Kolom Boen Syafi’i: KEBAIKAN TANPA BATAS

“Jangan menunggu menjadi sempurna untuk mengasihi sesama.”

 

Sebuah pepatah bijak yang sangat luar biasa dari Bunda Theresia. Seorang biarawati fenomenal, yang konsisten untuk merawat kaum miskin di India sampai akhir hayat beliau. Selama ini mungkin keterbatasanlah yang menjadi sekat untuk kita bisa berbuat baik terhadap sesama. Padahal kebajikan atau amal baik itu tidaklah harus menunggu ketika kita mampu saja.

Berbuat baik dengan segala kemampuan kita sejatinya sudah sangat luar biasa di hadapanNya. Apalagi berbuat baik, dengan segala keterbatasan yang kita miliki.

Seperti halnya Gus Dur. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, beliau mampu menaklukan hati siapa saja untuk mencintainya. Baik dari kalangan umat Muslim sendiri, maupun dari umat Non Muslim sekalipun. Selama hidup bahkan sampai wafatnya, beliau banyak sekali memberikan manfaat kepada umat manusia. Kebaikan tanpa batas, tanpa mengenal etnis maupun agamanya.




Kebaikan yang akan selalu terkenang selamanya, di hati setiap anak bangsa, yang mencintai kebhinekaan dan budaya luhur bangsanya. Kebaikan yang tak akang lekang ditelan jaman. Dan sesungguhnya, inilah intisari dari ajaran sebuah agama, yakni memanusiakan manusia. Dengan memanusiakan manusia, sama halnya, kita menghormati Sang Maha Pencipta.

Rosululloh Saw, Bung Karno, Gus Dur, Wali Songo, Mbah KH Hasyim Asyarie, Bunda Theresia, Mahatma Gandhi, adalah contoh-contoh nyata betapa kepergian mereka ditangisi dan dirindukan selalu kehadiranya.

Dan, seperti yang pernah diucapkan oleh Gus Dur waktu itu, yakni:

“Di saat hari kelahiran kita, mereka tertawa-tawa sedangkan kita menangis. Dan sebaliknya kita akan tertawa lepas dan mereka menangis sejadi-jadinya di saat hari kematian menjemput kita.”

Gus Dur pun sekarang sudah tertawa-tawa di sana. Joke-joke segar pun beliau lontarkan, hingga membuat para Malaikat dan Bidadari tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya.

Gus, perjuanganMu tak akan pernah terhenti. Dan kami tahu itu, karena itulah janji kami.

Salam GUSDURian.. Salam Jemblem.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.