Kolom Boen Syafi’i: DIBANGUN ATAU TIDAK INFRASRTUKTUR TETAP SALAWI

“Ok, katakanlah Jokowi itu yang bangun ribuan Km jalan tol. Lha, terus apa manfaatnya buat sampean?”.Fakta, pembicaraan seorang kamvret yang ingin “meracuni” 2 orang temannya di sebuah warung kopi. Padahal, waktu itu ingin saya jawab sambil menyemprotkan kopi dari mulut biar si genderuwo itu pergi.

Uhh, benar-benar sebuah hari yang menguji emosi, namun prinsip saya tetap berkata: “Orang sabar pantatnya lebar.”

Apa sih manfaatnya jalan tol bagi orang-orang yang tidak mempunyai mobil, seperti Kang Paidi? Jalan tol, secara faktual memang dinikmati oleh pengguna kendaraan beroda empat atau lebih saja. Namun, apakah kesemua pengguna jalan tol itu tujuanya berpariwisata?Tentu saja tidak, bukan?

Ada yang pergi bekerja, ada yang menyuplai barang, ada pula yang ingin cepat sampai ke kota tujuan. Dan, yang terpenting adalah, adanya kendaraan yang membawa orang sakit ke RS agar cepat tertangani.

Sekarang andaikata pembangunan jalan tol itu kurang masif atau tidak ada, adakah jaminan kemacetan yang setiap hari terjadi di jalan akan terurai? Adakah jaminan bahwa distribusi barang pokok lancar dan tidak menyebabkan kelangkaan? Andai terjadi kelangkaan, adakah jaminan harganya tidak akan melambung tinggi?

Tidak ada jaminan, bukan? Karena kesejahteraan itu sejatinya bermula dari akses atau jalan. Percuma saja membangun pasar yang megah ataupun tempat pariwisata, jika aksesnya saja tidak ada. Ahsudalah.

Tol dibangun, salah Jokowi. Tol gak dibangun lebih salah lagi si Jokowi. Menang efek micin itu Emejing Warbiasyah.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.