Kolom Boen Syafi’i: MELINTASI BECAK WAY DI NEW YORK

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, karena pesawat Lorena terjebak kemacetan parah di Tol Sumobito Km 90, akhirnya kami sampai juga di Bandara JFK New York city. Sekeluar dari Bandara, kami pun memanggil taksi. Tapi ternyata tak ada satu pun taksi yang mangkal di sana. Yang ada malahan tukang becak saja.

Ya, sudah, akhirnya dari Bandara JFK ke New York Zoo kami menggunakan becak sebagai moda transportasinya. Kami pun memanggil si tukang becak.



Si tukang becak berkata: “Where are you going, Mas?”

Kami pun menjawab: “We wanna walking-walking ke Kebun Zoo, mister.”

Tukang becak: “Lho, sampean wong Indonesia, toh?”

Kami: “Hoo’oh, cak, sampean juga dari Indonesia juga, toh?”

Tukang becak: “Iyo, mas. Aku wes 5 tahun hidup di sini. Rumahku di belakang omahe Obama itu, lho mas. Mampir tah?”

Kami: “Suwun, cak, kapan-kapan wae, yo. Anakku ingin cepat-cepat pergi ke New York Zoo soal e.”




Tukang becak: “Iyo, wes, mas. Rapopo. Kapan-kapan yo iso, kan?”

Kami: “Eh, di New York ternyata ada becak way-nya, yo, cak? Drastis benar perubahan e.”

Tukang becak: “Yo, saking, mas. Gubernurku melu edan.”

Kami: “Lho, kok ikut edan. Emang kenapa, cak?”

Tukang becak: “Lha, gara-gara Si Wagabener Jakardah yang kemarin ke sini. Akhir e Gubernurku ikut-ikutan menghidupkan becak lagi.”

Kami: “Woalah, ceritanya gitu toh, cak? Berarti bukan si Wagabener yang nyontoh Amrik yo, cak?”.

Tukang becak: “Yo, enggak lah mas. Lha, wong malah Gubenur New York seng nyontoh wong kentir Wagabener Jakardah iku.”




Setelah beberapa lama, kami pun sampai di depan kebun binatang New York Zoo).

Kami: “Wes suwun yo, cak, berapa biaya ne?”

Tukang becak: “Wes ora usah mbayar, mas. Kalau ke sini lagi bawakan jembleme Yu Waginem wae, yo.”

Kami: “Jo’oh cak, siaaaaffff. Eh namane sampean siapa, cak?”

Tukang becak: “Namaku wes terkenal di Amrik sini, mas. jenengku Cak Norris.”

Kami: “Woalah Cak Norris bintang film hollywood kae, toh? Lha saiki kok mbecak, cak?”

Tukang becak: “Gubernurku pengen setiap rakyatnya belajar mbecak, mas? Termasuk aku ini. Wes emboh paling Gubenurku kebanyakan air jamvan, mas.”

Kami: “Oww, gitu toh ceritanya. Ya, sudah suwun banget yo, cak.”

Tukang becak: “Ho’oh, mas, podo-podo.”

Perjalanan becak way di New York Amrik yang menyenangkan.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.