Kolom Boen Syafi’i: JOKOWI HANYA PUNYA SATU PILIHAN, LAWAN!

Rapor Jokowi merah untuk penanganan tindakan intoleran. Ya, sebenarnya di kalangan relawan banyak yang “gerundel” hatinya dengan berkata seperti itu. Ada pula yang berkata, Jokowi hanya bisa membangun tapi tidak cukup nyali menghadapi gerombolan intoleran radikal terutama FPI yang saat ini semakin berulah saja.

Apakah benar anggapan bahwa Jokowi tidak bernyali?

Jika dilihat dari kasus Dulsomad, penyerangan asrama pemuda Papua di Surabaya oleh sekelompok orang yang memakai atribut FPI, maka bisa jadi Jokowi memang tidak punya nyali untuk melawan mereka. Namun, jika melihat kepada pengambil alihan Freeport dan pembubaran HTI, maka sepertinya Jokowi adalah antitesis dari semua tuduhan yang diarahkan kepadanya.

Jokowi itu bekerja dalam senyap, dan ini yang tidak pernah orang sadari. Kemenangan yang dia raih di Pilpres kemarin bukan membuat “musuh” nya takut apalagi kabur. Melainkan malah tambah gila-gilaan untuk menjungkirkan dirinya dari tampuk Presiden Indonesia.

Horror sekali bukan? Bagi para begundal negara, tidaklah penting siapa Presidennya, asalkan setir kemudi tetap dipegang oleh mereka. Mereka punya dana melimpah hasil 50 tahun lebih menggarong alam Indonesia. Mereka punya relasi di Barat. Dan mereka punya orang dalam, yang sudah terpapar idiologi khilafah namun berbalut Pancasila.

Siapa saja mereka? Sejarahlah yang akan membuktikannya. Saat ini, Jokowi hanya mempunyai satu pilihan saja, yakni melakukan perlawanan. Mustahil dirinya menjilat ludah sendiri dan berbalik arah menjadi sekutu mereka.

Jika perlawanan itu gagal, bisa jadi nasibnya sama seperti Gus Dur yang diturunkan di tengah jalan, dengan tuduhan yang sangat mengada-ada. Namun, jika perlawanan itu sukses, maka kejayaan NUsantara sudah ada di depan mata.

Tetapi perlu dicatat, Jokowi selalu bisa lolos di saat kesulitan datang menyapa. Kenapa demikian? Karena tubuh cungkringnya itulah bukti konkrit, bahwa restu dari para leluhur akan selalu bersamanya.

Asalkan Jokowi tidak menjadi “gemuk”, maka “Ndaru” dari Sang Hyang Widi akan selalu berada di genggamanya. Gus Ali Tulangan Sidoarjo pernah berkata dengan sangat penuh keyakinan, bahwa: “Nanti di tahun 2027, Indonesia akan menjadi kiblat peradaban dunia.”

Nah, apakah mungkin kiblat peradaban dunia, dipimpin oleh seseorang ataupun kelompok yang tidak beradab? Maka apapun yang dilakukan oleh Jokowi saat ini, sejatinya dia telah membukakan jalan bagi datangnya sang calon pemimpin tersebut.

“Anis kah, Cak?”

Weladalah, kalau si Anis? Maka peradaban kenthir jahiliyah lah yang ada, Di, Paidi ….

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.