Kolom Asaaro Lahagu: SOAL CAWAPRESNYA, PRABOWO MASUK KETIAK SBY

Siapa Cawapres Prabowo? Pertanyaan ini menarik apalagi menjelang batas pendaftaran di KPU. Untuk menebak siapa Cawapresnya Prabowo, maka kita tentukan dulu 3 syarat utama.

Pertama, Cawapres Prabowo harus memiliki dukungan finansial tak terbatas. Hal ini sangat penting karena Prabowo sekarang sudah kehabisan duit. Pengumpulan sumbangan yang dilakukan Prabowo dengan target Rp. 10 triliun adalah buktinya.

Ke dua, Prabowo butuh sosok atau partai yang sudah berpengalaman menang dalam urusan soal Presiden. Hal ini penting karena Prabowo sudah biasa berpengalaman kalah dalam perhelatan Pilpres. Kini, Prabowo butuh seseorang yang all out mendukungnya agar menang.

Ke tiga, Cawapres Prabowo harus berasal dari sosok yang dekat dengan umat Islam. Syarat ini tak kalah penting. Akhir-akhir ini Indonesia sedang dilanda euforia agama. Kalau tidak dekat dengan umat Islam, paling tidak dekat dengan anak muda. Istilah kerennya dekat dengan kaum milenial.

Berdasarkan 3 kriteria di atas, mari kita lihat satu per satu keempat calon terkahir yang muncul di Kubu Prabowo. Mereka adalah Salim Segaf, Abdul Somad, AHY dan Anies Baswedan. Dari keempat nama itu, nama pertama yang kita singkirkan adalah Anies Baswedan. Mengapa?

Anies Baswedan tidak punya uang. Finansial Anies sama sekali tidak bisa diandalkan. Anies hanya menumpang pada partai, alias benalu. Dia hanya cocok dipinang. Anies tidak cocok dijadikan ujung tombak soal duit. Modal yang diharapkan dari Anies, hanyalah olah kata dan olah senyum. Soal duit, Anies tak bisa diharapkan. Hal itu sangat logis karena Anies datang dari kalangan akademis dan bukan dari kalangan pengusaha.

Setelah nama Anies, nama berikutnya yang kita singkirkan adalah nama Salim Segaf. Prabowo tentu tidak bodoh. Ia paham betul bahwa PKS telah memanfaatkan Ijtima Ulama agar merekomendasi nama salah satu kadernya, Salim Segaf bersama Ustad Abdul Somad (UAS). PKS paham, setelah Demokrat mendekat, maka Prabowo tidak lagi memperhitungkan keberadaan PKS. Hanya lewat ijtima ulama-lah PKS bisa menekan Prabowo.

Upaya PKS merangkul kubu ulama berhasil memberikan tekanan kepada Prabowo. Apalagi ketika GNPF yang dikendalikan Riziq mendukung nama Salim Segaf dan UAS agar menjadi Cawapresnya Prabowo. Padahal soal UAS, PKS juga bermain.

Dalam kalkulasi PKS, UAS yang disandingkan dengan Salim Segaf, nantinya bisa disingkirkan dengan mudah. Mengapa? Karena UAS diyakini belum begitu bernafsu terjun ke dunia politik. Selain itu, UAS bisa dikode oleh PKS, agar nantinya tidak ngotot untuk maju. Tujuannya agar Salim Segaf yang nantinya dipilih Prabowo.

Seperti yang sudah diprediksi, UAS menolak dicalonkan menjadi Cawapres. Alasannya karena ingin tetap berdakwah. Dengan demikian, peluang PKS untuk menekan Prabowo kian keras. Apalagi Prabowo sama sekali tidak tertarik dengan sosok Zulkifi Hasan karena Hatta Rajasa yang juga dari PAN pernah gagal di Pilpres 2014.

Lalu, apakah Prabowo terpaksa memilih Salim Segaf menjadi Cawapresnya? Sama sekali tidak. Prabowo tidak tertarik kepada Salim Segaf. Mengapa? Pertama, Salim segaf adalah tipe ulama Zaman Old dan bukan tipe ulama Zaman Now. Ke dua, finansial PKS masih kering kerontang dan tak bisa diandalkan untuk membiayai logistik di Pilpres 2019. PKS hanya bermodalkan tagar ganti presiden. Jadi, dengan dua alasan di atas, maka nama Salim Segaf kita singkirkan.

Dua nama berikut yang saling bersaing adalah AHY dan UAS. Tak salah jika dalam pemberitaan media, nama Cawapres Prabowo sudah mengerucut kepada kedua calon ini. Baik AHY maupun UAS sama-sama representasi generasi milenial.

Bagaimana posisi PAN? PAN memang dilupakan Prabowo bersama Amin Rais. Pernyataan Amin Rais yang ingin maju menjadi Presiden, menusuk Prabowo. Namun PAN yang dilupakan, bangkit dengan memframing nama UAS. PAN terus menjadikan UAS sebagai ikon baru bagi PAN. Hasilnya ada 2 nama yang muncul UAS vs AHY.

 

Lalu, apakah Prabowo akan lebih memilih UAS ketimbang AHY? Saya yakin tidak. Mengapa? Alasan pertama, UAS berulangkali menolak menjadi Cawapres menjadi pertimbangan Prabowo. Pun kondisi finansial UAS sama saja seperti Anies, Salim Segaf, kering-kerontang.

Agar tidak disalahkan ulama, maka sebuah tim pembujuk dari Prabowo sudah bergerak untuk memastikan UAS tidak maju. Dengan demikian, nantinya Prabowo bisa menjadikan alasan penolakan UAS itu, saat menjelaskannya kepada ulama.

Jika Prabowo tidak memilih calon yang direkomendasikan ulama, maka Prabowo sama sekali tidak bersalah. Ia sudah mengikuti ijtima ulama dengan memilih UAS. Namun UAS sendirilah yang tidak bersedia maju. Maka lewat skenario penolakan UAS, Prabowo tinggal mempunyai pilihan kepada AHY. Mengapa Prabowo tetap memilih AHY?

Pertama, jelas Prabowo sangat membutuhkan SBY. SBY sudah berpengalaman memenangkan pertarungan di Pilpres. Pengalaman kemenangan dua kali SBY atas Megawati, sangat dibutuhkan Prabowo.

Tentu ketika Prabowo memilih AHY, maka yang bergerak 100% nantinya bukan hanya dirinya tetapi papi dan maminya AHY. Usaha letih, lesu, lelah, lemas Prabowo sedikit berkurang karena akan diambil alih oleh Papi dan maminya AHY.

Ke dua, SBY punya finansial besar dari Cikeas. AHY sendiri saja punya duit hampir Rp. 20 M (laporan saat Pilgub DKI). Jika anaknya saja punya diuit sebanyak itu, apalagi papinya. Nah inilah yang meyakinkan Prabowo untuk lebih memilih AHY.

Ke tiga, AHY adalah representatif kaum milenial. AHY cukup terkenal di kalangan milenial. Ia pemuda ganteng, muda dengan isteri yang cantik jelita. Dengan daya tarik seperti itu, maka sudah cukup alasan bagi Prabowo untuk memilih AHY sebagai Cawapresnya.

Akhirnya, kita bisa menebak dengan jitu siapa Cawapresnya Prabowo. Dia adalah AHY. Ini adalah hasil kalkulator jitu SBY sebelumnya atas Prabowo. Maka, tak berlebihan jika kita kasih penghargaan kepada SBY sebagai master politik atas Prabowo.

Berkat kalkulator jitu SBY atas Prabowo, kini posisi Demokrat tetap kuat dan kian dominan, kendatipun dicoba diobok-obok oleh PKS dan PAN. Jika AHY resmi dipilih Prabowo sebagai Cawapresnya nantinya, maka Prabowo masuk ketiak SBY.

VIDEO: Pelandek Tungkat, tari Suku Karo yang dipersembahkan oleh Sanggar Seni SIRULO (Pimpinan Ita Apulina Tarigan yang juga Pemimpin Redaksi SORA SIRULO)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.