Kolom Boen Syafi’i: INDONESIA BERDUKA

“Kulo niki sampun 90 tahun langkung, namung kepengen khusnul khotimah” (saya ini sudah berusia 90 tahun lebih, cuma ingin wafat dalam keadan baik).

Begitulah perkataan Al Maghfurlah Mbah Kyai Maimoen Zubair sebelum berangkat menunaikan ibadah Haji (yang saya kutip dari akun Gus Mus). Seorang Kyai karismatik sekaligus sesepuh NU yang selalu menjadi rujukan pertama para Kyai, untuk sekedar meminta wejangan atau nasihat darinya.

Tidak berlebihan jika saya menuliskan judul “Indonesia Berduka”.

Wafatnya Beliau menyisakan banyak duka untuk segenap Bangsa Indonesia. Bukan lagi satu suku, satu etnis, lebih lebih satu Agama, melainkan semua etnis, suku, Agama maupun yang ateis sekalipun meratapi kepergiannya.

Semua rakyat meratapi kepergiannya, tak lupa ikut pula mendoakannya.

Luar biasa, setelah dahulu wafatnya Al Maghfurlah Gus Dur diratapi oleh ratusan juta manusia, kini Mbah Kyai Maimoen Zubair pun demikian adanya. Itulah manusia baik, dan tolok ukur dari manusia baik adalah selalu diratapi kepergiannya oleh lautan manusia lainnya.

Agama hanyalah sebuah perantara, agar manusia bisa berbuat baik, berbelas kasih, dan penuh dengan karya baik, agar bisa dinikmati oleh manusia yang masih berada di dalam alam fana. Dan Alhamdulillah, Al Maghfurlah Mbah Kyai Maimoen Zubair sudah memiliki itu semua.

Tinggal kita merenung, karya baik apa yang bisa kita tinggalkan, sebelum Sang Ilahi Rabbi memanggil kita. Meskipun “kepergian” kita nantinya tidak diratapi oleh jutaan manusia, namun minimal anak Istri, selalu mengenang budi baik kita selama di dunia.

Jika belum bisa bermanfaat buat sesama, maka sebisa mungkin janganlah merugikan hidup manusia lainnya

Tuhan hanya memandang seberapa besar kebaikan hamba-hambaNya. Bukan melihat ketaatan. Namun, di lain pihak, malah sering membuat kehancuran di dunia. Sugeng tindak Mbah Kyai, segala kebaikan dan budi baik dari Panjenengan, akan dikenang sepanjang masa.

Salam GUSDURian.. Salam Jemblem…

One thought on “Kolom Boen Syafi’i: INDONESIA BERDUKA

  1. “Jika belum bisa bermanfaat buat sesama, maka sebisa mungkin janganlah merugikan hidup manusia lainnya”, Kolom BS Sorasirulo. Ini adalah anjuran dan nasehat yang mantap.
    “Bermanfaat buat sesama” adalah tradisi utama leluhur bangsa kita. Tetapi kultur kita yang indah itu telah banyak dirusak oleh pengaruh ‘kultur luar’ seperti kaum kolonial dijaman lalu, dan sekarang oleh kultur luar yang diprakarsai oleh the world political power yang pusatnya di AS (Trump). Trump menamai kekuasaan ini ‘Global Power Structure’, a ‘corrupt political establishment’, ‘criminal enterprise’ dimana ‘Their financial resources are virtually unlimited, their political resources are unlimited, their media resources are unmatched, and most importantly, the depths of their immorality is absolutely unlimited.’ Lengkapnya bisa digoogle disini: Transcript: Donald Trump Speech in West Palm Beach Florida, October 13, 2016
    Kebejatan moral gerombolan ini ‘unlimited’, tidak terbatas. Kita punya pengalaman konkret. Adu domba anak bangsa, sehingga 3 juta orang disembelih 1965, disembelih dihadapan anak-istri, disaksikan banyak orang. Betul memang gerombolah NWO ini punya ‘immorality absolutely unlimited’. Setelah itu sim sallabim . . . , kekuasaan Soekarno dicopot dan triliunan dolar SDA dikeruk selama setengah abad tanpa suara. Global gavernment yang tak bermoral inilah yang telah menghancurkan banyak negara-negara nasional, termauk moralnya, digantikan dengan moral ISIS, HTI, FPI, Rizieq dsb. Atau seperti Trump bilang “that have destroyed their sovereignty and have destroyed many of those nations.”
    Jadi semakin jelas bagi bangsa ini bahwa ulah HTI, FPI, ISIS, Taliban, Rizieq, sebagian orang-orang Arab seperti disinyalir oleh mantan kepala BIN, adalah gerakan-gerakan yang dibangkitkan dan ditunjang oleh global power dengan finansialnya yang tidak terbatas itu pakai ‘criminal enterprise’ yang tidak bermoral itu!
    Selama ‘criminal enterprise’ yang berpusat di AS ini ini masih kuat, selama itu juga masih terus ada gangguan moral criminal di negeri kita.

    Lahirnya dan munculnya nasionalis Trump abad 21 adalah titik terang bagi AS dan rakyatnya. Trump tadinya juga adalah anggota ‘klub’ ini (NWO, criminal enterprise). Dia bilang: “Because I used to be part of the club, I’m the only one that can fix it.”

    Ayo pak Trump fix it, terutama di AS! Di Indonesia ada Jokowi yang akan menyelamatkan nation ini. Beliau telah pukul genderang perang mengusir dan menghilangkan pengaruh buruk kultur asing (Arab dan Barat) yang jelas merusak tradisi dan way of thinking leluhur bangsa kita yang indah itu. Dan di Filipina ada Duterte.
    Maju terus kaum patriot dunia memperjuangkan kepentingan nasional semua nation-nation dunia, dari perusakan dan cengkraman global criminal.
    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.