Kolom Boen Syafi’i: ANDAI BERAGAMA ITU SANTAI

“Sampean tidak sendirian, Kang, Tuhan pun juga mempunyai problem yang sama. Tuh, buktinya Yesus, anak Tuhan satu-satunya juga masuk Kristen.”

Inilah kelakar Gus Dur yang pernah Beliau sampaikan, di saat menjawab keluhan dari seorang Kyai yang salah satu anaknya berpindah agama. Mungkin bagi yang sensi, apa yang disampaikan oleh Sang Guru Bangsa ini termasuk ranah penistaan. Namun, yang jiwanya santai, maka joke seperti ini akan membuat mereka terpingkal- pingkal.

Ya, sejatinya beragama haruslah seperti demikian adanya.

Santai di dalam menanggapi segala celotehan maupun ejekan yang datang menyasar agamanya. Toh kesucian agama tidak akan berkurang sedikitpun, meski diejek dan dihina.

Dalam hal ini, saya memuji umat Kristiani ataupun umat agama lain yang sudah teruji bisa mempraktekan sifat sabar, di negerinya sendiri.

Sedangkan umat Muslim? Sayang, sebagiannya masih berfikiran sebatas perang, perang, dan perang. Setelah itu gang bang sama 72 bidadari.

Padahal ini adalah doktrin hoax, yang disusupkan oleh sekelompok Saudi Ngacengisasi, ke dalam ajaran welas asihnya Muhammad Saw. Hingga pada akhirnya, doktrinasi hoax ini merusak nama baik dari Sang Pencerah itu sendiri. Lewat mana? Lewat Hadist-Hadist palsu, maupun Ulama palsu dengan fatwanya.

Inilah problematika Indonesia maupun dunia saat ini, yakni terdapatnya Umat Muslim yang ngakunya pengikut Kanjeng Nabi, namun perilakunya malah mengikuti Abu Jahal, buyut dari King Salman Saudi.

Andai ada yang suka menghina agama lain? Maka yo wes biarkan, toh mereka tidak mengenal agama yang dihinanya, jadi ya wajar kalau tidak tahu dan menghina. Jika keterlauan, ya, serahkan kepada hukum negara, bukan malah melakukan demo yang bersilid-silid jumlahnya.

Karena intinya, inti dari semua ajaran agama itu adalah sifat sabar. Sifat seperti ini hanya datang kepada mereka yang mempraktekan, bukan malah mereka yang hanya pintar berbicara bijak, namun nihil dalam ilmu penerapannya.

Ahsudalah.

“Cak, ternyata sabar itu bisa dibeli, lho. Tuh ada surat sabar yang bernama Jawa Pos, Memo, Surya, dan harganya pun gak sampai lima ribuan.”

Weladalah, itu namanya surat kabur, Di, Paidi..

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.