Kolom Asaaro Lahagu: TERBONGKAR! MENGAPA ADI SAPUTRA BANTING MOTOR (Mirip Prabowo Lempar HP)

Melihat video viral Adi Saputra banting-banting motornya, saya terus bertanya-tanya. Mengapa orang ini rela membanting-banting motornya hanya gara-gara ditilang? Alasan-alasan yang beredar di sosial media, sama sekali tidak memberi jawaban yang tuntas.

Ada yang mengatakan Adi Saputra (AS) membanting motornya karena marah ditilang polisi.

Ada juga para psikolog memberikan analisanya. Katanya AS adalah sosok yang selama ini memendam rasa amarahnya. Nah, saat dia ditilang, amarah yang terpendam itu meledak.

Ada juga yang mengatakan AS membanting motornya karena emosinya tak terkendali ketika sudah lelah menghadapi kemacetan. Makanya dia bersama pacarnya melawan arus. AS tak tak tahan lagi mengikuti jalan memutar karena terlalu capek. Apalagi saat itu polisi sedang mengatur perubahan rute jalan.

https://www.youtube.com/watch?v=AXpJFv0L2KI

Alasan-alasan di atas, tak satupun yang memuaskan. Ada beberapa yang janggal pada aksi AS ketika ia membanting-banting motornya. Hal yang janggal adalah ia sama sekali tidak membawa SIM, tidak membawa STNK, tidak membawa KTP. Lalu bersama pacarnya, ia tidak membawa helm dan melawan arus.

Mengapa AS tidak membawa surat-suratnya? Apakah ia paham akibatnya? Dengan umurnya yang 20 tahun, saya yakin dia paham resikonya. Jika ia tidak membawa surat-surat motornya, tidak membawa helm dan ketahuan melawan arus, maka ia pasti sedang berjudi dengan polisi. Mungkin ia masih merasa hoky alias beruntung lolos dari polisi.

Dan ternyata AS tak beruntung hari itu. Ia disergap dan langsung ditilang polisi atas keteledorannya. Karena tak bisa mengelak dari polisi, maka hanya ada tiga pilihan bagi AS dalam menghadapi polisi. Pertama, ia menerima tilang dari polisi dan apa boleh buat ia harus menerima nasib membayar jumlah denda sesuai dengan keputusan hakim.

Ke dua, ia memelas kepada polisi, meminta belas kasihan dengan bercerita kondisi dirinya yang memprihatinkan. Ia terus menghiba, kalau bisa menangis dengan tetesan air mata bersama pacarnya. Ia meminta polisi agar tidak ditilang dan berjanji benar-benar untuk tidak lagi melanggar aturan.

https://www.youtube.com/watch?v=euSwFZeT2BQ

Ke tiga, jika dua langkah di atas gagal, maka langkah ketiga yakni langkah seribu, kabur di depan polisi. Caranya, pacarnya mencoba merayu polisi, mengalihkan perhatian polisi. Ketika polisi lengah, AS kabur bersama motornya dan adu balap dengan polisi yang mengejarnya. Ketika AS kabur, pacarnya juga pura-pura sakit perut dan langsung kabur juga.

Namun, ketiga cara di atas yang lazim dilakukan para pemotor, tidak dilakukan oleh AS. Ia malah melakukan sebuah aksi di luar dugaan polisi. Ia membanting-banting motornya, merusak sendiri dan berniat melemparkannya.

Kejanggalan bertambah ketika AS melalui video viral yang lain, ikut membakar STNK. Tak diketahui apakah STNK itu asli atau palsu. Yang jelas AS terlihat membakar sendiri sebuah STNK, mirip STNK motor.

Jadi ada dua kejanggalan yang dilakukan AS. Pertama, ia tega membanting-banting motornya padahal masalahnya hanya masalah tilang. Ke dua, ia terus emosi lagi dan belum puas sampai STNK motor yang diduga STNK motor yang dibantingnya dibakar dan divideokan. Benarkah AS sudah frustrasi, stress atau setengah gila? Ternyata aksi AS itu hanyalah sebuah taktik, strategi, skenario untuk menutupi masalah yang sebenarnya.

Setelah polisi menelusuri dengan melihat nomor plakat motor dan nomor rangka motor, ternyata polisi berhasil membongkar dengan cepat alasan di balik aksi AS itu. Ternyata motornya adalah hasil tadahan dan bodong. Artinya motor yang dikemudikan AS itu adalah motor orang lain yang digadaikan dan dijual tanpa BPKB. Dan AS sendiri yang menampung dengan membeli motor curian itu.

Karena hasil tadahan, maka surat motor itu sama sekali tidak lengkap. AS tega merusaknya karena dibeli dengan harga murah, yakni hanya 3 juta Rupiah. Namanya saja motor hasil tadahan. Celakanya AS berani membawa motor tanpa helm dan melawan arus pula.

Lazimnya jika surat-surat motor tidak lengkap atau tak ada sama sekali, maka si pengemudi motor akan mengelabui polisi dengan perlengkapan yang lengkap. Membawa helm, tidak melawan arus dan mematuhi rambu-rambu lalulintas dan sedapat mungkin menghindari polisi.

Namun, hal itu tidak dilakukan oleh AS. Ia justru sedang melakukan sebuah skenario licik, yakni pertama, menghancurkan motornya sendiri. AS menghancurkan motornya dengan alasan harganya murah dan mungkin lebih murah dari harga tilang dengan pasal berlapis. Ke dua, menutupi kecurigaan polisi soal motor hasil tadahan sehingga ia bisa lolos dari penangkapan polisi.

Namun, skenario AS itu dengan mudah dibongkar oleh polisi. Tidak sulit bagi polisi untuk mengetahui apakah motor itu bodong atau bukan. Hari ini [Kamis 8/2], polisi menangkap AS. Ternyata ia tidak sejantan saat membanting motornya. Ia mewek dan terus mewek. Sebentar lagi tersangka.

Jadi teka-teki mengapa AS membanting-banting motornya terbongkar sudah. Ia berusaha menutupi jejak motor itu sebagai hasil tadahan.

Lalu, apa hubungannya dengan Prabowo? Saat melihat video viral AS membanting-banting motornya, saya langsung ingat aksi Prabowo yang melempar HPnya pada tahun 2009. Saat itu PPP menarik dukungan dari Partai Gerindra sehingga Prabowo tidak bisa lagi maju sebagai Capres dan harus berpasangan dengan Megawati.

Sambil marah-marah saat itu, ia melemparkan HPnya ke arah Suharso. Beruntung Suharso saat itu dapat mengelak dari lemparan HP Prabowo. Mengapa Prabowo tega melempar HPnya saat itu? Karena ia sangat marah, sangat kecewa kepada PPP yang menarik dukungannya dari Gerindra.

Jika sekarang Prabowo mabuk dengan mengeluarkan semburan berbagai kebohongan, maka ada alasan sebenarnya di balik aksinya itu. Apa itu? Prabowo sudah tahu bahwa kekalahan sudah di depan mata. Begitulah kura-kura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.