicara pasangan Prabowo-Sandi. Segala celah yang memungkinkan untuk menyerang petahana, akan dilakukan demi merebut kekuasaan.

Demi kekuasaan, Ratna rela menyebarkan berita bohong dan memberi pengakuan kepada Fadli Zon dan Prabowo bahwa dia dianiaya oleh sekelompok orang. Tujuannya adalah untuk mendiskreditkan pemerintahan Joko Widodo. Ini luar biasa mengerikan.

Skenarionya adalah dengan berita penganiayaan ini, maka di mata publik, situasi saat ini sedang kacau dan tidak aman. Hal itu dibuktikan atas bonyoknya Ratna yang merupakan Jubir Tim Sukses Prabowo. Penganiayaan Ratna menurut skenario itu akan diledakkan sebagai pembungkaman terhadap oposisi.

Tetapi, skenario itu ternyata gagal total. Bohong tetaplah bohong. Tuhan di atas sana pasti membantu penegak hukum membuka kebohongan itu. Pun Tuhan di atas sana menunjukkan bagaimana kapasitas bernalar dan aksi jahat Prabowo-Fadli Zon soal ikut menyebarkan berita bohong itu. Demi menunggangi kasus bohong Ratna itu, Fadli Zon dan Prabowo rela berkunjung ke tempat Ratna.

Ternyata Fadli Zon dan Prabowo begitu gampang termakan oleh kebohongan Ratna Sarumpaet. Apakah kedua orang ini sengaja melempar isu bohong itu agar publik bisa menelannya? Benar memang bahwa isu yang dilempar dengan cepat dimakan oleh publik. Duka mendalam atas bencana Palu-Donggala tenggelam. Kerja keras Jokowi meninjau daerah bencana terlupakan.

Jelas setelah terbongkar, isu murahan Ratna Sarumpaet, yang didukung oleh gerombolan Fadli Zon-Prabowo membuat publik marah besar. Kebohongan Ratna Sarumpaet telah mencabik-cabik nalar. Hampir saja terjadi miskomunikasi dan perpecahan sesama bangsa. Politik kotor dihalalkan. Polisi dipermainkan. Publik dibohongi. Inikah Capres yang mau dipilih untuk Indonesia? Penyuka hoax, pendukung hoax?

Jelas atraksi yang dipertontonkan oleh Fadli Zon-Prabowo dan gerombolannya, termasuk Mardani Ali Sera, adalah tindakan gegabah dan bunuh diri. Informasi yang masih belum diyakini kebenarannya dan hanya sepihak dari mulut Ratna, sudah langsung dipercayai dan dibesar-besarkan.

Lebih celaka lagi, akibat pembohongan yang dilakukan Ratna, tuduhan dan fitnah kepada pemerintahan Jokowi luar biasa liar. Apalagi Mardani Ali Sera sudah mulai menuduh bahwa penganiayaan kepada Ratna adalah gaya PKI. Sadis.

Jika polisi tidak bergerak cepat, maka Amin Rais yang sudah mulai bersorak atas kasus Ratna itu sudah siap-siap meluncurkan serangannya kepada Jokowi. Bahkan pentolan 212 dengan suara koor yang sumbang sudah mengambil ancang-ancang menyerang Jokowi.

 

Atas perbuatan bohong Ratna Sarumpaet, hukum harus ditegakkan. Manusia semacam Ratna Sarumpaet dan pendukung yang menyebarkan berita bohongnya harus ditindak tegas. Mereka yang menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat harus dihukum.

Publik mengucapkan terima kasih kepada polisi atas gerak cepatnya. Hasil investigasi polisi tentang kebohongan Ratna sangat akurat karena disertai dengan bukti-bukti valid. Sekarang saatnya polisi memeriksa Ratna Sarumpaet. Menangkap provokator ini dan menyeretnya di muka hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sementara mereka yang ikut menyebarkan berita bohong, termasuk Fadli Zon, Prabowo, Ferdinand Hutahaean dan gerombolannya juga ikut diseret ke muka hukum. Mereka telah ikut membodohi rakyat, membuat berita bohong dan menginjak-injak kebenaran.

Mengutip cuitan Mahfud MD di Twitternya: “Jka Ratna betul menjadi korban penganiayaan, terkutuklah pelakunya. Sebaliknya jika tidak benar dan hanya bermain politik terkutuklah pembuat berita dan penyebar berita bohong tersebut.”

#JokowiLagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.