Kolom Boen Syafi’i: ANDAIKAN JOKOWI MAU

Sudah berpuluh-puluh kali saya menulis artikel tentang beliau, tetapi tidak ada sedikitpun rasa bosan terhadapnya. Saya bukan buzzer dan saya juga tidak pernah dibayar untuk menulis satu dua bait tentang beliau. Saya juga tidak ingin mencuci otak nalar anda. Karena saya hanya menyuarakan hati nurani, bukan bermaksud ingin mempengaruhi.

Kenapa harus Jokowi? Satu hal saja yang mendasari rasa kagum saya terhadap beliau, yakni KESEDERHANAAN.

Kesederhanaan yang tidak dibuat-buat. Begitu alamiah dan mengalir apa adanya. Bisa menerima siapa saja, dari rakyat jelata sampai “nguwongke” musuh-musuhnya. Lihat saja pakaian yang beliau pakai? Hem putih dan terkadang sarung yang menjadi ciri khasnya. Senyum, selalu menyapa dan tidak mudah marah, menjadi sikap dan kepribadian khas NUsantara.

Terlebih keluarga beliau. Lihatlah Ibu Iriana Jokowi istri beliau. Dandanannya tidak pernah menor, tetapi tetap cantik karena sikap dan kepribadiannya. Lihatlah anak anaknya. Andaikan Pak Jokowi mau, maka pastilah mereka akan dijadikan komisiaris utama di sebuah perusahaan BUMN, paling minim punya saham untuk menjamin masa depan mereka. Atau paling tidak dibuatkan partai dan menjadikan mereka sebagai “pangeran” untuk meneruskan dinasti kekuasaannya.

Tetapi, apakah hal itu dilakukan? Ternyata tidak sama sekali. Anak-anaknya malah lebih memilih untuk Berdikari dan tidak ingin merepotkan ataupun menebeng nama besar bapaknya.

Si Gibran berjualan martabak, Si Kaesang berjualan pisang goreng dan si Kahiyang Ayu malah menjadi Ibu rumah tangga dan ikut suaminya ke Medan, Sumatera Utara. Inilah sejatinya kesederhanaann itu, yakni tidak tergoda sedikitpun ketika mempunyai peluang besar untuk memanfaatkan kekayaan, kedudukan dan jabatan yang dipunyainya.

Tetapi, jika mata hati sudah tertutupi oleh kebencian, maka kios martabak pun akan didemo demi melampiaskan nafsu angkara murka. Ini masih kios martabak, apalagi kalau si Gibran seperti Tomi “Bento” Suharto. Bisa-bisa, Warteg kebanjiran order karena adanya demo yang bersilid-silid jumlahnya.




Ganti Pesinden? Emang Gantinya Siapa? Au ah (lalu terbanglah mereka karena hari sudah mulai senja).

“Klebak Klebak Klebak”.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.